"Y-ya?" Tanyanya ragu.
"Ikut" katanya sambil menarik tangan kanan Stela.
"Gak, lo ikut gue sekarang!" Balas Jay tak mau kalah.
Stela yang bingung hanya diam, ia tak mengerti maksud mereka apa.
"A-aku harus ikut Jay, hari ini jadwal aku ngajarin dia" kata Stela takut-takut.Mendengar itu Jay menyeringai, merasa menang. Ia segera menarik lengan kiri Stela menjauh, namun kembali terhenti saat suara pria itu menginterupsi.
"Xan sakit" Stela terdiam, kepala menoleh menatap pria itu.
"S-sakit?" Tanyanya memastikan.
Pria itu mengangguk, melangkah maju guna mendekat ke arah Stela. Namun terhalang Jay yang segera pasang badan di hadapan Stela.
"Tapi dia harus ngajar gue hari ini" desisnya tak suka.
Pria didepannya menyeringai, menatap remeh Jay. "Lalu, membiarkan ponakan mu semakin tersiksa karena permintaannya tak dituruti?" Katanya pelan namun mengintimidasi.
"J-jay" panggil suara lembut itu.
Jay menarik nafas dalam-dalam, memutar badannya menghadap Stela. Menatap memelas seakan ia tak mengijinkan Stela untuk pergi, ia memang menyayangi Xan. Namun mereka sudah menjadi saingan sejak beberapa chapter lalu.
"Cuma sebentar kok, kalo mau kita belajar disana aja. K-kamu adiknya kan? Dia pasti ga akan keberatan, hm?" Stela membujuk yang lebih muda, jujur ia ingin segera bertemu Xan.
Jay memejamkan matanya erat, menahan emosinya yang hampir tak terkendali. Ayolah, Stela bahkan hanya mengajar dirinya 2 kali seminggu. Dan sekarang ia akan kehilangan satu harinya? Tidak bisa dibiarkan.
"Oke, kita belajar disana" putusnya pada akhirnya.
Stela tersenyum, kemudian mengangguk. Ia lalu melangkah ke arah pria itu, hendak naik mobil. Pria itu dengan inisiatif membukakan pintu mobil, namun pergelangan tangan Stela tertahan.
"Naik motor, sama gue" katanya sambil menarik Stela ke motornya, Stela hanya mengangguk.
Jay naik terlebih dahulu, kemudian memberikan helm pada Stela. Namun Stela tidak meng-klik helm nya.
"Pakai helm yang bener"Stela merengut kesal. "Ngga bisa, pasangin~" tanpa sadar Stela melah merengek minta tolong pada Jay, membuat kedua pria yang melihat itu hanya menggigit pipi bagian dalam menahan gemas.
Tangan Jay terulur, harusnya lengannya sampai jika hanya harus meng-klik helm itu. Namun dengan sengaja ia menarik pinggang Stela agar lebih dekat mendekat, lalu memasang nya dengan gerakan slow motion.
"Dah" kata Jay, kala helm itu sudah terpasang dengan benar. Stela mengangguk, ia naik secara perlahan ke atas motor karena rok yang digunakannya sedikit tersingkap kala ia mengangkat kakinya.
Baru saja Jay hendak melajukan motornya, Stela kembali berbicara. "Kok ga keliatan sih? Helmnya kebesaran"
Katanya sambil berusaha mengangkat helm yang menghalangi pandangannya, Jay berusaha menahan tawanya kala melihat helm itu bahkan berkali-kali lipat lebih besar dari kepala Stela.Ia hanya menggelengkan kepalanya lalu melajukan motornya pelan, meninggalkan sang 'kakak' yang menatap datar mereka sedari tadi.
>>><<<
"Xan?" Panggil Stela kala ia membuka pintu berwarna biru muda itu.
Yang dipanggil hanya diam, tak menggubris panggilan itu. Masih diam dibawah selimut tebal itu.
"Xan?" Panggilnya lagi saat ia sudah duduk di pinggir ranjang besar itu.
Selimut itu bergerak heboh, sang pemilik kamar segera duduk dengan wajah yang hampir memerah semua karena menahan tangis. Matanya menatap Stela berbinar, bibir bawahnya bergetar.
"Hiks- aunty, atit~"
🍼🍼🍼
Note:
Makin banyak siders nya, bikin ga mood sebenernya:( tapi ga dikit yang nunggu..
Gimana chapter ini? Jelas banget ngebosenin, ga seru banget chap ini:)
Xan udah ketemu sama Stela, gimana sama chapter depan nih🤔
Aunty~! - Xan
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...