69

67.9K 5.2K 233
                                    

Tepat pukul setengah dua belas siang, si sulung pulang kerumah. Membawa beberapa plastik berisi makanan ringan juga mainan untuk sang adik, ia sengaja mampir ke toko mainan juga supermarket.

Para maid dan penjaga disana menyambut Xan, namun bocah itu hanya mengangguk dan terus berjalan menuju kamar sang adik.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sang adik yang duduk di atas kasur sambil menatap televisi ditemani tiga maid di sana. Satu menyuapi makan, satu mengajak main dan satu lagi sesekali menyeka makanan yang belepotan di mulut Elena.

"Tuan muda" sapa mereka serentak, semuanya berdiri membuat Elena menjadi terkejut. Xan segera mengkode mereka semua keluar, mereka semua mengangguk, meninggalkan pekerjaan mereka dan segera keluar.

Xan menutup pintu setelah para maid tadi keluar, ia meletakkan 4 kantong plastik tadi di atas meja disana. Menghampiri Elena yang terus tersenyum menatapnya, Xan balas tersenyum.

"Kakak suapin, oke?" Elena mengangguk, ia membuka mulutnya lebar-lebar saat Xan menyodorkan sendok berisi makanan yang Elena makan. Xan terkekeh, adiknya lucu.

"Glanpa" ucap Elena tiba-tiba, Xan diam kemudian mengangguk. "Ada granpa? Terus sekarang dimana granpa?" Tanya Xan, Elena menunjuk keluar ke arah taman belakang. Xan mengangguk paham, lalu kembali menyuapi Elena hingga mangkuknya tandas. Dan mereka berdua lanjut bermain dengan Xan yang melewatkan waktu makan siangnya.

>>><<<

Mobil dengan merk Porsche itu terparkir apik di tempat parkir khusus disana, sepasang pasutri itu turun dari mobil. Berjalan masuk ke tempat yang akan mereka tuju, S.DX bar.

"Kamu kemarin rekrut anak baru?" Tanya Ayres, sang istri mengangguk. "Racikannya enak banget loh! walaupun aku cuma minta bir, tapi dia kaya campur sama minuman yang lain gitu" ucap Stela bersemangat, Ayres mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ayok! Minimal kamu harus coba satu racikannya" Stela menyeret Ayres menuju meja bar, tempat anak baru itu berada. Ternyata, belum sehari bekerja anak itu sudah memiliki fans.

"Hai Rio!" Sapa Stela ramah, beberapa orang yang melihat Stela menunduk hormat juga pada Ayres.

"Ah! Hallo nyonya, anda berkunjung?" Tanya Rio, Yap! Namanya Rio, itu adalah nama aslinya dan Stela yang memintanya agar tidak disamarkan.

Stela mengangguk semangat. "Tolong dua-"

"Satu! Kamu ga perlu" sela Ayres saat Stela akan memesan dua gelas, bibir gadis itu mengerucut namun menurut. "Satu gelas Irish car bomb, oke?"

Rio mengangguk dan tersenyum lembut. Lantas setelah itu jemarinya dengan lihai meracik apa yang diminta, dan tak lama satu gelas Irish car bomb pun tersaji di hadapan Ayres.

Pria itu meneguk minuman itu, sedikit mendesis karena sensasi yang memang berbeda dari yang biasa ia minum. Sensasi rasa seperti knalpot yang meledak di tenggorokan mu.

Ayres terdiam sejenak, kemudian menatap gelasnya dan beralih menatap Rio. Ia kembali meminum satu teguk, matanya terbelalak, mengapa rasanya sedikit berbeda. Ini... Enak(?)

"Apa yang kau masukkan kedalam sini? Mengapa rasanya agak lain?" Tanya Ayres pada Rio, pemuda seumuran dengan istrinya itu tersenyum.

"Itu hanya minuman biasa, hanya saja ada satu hal yang saya masukkan kedalam sana. Namun tak bisa saya beri tau apa itu, hal ini dirahasiakan turun-temurun dari keluarga kami. Hanya orang yang memiliki garis keturunan ayah yang atau apa itu, maaf" jawabnya panjang lebar. Ia menunduk tak bisa memberi tau apa yang ia ketahui, namun memang seperti itu seharusnya.

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang