68

60.6K 5.2K 100
                                    

Pagi menjelang, cahaya matahari mulai mengintip dari celah-celah gorden. Suasana pagi yang menenangkan, burung-burung berkicau saling menyahut. Namun dua insan di balik selimut belum juga terbangun.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu dari luar kamar membuat salah satunya terbangun, mengerjap pelan saat cahaya matahari langsung menyorot matanya. Ia terduduk perlahan, ada yang sakit.

Menyadari bahwa ketukan pintu dari luar kamar belum berhenti segera ia menggunakan pakaiannya yang berserakan di lantai, segera ia menuju pintu dan membukanya.

Ceklek

"Mommy?" Suara khas anak kecil mengalun lembut masuk ke Indra pendengarannya, Stela tersenyum, menggendong Elena yang sudah bangun sembari membawa boneka kelincinya dalam pelukannya.

"Anak mommy sudah bangun, hm? Mandi dulu yuk" ajak Stela, segera ibu dan anak itu berjalan menuju kamar Elena untuk memandikannya.

Dikamar di sulung. Xan sudah terlihat rapi dengan bajunya; kaos putih dan celana bahan hitam. Cukup simpel.

"Bryna sudah pasti ada di China, tapi kenapa namanya ga ada di mana-mana? Ga mungkin si kembar ceroboh, mereka bukan tipikal orang yang tidak teliti" gumamnya sambil menyisir rambutnya ke depan, setelah di rasa rapi, ia memasukkan dompet yang hanya berisi kartu kredit juga tab miliknya kedalam tas berukuran sedang yang selalu dibawanya.

"Ini cuma rasa suka, ga boleh jadi obsesi. Kalau ini jadi obsesi, Bryna ga akan pernah kembali" gumamnya lagi sambil menggunakan sepatunya.

Setelah semuanya selesai, ia keluar dari kamar. Menghampiri kamar sang adik, kegiatan rutin paginya.

Ceklek

"Ad- eh mom?"

"Morning, boy~" sama Stela yang sedang mengelap tubuh basah Elena sehabis mandi, Xan mendekat, memeluk Stela dari belakang.

"Kakak mau keluar sebentar, kakak bakal sampai rumah sebelum makan siang" izinnya pada sang mommy, Stela mengangguk.

"Hati-hati mainnya" Xan mengangguk, kemudian mendekati sang adik yang hanya baru mengenakan diaper. "Kakak pergi dulu, baik-baik dirumah. Jangan nyusahin mommy sama daddy, nanti kakak pulang kita main" Xan mengelus rambut basah itu.

Elena mendongak menatap sang kakak berbinar, jari-jari tangan Elena di tarik pelan dari mulutnya oleh Stela. "Ain?" Tanyanya senang, Xan mengangguk. Lalu setelah itu Elena tertawa senang mendengarnya.

Cukup jarang bagi Xan bermain dengan sang adik karena harus mencari sang pujaan hati, namun hari ini ia akan pulang sebelum waktunya Elena tidur siang. Setelah mengecup pipi sang adik dan kening sang mommy Xan pergi untuk urusannya.

Setelah Xan pergi Stela memakaikan baju pada Elena, mirip sebuah dress namun itu piyama rumahan. Ia mengoleskan lotion pada lengan dan juga kakinya, lalu memberikan banyak bedak pada wajahnya.

"Cha! Selesai, sekarang kita bangunin daddy" Stela segera mengangkat Elena ke gendongannya, ia harus meminta Ayres cepat mandi agar seprainya bisa diganti, juga ia harus mandi.

Ceklek

"Say- eh? Udah mandi?" Tanya Stela terkejut saat melihat Ayres yang sudah mengenakan baju yang berbeda dari semalam, sebenarnya kalau boleh jujur Ayres semalam tidak pakai baju.

Sang suami menoleh dan mengangguk. "Tumben bangun sendiri? Biasanya harus aku bangunin dulu?" Tanya Stela bingung. "Kok rapi banget?" Tanyanya lagi.

Ayres hanya tersenyum menanggapi sang istri. "Mau ketemu pacar" jawabnya kepalang santai, ia mengambil jam rolex GMT master yang tergelatak tak berdaya di bawah kasur. Salahkan saja nafsunya.

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang