05

236K 18.9K 162
                                    

"Umm, Xander Dexter?" Tanyanya memastikan, pasalnya tulisan anak itu seperti ceker ayam.

Anak itu mengangguk antusias, tersenyum bangga saat Stela mengucapkan namanya dengan ejaan yang benar.

"Ama Ommy apa?" Tanya penasaran.
[Nama mommy siapa?]

"Auristela Allisya Lesham, bisa panggil aku apa aja asalkan jangan mommy. T-tolong jangan nangis dulu, M-masalahnya aku bukan mommy kamu" ucapnya cepat pada akhir kalimat saat melihat perubahan raut wajah anak itu.

Anak itu menunduk diam, memilin ujung bajunya. Kemudian mengangguk dan mengangkat kepalanya sambil tersenyum.

"Ote! Atu anggil aunty aja ya?" Katanya tanpa melunturkan senyuman nya, walaupun raut wajahnya tak se sumringah saat memanggil Stela dengan sebutan mommy.
[Oke! Aku panggil aunty aja ya?]

Stela hanya bisa tersenyum dan mengangguk, mengusap lembut rambut anak itu.

"Lalu aunty panggil kamu apa?"

"Umm" mengetuk-ngetuk dagu membuat pose berpikir.

"San aja!" Katanya sambil melihat ke arah Stela.
[San aja!]

"San?"

"Um!" Mengangguk semangat.

"Kan Ama nya Sandel, adi anggil San aja ote?" Anak itu pun turun dari kursi dan naik ke pangkuan Stela.
[Kan namanya Xander, jadi panggil Xan aja oke?]

"Oke" kata Stela sambil menahan pantat Xan agar tidak jatuh.

"Hihihi" Xan terkikik geli, menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Nah, sekarang coba kamu tulis nama Daddy kamu. Siapa tau kalau itu akan mempermudah cari Daddy kamu kan?"

"Uum bental ya.." Xan mengambil kertas itu lagi, memutar tubuhnya menghadap meja.
[Uum bentar ya..]

Setelah agak lama menunggu, Xan kembali menyodorkan kertas itu pada Stela. Stela mengambil kertas itu dari genggaman Xan.

"Oh, oke. Sekarang kita mandi, dan habis mandi kita akan cari Daddy nya Xan oke?" Tanya sambil emeluk gemas Xan.

"Ote!"
[Oke!]

>>><<<

09.33

Stela berjalan sambil mengeratkan mantelnya dan mantel Xan agar tidak kedinginan, mereka sekarang menuju kantor polisi terdekat guna mencari Daddy Xan.

"Aunty! Aunty!" Xan bergerak heboh di gendongan Stela, membuat Stela menurunkan Xan dari gendongannya.

"Kenapa sayang?" Katanya sambil mensejajarkan dirinya dengan Xan.

"Tu! Tu aunty!" Pekiknya sambil menunjuk kearah stan ice cream.
[Itu! Itu aunty!]

Stela menghela nafas, "Masih pagi sayang~"

Xan menggeleng ribut, "Ec klim! Mau Ec klim!" Katanya sambil terus menunjuk ke penjual ice cream itu.
[Ice cream! Mau ice cream!]

Stela pasrah, "Hanya satu cup, janji?" Katanya sambil mengangkat jari kelingkingnya, membuat pinky promise.

Xan awalnya diam, melihat jari kelingking Stela kemudian wajah Stela. Sampai ia pun membalas tautan kelingking Stela, dan tersenyum.

"Nji!" Katanya semangat, lalu menarik-narik Stela ke arah penjual ice cream tersebut.
[Janji!]

Stela kembali menggendong Xan dan berjalan ke arah penjual ice cream, ini bukan stan tetap. Stan ice cream ini seperti ice cream food truck, dengan beberapa meja yang disiapkan untuk makan ditempat.

 Stan ice cream ini seperti ice cream food truck, dengan beberapa meja yang disiapkan untuk makan ditempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xan sibuk memilih rasa ice cream yang ingin dia makan.

"Mau ini, ini ma ni! Yang anyak ya~" katanya imut pada sang penjual ice cream, sedangkan sang penjual ice cream hanya tersenyum gemas melihat Tingkah laku Xan.
[Mau ini, ini sama ini! Yang banyak ya~]

"Pesan rasa coklat, vanila dan strawberry campur dalam satu cup. Sedangkan satu cup lagi rasa vanilla Oreo" kata Stela.

Setelah itu Stela duduk disalah satu meja yang memang sudah disiapkan untuk makan ditempat, mendudukkan Xan di kursi.

Xan duduk sambil melipat tangannya di atas meja dan kaki yang di goyangkan, memperhatikan sekitar yang juga ternyata memperhatikan dirinya. Sesekali Xan terkikik saat ada yang memujinya imut atau menggemaskan.

Penjual ice cream datang dengan dua cup sedang dengan ice cream pesanan.

Xan makan ice cream dengan tenang, sampai matanya menatap hal tidak asing. Menyipitkan matanya berusaha mengingat apa yang dilihatnya, dan tak lama matanya melotot lucu membuat steka bingung.

"Kenapa Xan?" Tanya Stela.

Xan menoleh senang, matanya berbinar.

"Uncle! Tu uncle! Uncle Xan cini!!" Panggil Xan pada pria yang langsung berlari saat Xan memanggil.
[Uncle! Itu uncle! Uncle Xan disini!]

🍼🍼🍼

Note:

Waw~ update lagi nih, jangan sampai book lain terbengkalai walaupun Rin bener-bener pengen ngelanjutin cerita ini karena takut ide nya ilang juga
(。•́︿•̀。)

Doain book sebelah cepet beres revisi dan book ini bisa saya eksekusi sampai habis, mweheheh

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang