"O-oh, tapi..."
"Apa? Mau nolak?" Tanyanya tanpa melepaskan genggaman tangannya pada lengan Stela.
Stela yang ditanya seperti itu hanya diam menunduk lalu mengangguk, aura yang Jay keluarkan membuatnya tak berkutik. Haha seperti cerita ABO, dan itu sangat seru. Tapi nyatanya ini bukan cerita ABO:).
Melihat Stela mengangguk, Jay mengeluarkan senyum tipis. Sangat tipis, bahkan tak terlihat bahwa ia sedang tersenyum.
"Oke, ayo" kata Jay sambil menarik Stela keluar rumah.
"Kita mau kemana?" Tanya Stela saat keduanya sudah di dalam mobil, Stela bertanya tanpa menoleh ia sibuk memasang seat belt.
"Ikut saja" katanya sambil memperhatikan Stela yang terlihat kesusahan saat memasang seat belt, membuatnya harus menahan kekehan nya melihat wajah Stela yang terlihat serius.
Akhirnya ia mendekat, berniat membantu Stela. Stela sedikit tersentak saat tiba-tiba saja Jay mendekatkan tubuhnya, wajah mereka terlalu dekat. Membuat Stela menahan nafasnya saat melihat wajah rupawan Jay lebih dekat.
Jay terkekeh. "Bernafas lah" ujarnya saat Stela masih menahan nafasnya walaupun Jay sudah selesai memasang seat belt nya, Stela yang dikatai seperti itu dengan polosnya mengikuti instruksi Jay.
Membuat Jay tak bisa menahan tawanya melihat tingkah lucu Stela yang seperti anak kecil, padahal dari segi umur Stela jauh lebih tua. Mendengar tawa Jay yang menguar membuat Stela mendengus kesal, namun tak menampik jika Jay terlihat jauh lebih tampan jika tertawa. Ini bahkan tawa pertama yang ia keluarkan saat bersamanya, Jay lebih sering terkekeh jika bersama Stela. Itupun hanya untuk mengejeknya.
Stela tersenyum. "Kamu yang ketawa kaya gini malah buat kamu makin kelihatan ganteng" kata Stela keceplosan, menyadari ucapannya Stela menutup mulutnya dengan kedua tangannya serta matanya yang membola kaget.
Jay yang mendengar ucapan polos stela menghentikan tawanya, menatap Stela dengan tatapan tak terbaca. Yang ditatap seperti itu menunduk, terlalu takut jika Jay tak berekspresi seperti ini.
"Lo lebih suka liat gue ketawa kaya gini?" Tanyanya datar pada Stela yang setia menundukkan kepalanya.
Yang ditanya bingung ingin menjawab apa, ia jelas suka melihat Jay yang tersenyum dan tertawa seperti tadi. Tapi jika ia menjawab seperti itu ia sudah pasti gengsi.
"N-ngga kok" kata stela mengelak.
Mendengar ucapan Stela Jay hanya mengangguk lalu menyalakan mesin mobilnya, pergi meninggalkan pekarangan rumah nya. Dengan suasana canggung bersama Stela.
🍼🍼🍼
"Addy! Addy! Ta nana yu~" kata bocah kecil itu sambil menunjuk-nunjuk pada pintu mansion yang terbuka.
[Daddy! Daddy! Kita kesana yu~]Sedangkan sang Daddy mengerutkan keningnya, ia masih mencoba fokus pada apa yang dikerjakannya. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya, karena jika sore minimal ia akan mengajak Xan ke taman depan tempat tinggalnya.
"Sebentar ya sayang, Daddy harus baca ini sebentar setelah itu kita ke taman, bagaimana" sepertinya duda anak satu ini mencoba untuk bernegosiasi dengan anaknya.
Xan memasang pose berpikir, ia ingin cepat-cepat ke taman depan takut terlalu sore. Jika sudah terlalu sore maka jatah bermainnya akan tersita banyak, tapi jika ia tetap ingin pergi sekarang takut sang Daddy bangkrut. Resikonya ia takkan pernah mendapatkan permen lagi.
"Othe, san unggu!" Kata Xan sambil tersenyum dan turun dari pangkuan sang Daddy, menghampiri Sebastian yang juga sedang mengerjakan beberapa berkas yang tadi pagi diberikan sang boss tanpa perasaan iba.
[Oke, Xan tunggu!]Xan berusaha naik ke atas sofa dekat meja Sebastian, ia harusnya mengerjakan tugasnya di kantor. Tapi boss nya mengizinkannya untuk bekerja di mansion, ia jadi lebih merasa bebas tanpa ada ulat yang senantiasa menempel saat ia akan membuat kopi.
"Duh, San cucah aik na~"
[Duh, Xan susah naik nya~]🍼🍼🍼
Note:
Kebaca banget ga sih alurnya, kek udah ketauan kalau alurnya kaya gini:(
Unch, coyongin San tjutheo~ - Xan
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...