"Baiklah, hasil akan keluar sekitar 2-4 minggu" ucap sang dokter dengan senyum. Menatap Stela juga tuan Lesham yang sibuk mendengarkan sang dokter dengan seksama.
Tuan Lesham mengernyit. "Kenapa lama sekali?" Tanyanya tak terima.
Sang dokter tersenyum. "Anda bisa datang kembali sekitar 2-4 minggu mendatang, akan kami hubungi anda jika hasilnya keluar nanti" ucap sang dokter lagi. Ia berusaha sabar rupanya.
Lalu Stela dan tuan Lesham keluar dari ruangan, dan terlihat Ayres juga Anthony disana. Senantiasa menunggu mereka berdua keluar dari ruangan.
Melihat Stela sudah keluar Ayres segera bangkit, menatap Stela dengan senyum tipis. "Sudah?"
Stela mengangguk, dengan senyum tipis. "Mau pulang?" Tanya Ayres.
Lagi, Stela mengangguk. "Tapi aku pulang sendiri aja, kakak pasti sibuk" ucap Stela pengertian.
"Ga apa-apa-"
"Daddy!" Ucapan Ayres terpotong akibat pekikan suara anak kecil yang terdengar familiar.
Semuanya menoleh, menatap seorang anak kecil yang bahkan tingginya kurang dari tinggi lutut pria dewasa.
"Xan?" Tanya Ayres dan Stela berbarengan, heran, bagaimana bisa Xan berada di rumah sakit.
Xan merentangkan kedua tangannya lebar, dengan sigap Ayres merendahkan tubuhnya dan ikut merentangkan kedua tangannya. Namun, ternyata tujuan Xan bukan Ayres melainkan Stela. Maka Stela dengan cepat segera membawa Xan pada gendongannya, menahan rasa linu di sikut bagian kanannya.
"Hallo, jagoan~ kenapa bisa ada di sini, hm?" Tanya Stela sambil mengelap ingus yang keluar dari hidung kecil yang memerah itu.
"Tanen aunty~" ucapnya dengan nada manja. Bibirnya mengerucut, kedua mata bulatnya nampak berkaca-kaca, hidung dan pipinya nampak memerah akibat kedinginan.
Stela tersentuh, menggigit bibir bawahnya gemas. "Ow~ anak tampan ini menggemaskan sekali, hm?" Stela mencubit pelan pipi tembam Xan, membuat air yang menumpuk di ujung mata bulat itu akhirnya tumpah.
"Hiks-" satu isakan keluar, membuat Stela terkejut.
"Kenapa menangis?" Tanyanya khawatir. Sejujurnya hanya Stela yang khawatir, sedangkan ketiga lelaki di belakangnya hanya menatap datar bocah manis itu.
Bocah itu jago berakting rupanya. Batin ketiganya.
"Hiks- I'm so shy HUAAAA"
>>><<<
Setelah kejadian Xan menangis di rumah sakit tadi, mereka semua memutuskan untuk pulang.
Saat ini Stela sedang berada di dalam mobil Ayres, pria itu akan mengantarkan Stela pulang. Walau tadi mereka sempat mampir untuk bertemu Jay.
Flashback on
"Kak, kita ketemu sama Jay dulu ya? Ngga enak kalau ga mampir" kata Stela dengan nada berharap. Saat ini Xan sudah berada di gendongan Ayres, pria itu tau tangan Stela masih sakit.
Ayres menoleh dengan kepala sedikit menunduk, menatap Stela yang lebih pendek darinya itu. Ia terdiam sejenak, memperhatikan pahatan indah makhluk di depannya. Cantik.
"Kak? Gimana, boleh?" Tanya Stela lagi saat tak mendapat respon dari Stela. Sebenarnya Stela juga ragu, pasalnya terakhir kali mereka berdua bertemu tidak berakhir baik.
"Kalau engga juga ga-"
"Ayo" Ayres dengan segera menarik lembut lengan Stela kembali masuk ke gedung rumah sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...