Bagi Stela, tidak bertemu Xan selama seminggu ini membuatnya amat sangat merindukan bocah manis gendut itu.
Waktu masih menunjukkan pukul 4 sore, ia akan pulang kerja sekitar jam 6 sore. Maka setelah itu shift akan berganti.
Tling!
Bel pintu berbunyi, tanda ada pelanggan. Salah satu senior Stela segera menghampiri sang pelanggan, guna menanyakan pesanan.
Tak lama setelahnya senior Stela kembali, memberikan berderet pesanan pelanggan. Stela dengan cepat membantu temannya membuat minuman yang diminta, ya... Terkadang ia melakukan hal yang bukan tugasnya.
"Stela, bisa tolong kamu yang bawa? Kakak kebelet ke kamar mandi. Tolong ya!" Ucapnya cepat sambil sedikit berlari menuju kamar mandi, sedangkan Stela hanya mengangguk.
Lalu setelah pesanan diselesaikan oleh temannya, segera ia membawa nampan berisikan kopi dan roti bakar isi keju.
"Permisi, ini pesanannya. Satu kopi dan satu porsi roti bakar, benar?" Tanya Stela memastikan.Lalu tak lama orang itu mendongak, membuat Stela terkejut. "O-oh, hallo. Bukankah anda yang waktu itu dirumah sakit, tuan?" Tanya Stela.
Pria itu mengangguk, tanpa mengalihkan tatapannya dari Stela. Dan itu membuat Stela bingung serta canggung. "Uhm, ada apa?" Tanya Stela lagi.
"Huh? Tidak" jawabnya cepat. "Bisakah kita bicara sebentar?" Pertanyaan itu justru membuat Stela semakin bingung.
"Hanya sebentar, saya mohon" Stela akhirnya menyanggupi, setelah mendapat kode dari seniornya yang memperbolehkannya berbicara sebentar.
Stela duduk di depan pria itu, menatap penasaran pada pria tersebut. "Apa yang ingin anda bicarakan?" Tanya Stela.
Pria itu menghela nafas, menatap Stela tepat pada matanya. "Benar nama lengkap mu Auristela allisya lesham?" Tanyanya.
Stela mengangguk membenarkan. "Bisa langsung pada poinnya? Saya takut akan berbelit nantinya"
Lagi dan lagi pria itu menghela nafas, ia agak ragu memberikan ini pada Stela sebenarnya. Ia takut Stela akan menolak permintaannya dan menepis kebenaran yang ada. "Mungkin lebih baik kamu lihat dulu foto ini" ujarnya sambil memberikan sebuah foto pada Stela.
Stela menerimanya, memperhatikan foto itu dengan seksama. Ada 4 orang dewasa didalam foto itu, dan dua diantaranya adalah orangtuanya dan satu pria lagi adalah orang didepannya serta seorang wanita yang dirangkul mesra olehnya.
"Saya yakin kamu kenal dengan dua diantara mereka ber-4, dia orangtuamu. Lebih tepatnya adalah paman dan bibi mu" Stela diam.
"Apa hubungan anda dengan mereka?" Tanya Stela.
"Bagaimana jika saya bilang saya ayah kandung kamu?"
🍼🍼🍼
"Permisi bos, ada yang harus saya sampaikan" ujar Jaden sambil mendekat pada sang bos yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya dengan satu tangan menahan bocah kecil yang tertidur dipangkuannya agar tidak terjatuh.
Ayres melirik sekilas, kemudian mengangguk. "Hari ini sekitar pukul 4 sore tadi ada seorang pria yang mendatangi nona Stela ditempat kerjanya. Usianya sekitar 50 tahun, terlihat kalau nona Stela dan pria itu sedikit berbincang. Terlihat sangat serius, sampai beberapa menit setelah pria paruh baya itu pergi meninggalkan nona Stela yang masih terdiam duduk di cafe" jelas Jaden.
"Siapa pria itu?" Tanya Ayres, ia menutup laptopnya. Menatap penuh pada Jaden.
Yang ditanya kembali menatap tab nya. "Datanya baru saja dikirim, o-oh..." Jaden terlihat terkejut, membuat Ayres semakin penasaran.
"Apa?"
"D-dia... Tuan besar Lesham, ayah kandung nona Stela"
🍼🍼🍼
Note:
Ga ada ide:)
Makin ga seru, makin kesini makin monoton haha:))Boleh tanya?
Rin udah hampir tiga tahun ga suka sama cowok kecuali mengagumi, itu pun cuma selang seminggu. Wajar ga? Soalnya Rin sukanya sama Renjun:)By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...