"Jelaskan"
"Hari dimana Xan hilang malam itu, sepertinya gadis itu yang membawanya. Setelah pulang tadi gue langsung cari tau soal gadis itu, dan tidak ada riwayat hidup yang mencurigakan. Ia hanya gadis yang kabur dari panti asuhan saat umur 12-15 tahun dulu, dan ia hanya bekerja paruh waktu serta menjadi guru les privat di hari Kamis, Jum'at dan Sabtu" jelas Sebastian.
"Lalu apa yang Lo kasih sebagai bayarannya?" Tanyanya dingin.
"Gue cuma beri dia kartu nama Lo dan kartu nama gue, lalu sehabis itu gue pergi karena gue takut telat ngantor dan memang harus langsung mengabari Lo kalo Xan udah ketemu" Sebastian menjawab secara singkat kejadian pagi tadi di Food truck ice cream.
Pria itu hanya mengangguk mengerti, kemudian mengambil setengah berkas yang bertumpuk dan memberikannya pada Sebastian.
"Kerjakan ini, besok sudah selesai" ucap pria itu lalu pergi keluar dari ruangan kerjanya.
"Dia tak punya perasaan" ucapnya dramatis, sambil menatap lesu pada tumpukan berkas di tangannya.
Sedangkan di tempat lain.
"Jadi gunakan rumus yang ini, kalau kamu bisa pakai rumus ini nanti akan ketemu jawabannya" kata Stela menjelaskan, lelaki yang lebih muda 1 tahun dari Stela itu hanya menatap kertas di depannya tanpa minat.
"Ck, kerjakan saja sendiri. Kenapa nyuruh gue?" Ucapnya ketus.
Stela menghela nafas, ia sebenarnya sudah lelah dengan perlakuan lelaki ini. Namun ibunya sudah menyerahkan anak itu padanya agar ia bisa naik kelas, lulus dan meneruskan perusahaan keluarganya. Mau tak mau Stela hanya mengangguk mengiyakan, orangtua lelaki itu sudah sering membantunya soal uang, termasuk SPP nya.
"Bisa untuk ga ngeyel? Bantu kakak sedikit" ucap Stela memelas, harusnya materi ini sudah lewat minggu lalu. Tapi jika muridnya seperti pantas saja gurunya di sekolah menyerah.
Lelaki di depannya hanya menatap Stela datar, berdecak. Memajukan tubuhnya pada meja dan mulai mengerjakan soal yang Stela suruh, melihat itu membuat Stela tersenyum senang. Sedangkan lelaki didepannya berusaha menahan senyumnya saat melihat Stela terlihat senang dengan sikapnya kali ini.
"Kalau ga bisa, bisa tanya sama kakak" kata Stela, lalu ia mengambil kentang goreng yang maid antarkan tadi beserta es jeruk.
Lelaki didepannya mengangguk pelan, dia cukup senang jika melihat guru privat nya ini tersenyum. Ia melanjutkan kegiatan menulisnya, lalu tak lama menyodorkannya pada Stela.
Dengan senang hati Stela menerima kertas jawaban itu, membacanya dengan teliti lalu tersenyum. "Hasilnya harusnya segini, kamu kalikan dengan yang ini lalu di tambah. Baru hasilnya ketemu" kata Stela, sambil menunjukkan rumusnya lagi.
Sedangkan lelaki didepannya mendengus, ia sudah merasa mengerjakan soal dengan benar. Tapi kenapa hasilnya berbeda? Ck, soalnya saja yang salah.
Namun dia cukup senang, posisi mereka terlalu dekat. Mungkin karena Stela yang terlalu excited untuk mengoreksi jawabnya, membuat hidungnya hampir menyentuh rambut Stela. Lelaki itu menarik nafas, seketika wangi sampo bayi masuk Indra penciumannya. Ia suka.
"Oke, kalau gitu sampai sini dulu ya. Minggu depan kita ketemu lagi, Kakak pulang dulu ya~" kata Stela setelah mengemas barangnya, dan berniat pulang.
Namun sesuai mencekal lengannya, membuat langkah Stela terhenti. "Masih jam 3 sore, lebih baik temenin gue keluar sebentar" hanya modus sebenarnya, ia hanya ingin lebih lama dengan guru lesnya ini.
🍼🍼🍼
Note:
Mau di beri cast atau ga usah?
Hey baby, what are you doing there?
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...