"Anggota inti sudah sampai?" Tanya Ayres, Jaden mengangguk.
"Beberapa dari mereka sudah sampai sana, mereka sedang berusaha menuju lantai 3" jawab Jaden.
"Bagiamana dengan Stela?" Tanya Ayres lagi.
"Mereka bilang gedung itu masih dalam keadaan baik-baik saja, itu artinya nona Stela belum melakukan tindakan lebih dari yang dilaporkan"
Ayres mengangguk. "Tambah kecepatannya, jangan pedulikan kabut malamnya"
>>><<<
"Suruh beberapa mendekat ke arah Stela, ambil bom nya" perintah Vernon pada bawahannya, sang bawahan segera mengangguk mengikuti perintah yang diberikan.
"Siapkan mobil, kita akan segera pergi setelah Stela aman" segera semua mengikuti perintah yang Vernon berikan.
Pria 22 tahun itu mengambil nafas panjang. "100 juta dolar, dia milik saya!" Ucapnya tegas, berhasil mengalihkan seluruh atensi kepadanya.
"O-ow baiklah, dengan siapa namamu anak muda?" Tanya MC sedikit terkejut pada anak muda itu.
"Vernon Evren" ucapnya dingin, jujur ia sangat malas berbicara pada orang-orang ini.
"B-baiklah gadis ini jatuh pada Vernon Evren dengan harga 100 juta dolar!!" Dengan segera sang MC menyuruh beberapa orang disana agar membawa Stela keluar dari kurungan.
Gadis itu menurut, berjalan santai menunju Vernon yang mendekatinya. "Hai, Vernon" sapa Stela saat ia sudah berada di hadapan Vernon.
"Jangan berulah Shannon" tegas Vernon memperingati, namun Stela hanya merengut, menatap malas pada pria di depannya.
"Lebih baik kita pergi dari sini" ajak Vernon, namun Stela- oh? Maaf, Shannon menolak.
"Ayolah~ benda ini ga akan berguna kalau aku pergi gitu aja Vernon, hng?" Shannon mulai mengutak-atik benda itu.
"Jang-"
"Sttt" sela Shannon sembari meletakkan jari telunjuknya di depan wajah Vernon. "Aku tau kamu udah nyiapin mobil didepan, dan jelas sekarang mungkin July berada ga jauh dari sini. Lebih tepatnya villa kalian yang jaraknya 3 kilometer dari sini" ucap Shannon berbisik dengan nada sensual.
"Sialan!" Desis Vernon saat benda itu hampir selesai.
Dengan segera Vernon menarik Stela sampai mereka berada di dekat ruangan pelelangan organ tunggal. "Dengar Shannon, kalau memang kamu mau. Lakukan dengan cepat! Paham?"
Shannon memasang raut wajah gembira, spontan memeluk Vernon. "Terimakasih Vernon~" dibalik pelukan itu Vernon mengangguk, segera ia melepaskan pelukan itu.
"Cepat.Kembali" Shannon kembali mengangguk ribut, ia akan melakukan yang terbaik tentu saja.
Lalu setelah itu Vernon dan yang lainnya segera pergi dari sana menuju keluar gedung. Shannon berjalan santai menuju ujung ketengah gedung, cukup sepi. Mereka tidak akan melewatkan acara seperti ini tentunya.
Tak
Tak
Tak
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...