"Sialan, apa yang terjadi?" Paniknya saat benda yang selalu di bawanya bergetar.
Ia segera membereskan barang yang harus dibawanya pulang, mengabaikan panggilan sang sekretaris yang bingung dengan kepergian sang bos yang terlalu tiba-tiba.
Baru saja ia akan masuk ke dalam mobil, sebuah suara membuat harus ekstra sabar.
"Sayang! Kamu mau kemana?" Suara yang dibuat-buat itu membuatnya jijik.Ia menghela nafas, memutar badannya menghadap pada wanita dengan pakaian pendek nan ketat itu. Yang menampilkan belah dadanya yang memang lumayan besar, tapi ia lebih suka stel.. eh?
"Apa?" Tanyanya dingin.
Wanita itu tersenyum saat pria itu merespon, tangannya bergelayut manja pada lengan pria itu.
"Aku ikut ya Ayres? Aku kangen sama Xan~" katanya dengan nada yang imut namun memuakkan.Ayres hanya memutar bola matanya malas, lalu masuk ke dalam mobil yang dibawa supir itu. Wanita itu dengan wajah sumringah segera masuk ke dalam mobil, menatap seluruh karyawan yang memperhatikan dengan wajah congkak.
Mobil dengan kecepatan lumayan tinggi segera membelah jalanan yang ramai lancar itu.
>>><<<
"Apa yang terjadi?" Tanyanya dingin pada bawahannya.
Sang bawahan hanya diam menunduk tanpa berani berbicara pada sang tuan, wanita itu yang sedari tadi mengikuti pun angkat bicara.
"Heh, calon suamiku bertanya padamu! Apa kau tuli?"Bawahan itu menggeleng ribut. "A-awalnya pun kami semua panik saat alarm yang bahkan tak pernah berbunyi itu berbunyi tadi, l-lalu kami semua dengan berbondong-bondong naik ke kamar tuan muda. Namun saat sampai di sana t-tuan muda sudah tidak ada di kamarnya" gumamnya takut di akhir.
Rahang Ayres mengeras, tangannya terkepal erat.
Buagh!
"Dasar bodoh!"
Dengan cepat Ayres berlari ke lift menuju lantai 3 kamar Xan. Dengan perasaan amat sangat khawatir ia membuka kamar Xan dengan kencang, membuat Xan yang tadinya sedang bermain bersama Stela terkejut dan menangis.
"HUAAAAAA"
Stela dengan sigap membawa Xan dalam gendongannya saat tangan mungil Xan terulur tanda minta di gendong.
"Cup cup cup, kaget hm? Engga kok, itu cuma Daddy aja" katanya menenangkan sambil menepuk-nepuk pelan pantat semok itu.Xan masih terisak, membuat Ayres merasa bersalah. Ia perlahan mendekat ke arah Stela yang setia menggendong Xan yang mulai tertidur. Namun belum ia sempat memeluk ataupun menggendong Xan wanita tadi lebih dulu merebut Xan yang kembali terkejut dengan gerakan yang tiba-tiba.
"Siapa anda berani menggendongnya, hah?!" Bentaknya pada Stela, membuat Stela jelas terkejut dengan hal itu.
"A-aku.."
"Oh, kamu maid baru disini? Apa kamu ga tau apa peraturan dirumah ini? Tentang siapa saja yang boleh menggendongnya?" Pertanyaan beruntun itu membuat Stela tak bisa berbicara.
"Berhenti bertanya padanya, dan berikan Xan padaku" kata Ayres sambil mengambil Xan yang masih terisak.
Ayres mengkode Stela agar keluar dari kamar Xan sambil membawa Xan yang masih menangis, Stela hanya mengangguk sambil mengambil Xan dari gendongan Ayres.
Setelah Stela membawa Xan keluar dari kamar, hanya tersisa Ayres dan wanita itu di dalam kamar. Wanita itu menatap Ayres dengan tatapan memelas.
"Kenapa kamu bolehin dia gendong Xan, hm? Bukannya kamu ga akan berikan Xan sama sembarang orang?"Ayres menyeringai. "Lalu aku harus memberikannya padamu?"
Pertanyaan Ayres membuat wanita itu terdiam, namun dalam hati ia kesal setengah mati saat Ayres berkata seperti itu.
"Lebih baik kau pergi" kata Ayres sambil berlalu meninggalkan wanita itu dengan wajah memerah padam menahan amarah.
"Cih! Ada yang harus ku singkirkan sepertinya" katanya sambil menyeringai.
>>><<<
Ayres turun ke lantai bawah, mencari Xan dan Stela yang tidak ada di ruang tamu.
"Kemana mereka berdua?" Tanyanya entah pada siapa, melupakan dirinya yang ingin marah pada anak buahnya yang tidak mencari Xan dengan baik.
Langkah kakinya menuntunnya ke taman belakang rumahnya, hari mulai malam. Stela dan Jay harus segera pulang, walaupun hubungan kekeluargaan nya dengan Jay tidak baik karena kesalahpahaman dulu. Tapi itu tak membuat Ayres menjadi membenci Jay.
Saat ia sudah di taman belakang, dapat dilihatnya Stela, Jay dan Xan yang bermain di dekat taman bermain yang sengaja di buatnya untuk Xan. Kedua ujung bibirnya terangkat melihat senyuman tulusnya untuk Xan.
Namun tak lama senyumannya luntur, hanya ada satu cara agar hubungannya dengan Jay kembali.
Merelakan Stela dengan Jay, dan membunuh ibu tirinya.
🍼🍼🍼
Note:
Eyyow, double up nie~
Kadang suka kesel aja gitu, kalau double update yang di vote cuma satu chapter:)
Kenapa ga dua-duanya aja? Ini yang bikin Rin males double update.Satu lagi, Rin lebih suka komentar kalian daripada vote sebenernya, tapi kalau bisa dua-duanya sih:3
Hm, siapa sih wanita tadi? Terus kenapa Ayres harus ngebunuh ibu tirinya?🤔
Tau ndak? Adi San anis tau - Xan

By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...