"Mom?" Panggilnya dengan suara serak, mengucek pelan matanya yang terasa gatal. Yang dipanggil menoleh, meletakkan cangkir berisi teh hijau yang baru saja ia buat. "Sudah bangun sayang?"
"Umm.." ia duduk di sebelah sang mommy, memeluk dari samping tubuh hangat sang mommy.
"Dimana kakak?" Tanyanya tanpa membuka matanya, menikmati elusan lembut di kepalanya.
"Kakak berangkat sekitar jam delapan tadi, katanya sih ada kelas pagi" jawab sang mommy, gadis itu mengangguk.
"Kamu ga mandi?" Yang ditanya menggeleng. "Males~"
Stela menggelengkan kepalanya. "Sana mandi, kita ke sana yuk"
Gadis itu mengangkat kepala cepat, memandang sang mommy tidak percaya. "Oke!" Lalu setelah itu ia segera berlari ke kamarnya guna melakukan ritual anak perempuan.
>>><<<
Mobil berjalan membelah jalanan ramai kota besar itu, dengan musik dari radio yang mengisi keheningan dalam mobil.
"Mom, beli buah yuk! Sekalian bawa buah tangan" ujar Elena saat mereka berdua baru akan melewati supermarket di depan, Stela mengangguk lalu menyalakan lampu sen dan segera memarkirkan mobilnya.
Mereka berdua turun dari mobil, diikuti beberapa mobil yang baru datang dan orang-orang dari mobil itu ikut turun dan menyusul mereka berdua.
"Kita beli buah apa ya, mom?" Tanyanya bingung, mereka sampai di tempat buah.
"Semangka, itu buah favorit!" Jawab Stela antusias. Ia mengambil salah satu buah semangka besar disana, memukul-mukul pelan permukaan buah itu, terdengar seperti bergema, itu artinya buah ini bagus.
"Yang ini, masukkan ke dalam keranjang" Elena mengangguk, ia lantas mengambil buah besar itu dan memasukkannya kedalam troli.
"Hah! Beli apa lagi nih, mom?" Tanyanya pada sang mommy, Stela terlihat memasang riak berpikir.
"Kita beli ayam untuk makan siang, bagaimana?" Tanyanya pada si bungsu.
Si bungsu mengangguk semangat. "Boleh! Kita akan makan ayam, yeayy" pekiknya semangat.
Stela terkekeh, kemudian mengajak Elena untuk pergi memilih ayam. Setelah sekitar satu jam berkeliling supermarket, akhirnya mereka selesai berbelanja.
"Kita hubungi granma dulu, takutnya ga ada di rumah" Stela yang mendengar itu mengangguk, segera mengambil ponsel dan menghubungi bubu Annette.
Nada dering ke tiga, panggilan terhubung.
"Halo, Stela?"
"Ah! Halo bubu, bubu ada dirumah? Stela sama Elena mau mampir"
"Ada kok, bubu ada di rumah"
"Yaudah, sampai ketemu di rumah bubu.."
"Ya, Stela.. hati-hati di jalan"
Setelah menjawab, panggilan pun terputus.
"Granma ada?" Tanya Elena, Stela mengangguk. Gadis itu tersenyum manis, kemudian mengalihkan tatapannya ke depan. "Semoga kita disambut baik kali ini, ya mom" Stela tersenyum kecut, memasang seat belt. "Ya, tidak seperti terakhir kali"
>>><<<
Sebenarnya, saat dimana Ayres koma itu hanya 5 bulan. Beberapa ingatannya hilang akibat benturan, ia tak dapat mengingat Stela juga Elena. Tapi setelah berusaha keras akhirnya Ayres kembali mengingat Stela dan Elena si bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...