80 ; Go home

80K 3.2K 60
                                    

Dua hari berlalu begitu cepat, dan saat ini, waktunya Ayres, Stela juga si bungsu Dexter akan pulang kembali ke New York.

Mereka bertiga diantar oleh Xan, Wei dan tiga orang lainnya. Bagaimana dengan Mia dan Max? Ah, mereka diminta Xan untuk mengurus sesuatu makanya tidak ikut, walaupun Mia hanya minta sebentar agar bisa lebih lama dengan si bungsu.

Setelah sampai dari bandara, semuanya turun dari mobil dan mulai masuk ke area bandara. Beberapa orang disana yang mengetahui ada Ayres juga Xan sedikit menunduk hormat.

"Hati-hati, ini tempat umum" bisik Xan pada sang adik, mendengar itu El hanya mengangguk dengan mata yang tak berhenti memperhatikan setiap orang disana.

"Baiklah, kalau begitu kami pamit. Belajarlah yang benar, agar kau bisa melanjutkan perusahaan" pesan Ayres pada si sulung.

Mendengar itu Xan mengangguk paham, lalu ia bergerak maju untuk memeluk tubuh tegap sang Daddy. Ya... Walaupun mereka sedikit sering adu mulut, dia tetap menyayangi Daddy nya yang jelek ini.

"Jaga dirimu baik-baik, kau terlihat sangat kurus" ucap Ayres dengan nada tak suka, Xan yang mendengar itu hanya terkekeh.

"Ini namanya otot" Ayres berdecih. "Itu bukan otot tapi tulang!" Kesal Ayres, ia melepaskan pelukannya dari sang putra.

"Otot itu yang seperti ini!" Lanjutnya sambil menepuk bangga lengan bagian atasnya, kini si sulung tertawa.

"Itu bukan otot, tapi lemak!" Ucapnya sedikit meniru ucapan sang Daddy, mendengar itu Ayres melotot tak terima.

"Hei kau-"

"Sudah-sudah, astaga kalian ini! Tidak malu dilihat oleh yang lain hah?!" Kesal Stela menatap keduanya tajam, ia meletakkan kedua tangannya di pinggang, menatap garang keduanya.

Melihat itu Ayres berjalan ke arah sang istri, memeluk pinggang sang istri dari samping.
"Jangan marah, salahkan anak kurus itu yang memancing emosi duluan" Stela hanya menghela nafas, lalu ia beralih memeluk si sulung.

"Jaga dirimu, jangan sering tidur larut, oh! Mommy lihat ada banyak botol alkohol di pintu warna hitam di sebelah gudang, jangan minum-minum lagi!" Ucapnya tegas, ia mengusap lembut punggung sang putra. Menyalurkan kasih sayang pada si sulung, ia tak menyangka anaknya sudah sebesar ini.

"Haha iya, tapi tidak janji- akhhh! Iya-iya ga minum-minum lagi mommy!! Sakittt aaaa!!" Xan berteriak sakit, bagaimana tidak? Jeweran sang mommy tidak main-main sakitnya!

Melihat sang putra yang terlihat kesakitan membuat Stela jadi tak tega, ia pun melepaskan tangannya dari telinga sang putra, lalu mengusap pelan telinga sang putra dengan raut wajah khawatir.

"Apa sangat sakit?" Melihat sang mommy yang seperti itu membuat Xan tersenyum senang dalam hati, ia pun mengangguk pelan menatap sang mommy sedih.

"Maaf~" ucap Stela sambil terus mengelus telinga Xan yang terlihat memerah, Xan tersenyum senang.

Ya... Manja memang, tapi tak apa, ia sudah lama tak bermanja-manja pada sang mommy. Melihat si sulung yang tersenyum membuat Stela ikut tersenyum, hah... Menyenangkan sekali melihat si sulung yang kembali bermanja dengan dirinya, ia harap Xan cepat pulang ke rumah dengan membawa kabar baik.

"Kakak! Aku pulang dulu yaww, nanti kakak bakal pulang ke rumah kan? El kan belum nunjukin Cici ke kakak, nanti pulang okey? Kita main bareng-"

"Iya, apapun untuk adik perempuan kakak. Kita main bersama nanti saat kakak sudah pulang, dan kakak akan pulang secepatnya" mendengar itu El tersenyum senang, ia lantas memeluk erat sang kakak.

"Jangan lama-lama pulangnya, nanti El rinduu~ nanti kalau rindu, El susah ketemu kakak lagi dong. El ga mau ketemunya lewat ponsel, ga bisa peluk-peluk" sang kakak tertawa, kemudian mengangguk. Ia lantas sedikit menunduk, mengecup singkat kening sang adik sayang.

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang