72 : Jealousy and plans

61.2K 4.3K 86
                                    

Suara pintu diketuk membuat atensi Ayres teralih, ia tersenyum saat melihat Stela dan seorang maid yang datang sembari membawa nampan berisi makan malam. Stela meletakkan nampan di atas meja di sebelah kanan kasur, posisinya jadi seperti lesehan di bawah.

Setelah meletakkan nampan, sang maid pamit undur diri. "Makan dulu yuk" ajak Stela, Ayres mengangguk. Ia menggendong tubuh sang anak agar turun dari kasur, mendudukkannya di pangkuannya.

"El, bangun dulu kita makan" ajak Stela, El tak menggubris. Ayres terkekeh melihat Stela yang cemberut, ia menyandarkan kepalanya di bahu sempit sang istri.

"Suapin aku" Ucapnya manja, Stela terkekeh. Kepala suaminya terbentur, lupa ingatan dan sekarang menjadi aneh.

"Tumben?"

"Aaa suapin aku, sayang" ucapnya sambil merengek, Stela sedikit terkejut, ini... Membuatnya ingin tertawa.

"Kamu kenapa sih? Kok jadi aneh gini, kalau kata anak zaman sekarang itu prik tau ga?" Ucapnya menatap heran sang suami.

"Ga, aku ga tau. Suapin~" Katanya sambil mendusal di bahu sang istri, Stela menggeleng tak habis pikir, namun tetap menuruti permintaan aneh sang suami.

"Aku ga hamil loh, kok kamu kaya orang ngidam gini? Abis hamilin anak orang?" Tanyanya penuh selidik, Ayres terkejut, mengangkat kepalanya dari bahu sang istri.

"Ya engga lah! Aku cuma punya kamu, lagian aku ga asal tembak- hmpttt" ucapannya terhenti saat Stela membekap mulut Ayres yang tak tahu sensor itu.

"Mulutnya ishh!" Kesalnya sambil melepaskan tangannya dari mulut Ayres, mengusap pelan pipi tirus itu.

"Maaf"

"Sekarang jawab, kenapa kaya gini? Keliatan beda banget loh" Ayres merengut menatap Stela.

"Habisnya kamu terlalu akrab sama dia" ucapnya sambil memakan satu tomat ceri di atas piring berisi salad.

Stela bingung. "Dia siapa?" Ayres berdecak kesal, mengunyah kasar dua tomat ceri yang baru masuk kedalam mulutnya.

"Siapa lagi kalau bukan Eric? Yang tadi pagi ngobrol bareng kamu" jawabnya kesal, Stela nyaris terbahak kalau saja tidak ia tahan karena melihat wajah Ayres.

"Cemburu?"

"Emang salah kalau cemburu? Kan wajar! Lagian ngapain sih ngobrol sama dia? Nanti kamu di hipnotis gimana?" Tanyanya mendramatisir.

Stela tertawa, yang mana semakin membuat Ayres kesal. "Kenapa ketawa? Ga lucu, aku lagi serius sayang~"

"Oke-oke, maaf. Terus sekarang mau apa?"

"Jangan deket-deket dia lagii, kamu punya aku, ga boleh senyum-senyum sama dia lagi, ga boleh ketawa-ketawa sama dia lagi, bolehnya sama aku aja, senyumnya sama aku, ketawanya sama aku oke? Oke ya? Iya ga?"

"Ck! Iya-iya, sekarang makan" ucap Stela sambil menyodorkan piring ke arah Ayres.

"Ihh kan suapin sayang~"

Stela menarik nafas panjang, setelah ini ia harus banyak bersabar.

>>><<<

Pukul 9 malam, saat El sudah kembali tidur Ayres dan Stela duduk di balkon kamar. Dengan Stela yang duduk diantara kaki Ayres dalam satu sofa, memandang langit malam tanpa bintang satupun. Keduanya diam, menikmati kehangatan masing-masing dari dinginnya malam.

"Kak" panggil Stela buka suara, Ayres berdehem. "Dua hari lagi, inget ga?" Tanya Stela. Ayres diam, kemudian mengangguk.

"Anniversary kita yang ke 16" jawab Ayres sambil mengelus perut rata Stela lembut, Stela meletakkan telapak tangannya di atas punggung tangan Ayres yang berada perutnya.

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang