"Kita mau kemana, kak?" Tanya Stela pada Ayres, sang suami menoleh sekilas. Sebelah tangannya menggenggam tangan Stela, sedangkan yang satunya fokus menyetir mobil.
"Bryant Park" jawab Ayres sambil tersenyum saat menoleh menatap Stela juga putrinya, Stela memasang raut wajah terkejut. "Woah..." gumamnya.
Bryant Park merupakan tujuan wisata terbaik di New York sepanjang tahun. Lebih dikenal sebagai Manhattan Town Square, taman ini lebih populer dengan kebun musiman, acara gratis, tempat istirahat kelas dunia, dan berbagai restoran makan malam.
Berada didekat New York Public Library dan bebagai gedung menjulang tinggi. Taman ini dikunjungi lebih dari 12 juta orang setiap tahun. Sehingga tidak heran, Bryant Park menjadi salah satu tempat wisata terbaik di New York dengan area tersibuk di dunia.
"Kenapa?" Tanya Ayres bingung melihat ekspresi Stela, namun sang istri menggeleng. "Ga kok" jawabnya sambil tersenyum, lalu ia membenarkan posisi duduknya dan mulai berbicara pada putrinya.
"El, nanti kita mau ke Bryant Park loh... Disana katanya keren banget!!! Mommy baru kali ke sana, jadi jangan bilang-bilang daddy ya?" Kata Stela sambil berbisik di akhir, Ayres menoleh, melihat Stela yang berbisik ke anaknya ia hanya menggeleng pelan, ia tak mendengar apa yang Stela ucapkan.
"Kak" panggil Stela, Ayres menoleh. "Hm?"
"Habis dari Bryant Park kita ke Chelsea Market, boleh?" Tanya Stela, Ayres diam sebentar, lalu mengangguk.
"Mau jajan?" Tanya Ayres, dibalas anggukan antusias dari Stela juga Elena. Bagi Elena, kata 'jajan' adalah hal yang paling ia suka dalam hidupnya, dimana ia bisa melihat dan memakan banyak makanan.
"Kita jemput Xan dulu?" Tanya Ayres, pasalnya jika ingin menjemput putra sulungnya ia akan berbelok ke kanan sedangkan Bryant Park ke arah sebaliknya.
Stela menoleh. "Xan bilang hari ini dia ada janji sama temennya yang kemarin. Udah aku tawarin mau ikut atau engga, tapi katanya ga usah lain kali aja" Ayres mengangguk. "Oke, berarti kita langsung ke sana?"
"Iya!!"
"yaya!!!"
>>><<<
Mobil sengaja Ayres tempatkan tidak di tempat parkir yang disediakan, ia memilih untuk sedikit berjalan kesana agar Elena lebih lancar berjalan.
Diumurnya yang sudah menginjak 3 tahun Elena, masih harus dipegangi jika berjalan. Akibat kecelakaan yang dulu pernah di alaminya, membuat putri bungsunya mengalami koma yang cukup lama. Dan akibat koma nya, Elena mengalami pertumbuhan yang cukup lambat. Dari cara berjalan juga bicaranya yang masih sulit di mengerti.
"Daddy! Tu!! Tu!!" Tunjuknya pada kedai penjualan permen kapas, bentuk-bentuk permen kapas yang unik membuat Elena ingin menyentuhnya.
Sang daddy menoleh ke arah kedai yang putrinya tunjuk. "Mau itu?" Tanya Ayres, Elena mengangguk semangat. "Satu aja, yang kecil kak. Elena udah banyak makan makanan manis dari kemarin" Stela menyela saat Ayres baru saja akan memesan permen kapas yang cukup besar.
Ayres mengangguk. "Mau yang mana?" Pria itu mengangkat Elena ke gendongannya, membiarkan sang anak memilih apa yang diinginkannya. "Ni! Yang nini!!" Katanya sambil menunjuk permen kapas beruang besar, Ayres mengangguk.
"Buatkan yang seperti ini, buat dalam bentuk yang agak kecil" Ucapnya pada sang penjual, setelah diangguki oleh penjualnya Ayres, Stela juga Elena duduk di kursi dan meja yang disediakan.
Banyak pengunjung yang datang kesana, mulai dari anak-anak, remaja, para orang tua sampai lansia juga banyak turis yang datang.
Elena dengan mata sipit khas seperti Stela memperhatikan banyak orang yang berlalu lalang di depannya, beberapa dari turis dan pengunjung yang lewat menyapa Elena dengan senyum manis, dan dibalas lambaian tangan dan tatapan polos tidak mengerti dari anak itu.
"Kak?" Panggil Stela, ia memangku Elena dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang ponsel yang diarahkan pada Ayres.
Pria itu menoleh..
Cekrek!
"Ganteng banget~" puji Stela memuji hasil jepretannya, mendengar itu Ayres hanya terkekeh. "Kakak emang ganteng Stela.." ucap Ayres menatap Stela geli.
"Aku pasang di Instagram" ucap Stela sambil mengutak-atik ponselnya, sudah lama juga ia tak bermain di media sosialnya, semenjak ia menikah.
Sang suami hanya menggeleng melihat tingkah sang istri, ia mengedarkan pandangannya, melihat ke penjuru taman apa saja yang bisa ia, Stela dan anaknya mainkan. Ia sadar banyak anak gadis seumuran dengan Stela memandangnya lapar, ia juga sadar banyak dari mereka yang memotret mereka bertiga diam-diam.
"Daddy~" panggil Elena, Ayres menoleh dan tersenyum tipis. Anak itu menunjuk pada penjual permen kapas tadi, Ayres ikut menoleh, ah... Ternyata pesanan anaknya sudah hampir jadi.
"Daddy ambil dulu ya sayang" Ayres bangkit dari duduknya, mengusak surai coklat milik putrinya sebelum ia pergi dari mejanya.
Melihat Ayres yang bangkit dari duduknya Stela mengangkat kepalanya, menatap bingung Ayres. "Mau kemana kak?" Tanya Stela, Ayres berhenti dari pergerakannya. "Permen kapasnya sudah jadi, makhluk gendut itu sudah tak sabar" ucap Ayres sambil menunjuk Elena.
"Ih! Ga boleh ngomong gitu!" Kesal Stela, Ayres hanya terkekeh singkat dan mengangguk.
"El? Nanti kita main disana mau ga? Banyak anak-anak, siapa tau nanti El dapet teman" ucap Stela sambil menunjuk sudut yang terdapat banyak anak-anak disana.
Elena menatap mommy nya, ia mendongak ke atas. "Main?" Tanyanya pada Stela, lalu Stela mengangguk. "Ana?" Katanya sambil menoleh kesana-kemari.
Jari telunjuk Stela menunjuk ke arah yang dituju, lantas Elena pun mengangguk. "Tunggu daddy dulu ya~" gadis kecil itu mengangguk semangat.
Stela tersenyum ceria, bermain disana pasti seru. Ia lantas mendongak kembali setelah menunduk menatap Elena. "Kak Ay-res..." Senyumnya luntur.
🍼🍼🍼
Note:
Hai, Hello, Annyeong!!
Ihh berapa hari nih buku ga update ya?🤧
Tugas banyak banget, untungnya pas Selasa kemarin ga jadi PTM (ga yakin sama jawaban tugas:')Ini adalah chapter paling boring yang pernah ada:))
Kalo buku ini terbit gimana?🤔
Canda, buku sebelah*Who is he* aja belom kelar sampe terbit:')Jadi yorobun... Kemaren kan banyak yang bilang Elena yang kemaren kek cowo, tapi kalian keknya kalau liat ini mikirnya kek cwe deh
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Roman pour Adolescents⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...