Saat ini Stela, Xan, Aiyla dan July sedang berada di taman dekat flat Stela. Mereka memutuskan untuk bermain disana.
"Let's play ball, let's play ball~
Yo youl my univels vels vels vels" Xan terlihat sangat antusias bermain bola dengan anak-anak seusianya di sama, taman saat sore cukup ramai dengan anak-anak.Ia bernyanyi ria bersama yang lain, menendang bola ke sana kemari. Tak sedikit para orang tua terpaku saat melihat Xan, anak itu memang sangat tampan dan lucu. Membuat sebagian ibu-ibu yang memiliki anak perempuan menjadi menjodoh-jodohkan dengan putri mereka.
Xan terlihat kelelahan, ia menghampiri Stela yang langsung di sambut dengan pelukan oleh Stela. "Lelah?"
Xan mengangguk, ia menyambut air mineral yang disodorkan Stela padanya. Meminum rakus air mineral itu. "Pelan-pelan sayang~" kata Stela, ia takut Xan tersedak.
>>><<<
Tring!
Tring!
Telepon rumah berbunyi, salah satu maid disana menghampiri telepon itu guna menanyakan siapa yang menelpon.
"Halo, dengan rumah keluarga Dexter"
"Bibi, bagaimana Xan?" Oh ternyata tuan besar.
"Mengapa tuan bertanya pada saya lagi? Bukankah tadi tuan muda sudah izin dengan tuan besar kalau tuan muda ingin bertemu dengan nona aunty?" Tanyanya pada sang tuan.
Ayres menggeram pelan. "Tidak ada satupun yang izin dengan ku hari ini"
Maid itu mulai keringat dingin. "K-kalau itu saya tidak tau tuan, tuan muda keluar dengan pengawasan ketat juga dia pergi dengan pengawal kepercayaan anda" katanya menjelaskan.
Namun setelah itu sambungan telepon itu terputus, membuat maid itu terdiam. Namun setelah itu dengan tergesa ia mengambil ponsel di saku seragam maidnya, mencari nomor sang kekasih.
Sampai tiga kali ia menelpon kekasihnya tak mengangkatnya, maid itu sudah prustasi. Sesuatu yang kurang mengenakkan akan terjadi setelah ini, dan bisa jadi kekasihnya pun ikut terlibat.
"Lebih baik kirim pesan" monolog nya.
To; bee🐝
'Aku tidak tau apa yang akan terjadi padamu, tapi tuan besar bilang kau tidak bilang akan membawa tuan muda ke flat nona muda itu. Kau tidak mengatakan apapun padanya?'
'Kuharap kau baik-baik saja, bayi ini tidak bisa hidup tanpa sosok ayahnya. Kumohon pulanglah dengan selamat'
>>><<<
"Sial" pria itu dengan tergesa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan 'lumayan' tinggi.
Ia memarkirkan mobilnya asal, segera menaiki lift menuju flat Stela. Namun saat ia ingin membuka pintu, ternyata terkunci. Itu artinya Stela dan Xan tidak ada dirumah saat ini.
Dengan segera ia kembali turun ke bawah, baru saja ia ingin membuka pintu mobil suara yang terdengar familiar masuk dalam Indra pendengarannya.
"Aunty! Tenapa manteman aunty puyang?""Cuaca sudah sore, juga mendung. Jadi mereka pulang, dan Xan juga harus pulang nanti-"
"Xan!"
Ayres segera menghampiri keduanya, mengambil paksa Xan dalam dekapannya.
"Ddy tenapa nda peyan-peyan? Pundun na San atit~" Xan merengek, memang Ayres tadi sedikit kasar. Efek khawatir mungkin.
[Daddy kenapa ga pelan-pelan? Punggungnya xqn sakit~]Mendengar rengekan itu Ayres melonggarkan pelukannya. "Maaf"
Xan mengangguk, membalas pelukan sang Daddy. "Nda apa-apa ko, macuk yu~ ujan lo.." kata Xan sambil menunjuk ke arah langit yang sudah menggelap.
Ayres menggeleng. "Kita langsung pulang saja" katanya sambil membawa Xan menuju mobilnya, namun Xan memberontak ingin turun.
"Nda! Mo aunty! Mo Shera!" Katanya sambil memukul-mukul dada Ayres.
Tak peduli dengan Xan yang berontak, Ayres memaksa Xan duduk di dalam mobil. Memasang seat belt, lalu ia memutar mobil untuk duduk di seat kemudi.
Xan didalam mobil memukul-mukul kaca mobil, menarik-narik seat belt agar terlepas dari dirinya. Menangis kencang sampai terdengar keluar mobil.
"Aunty!!! Ndak! Mau aunty! Tepas!!! HUAAAA hiks-"
"Diam" suara dengan nada datar dan dingin itu malah membuat Xan semakin menangis kencang, ia takut. Takut dengan Ayres, ini pertama baginya.
Stela menatap khawatir Xan dari luar mobil, namun ia tak bisa apa-apa. Ia jelas marah dengan sikap pemaksa Daddy nya Xan itu, namun ia bukan siapa-siapa.
Lalu mobil itu pergi dari hadapannya, dengan hujan yang turun dengan derasnya. Tapi tak lama empat mobil berhenti di depannya, seseorang keluar dari sana. Oh! Itu yang mengantar Xan tadi pagi.
"Kemana Xan?" Tanyanya to the point.
"T-tadi dia dibawa pulang-"
"Oleh tuan besar Ayres?" Tanyanya panik.
Stela bingung, jadi Daddy nya Xan bernama Ayres?
"A-aku tidak tau siapa itu Ayres, tapi yang tadi membawanya itu Daddy nya""Shit!" Ia panik bukan kepalang, segera menaiki mobil tadi dan pergi dari sana. Meninggalkan Stela ditengah-tengah hujan.
Merasa sudah kedinginan, Stela segera naik ke flatnya. Mandi dan mengganti bajunya dengan baju hangat, sampai matanya tak sengaja melihat boneka Moomin kecil milik Xan.
"Tuhan, mengapa ia tadi begitu kasar? Semoga Xan baik-baik saja" katanya merapalkan doa.
🍼🍼🍼
Note:
Ga kasar kan bestie? Btw, media visual Ayres ya:)
Dia Mark Lee SuperM, Rin pikir itu cocok untuk jadi visualnya Ayres:3
Ada yang keberatan? Bilang aja, nanti kita diskusikan lagi(≧▽≦)Mari kita panjatkan doa bersama agar Xan baik-baik saja😭
Ddy angly, hiks~ - Xan
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...