40

102K 8.6K 245
                                    

Pagi datang, udara sangat dingin hari ini. Musim salju juga belum usai, membuat Stela yang tidak tahan dengan dingin itu memakai mantel yang cukup tebal serta syal yang terbelit apik di lehernya.

Kakinya sedikit bergetar karena dingin, karena tidak terlalu kuat dengan suhu udaranya ia pun memilih duduk sambil terus menggenggam erat hot pack. Uap panas dari mulutnya sesekali keluar dari kedua belah bibirnya.

Stela melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sebentar lagi, pikirnya. Rambut panjangnya sengaja tidak diikat, agar bisa menutupi telinganya agar tak dingin.

Matanya menatap lurus pada sepatunya, sedangkan pikirannya menerawang jauh pada kejadian kemarin sore.

Flashback on

"Saya belum bisa percaya, maaf" ujar Stela.

Pria yang mengaku sebagai ayahnya itu mengangguk, kemudian tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, sudah saya duga kamu tidak akan percaya. Tapi... Bisakah kita adakan tes DNA?" Tanyanya penuh harap.

Stela diam, senantiasa menunduk sembari meremas tangannya. "Memang apa yang akan anda lakukan jika memang benar saya anak anda?" Tanya Stela balik.

"Saya akan bawa kamu pulang, kerumah kamu yang sebenarnya" jawabnya tegas.

"Datanglah kerumah sakit xxx, saya akan berada disana menunggu kamu datang untuk melakukan tes DNA. Saya benar-benar menunggu kedatangan mu" ujarnya sambil berdiri dari duduknya, merogoh sakunya dan memberikan sesuatu pada Stela.

"Ini kartu nama saya, ada nomor telepon saya juga disana. Jika membutuhkan sesuatu katakan saja" ujarnya saat Stela tak mengambil kartu nama itu.

Pria itu menghela nafas, meletakkan kartu nama itu meja. "Saya permisi, maaf mengganggu pekerjaan mu" ucapnya sebelum ia benar-benar pergi.

Flashback off

Stela menghela nafas. "Harus tes DNA?..."

Ia bingung harus datang saat pulang sekolah atau tidak. Haruskah ia datang bersama Ayres? Atau tidak perlu? Lagipula di rumah sakit itu ada Jay juga.

"Hey nak! Ingin naik bus atau hanya akan menunggu disitu?!" Stela tersentak, cukup terkejut akibat suara keras yang meneriakinya.

"A-ah iya, mau" jawab Stela dan segera naik kedalam bus, duduk di seat belakang dekat pintu. Salahnya juga melamun tak tau tempat, jadi tidak tau kalau bus sudah datang.

Stela memejamkan matanya, menikmati alunan musik dari ponsel yang tersambung dengan earphone menuju telinganya.
" Ne ta shin go ya
I go pu ni ra go
Po gi ha ji ma ra yo~

Bam i om yon bi chul
Ne nun byol dul do,
No ul man nam gin che
Ji nun jo te yang do~

Da jo ma dak dok tuk han
Se gul ga jyo, beautiful (beautiful) yeah~"

Stela menarik nafas panjang, ia kedinginan.

" Se sang mo dun ge
Je ja ril chal jul te
  Do a rum dap ge
Bin na nun gon we il ka

Gu mo sup gu de ro
Chung bun he Yo
Beautiful (beautiful)
Beautiful, you are~"

Stela kembali menghela nafas, kembali menimang-nimang apa keputusan yang akan dia ambil.

"Aku pikir kalau datang juga ga akan rugi, kalau memang dia ayah kandung ku" gumam stela.

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang