Ayres bangkit dari duduknya, dan berjalan ke arah penjual permen kapas tadi. Setelah membayar Ayres berbalik, dirinya tiba-tiba terdiam. Terkejut saat melihat sekretaris kliennya berada di depannya saat ini. Untuk apa?
"Selamat siang pak" sapa wanita itu pada Ayres, pria itu menatap aneh wanita di depannya. "Ini masih pagi" jawabnya singkat.
Saat kakinya hendak berjalan menuju istri dan anaknya, wanita tersebut dengan lancangnya menggandeng mesra pada Ayres. Merapatkan tubuhnya agar payudara besarnya menempel pada lengan Ayres.
"Kak Ay-res..." Panggilan itu membuat Ayres menoleh cepat, menatap Stela yang memasang wajah datar dengan tatapan dingin, menusuk dan mengintimidasi seolah akan menguliti wanita di sebelahnya.
Wanita itu menoleh menatap Stela, ia tersenyum miring menatap istri dari pria yang digandengnya tersebut. "Selamat si-pagi nyonya Dexter, senang bertemu dengan anda" ucapnya dengan sedikit membungkuk, menunjukkan belahan payudaranya yang terekspos bebas seperti ingin tumpah.
"Hm, pagi" jawab Stela datar. Stela memandang Ayres sinis, seakan tersadar dengan cepat Ayres melepaskan gandengan dari wanita di sebelahnya. Dan segera berjalan menuju Stela sembari mengambil alih Elena.
Wanita itu terkejut akibat sentakan keras dari Ayres saat melepas gandengannya, namun tak lama senyum nya kembali bersinar sembari menatap Stela. "Ah, sepertinya ada acara rekreasi keluarga disini. Boleh saya ik-"
"Siapa anda yang berani menawarkan diri untuk ikut dalam kegiatan rutin keluarga kami? Anda sederajat dengan kami? Tidak, bukan? Maaf, kami tidak menerima orang baru" ucap Stela sarkas, ia berbalik guna mengambil tas kecil nya. Kembali menatap wanita yang terdiam menahan amarah serta malu disana.
"Permisi" Stela tersenyum miring tanpa menatap wanita itu, tapi setelah itu ia ingat sesuatu dan kembali sekali lagi menatap wanita itu. "Semoga malam ini bisa tidur nyenyak" kalimat penuh ancaman Stela berikan, lantas ia segera menarik Ayres yang menggendong Elena menuju mobil mereka, ia emosi!
Brak!
Pintu mobil ditutup kasar oleh wanita yang sekarang bermarga Dexter itu, nafas terlihat terengah. Juga gebrakan pintu mobil yang membuat Elena sedikit berjengit kaget.
"Cih! Dipeluk mau-mau aja, mana ga nolak lagi. Malah diem kaya orang linglung, kaya gini ketua dunia gelap? Hump! Malah kaya kakek-kakek pedofil" gerutunya kesal, Stela cemburu? Masih bertanya huh?!
"Sayang?" Panggil Ayres, sang istri tidak menyahut. Pria itu menghela nafas, bukan ia tak menolak gandengan wanita itu, ia hanya tak ingin permen kapas di tangannya gepeng karena dihimpit payudara sebesar gunung itu!
"Maaf..."
Stela menoleh cepat, menatap tak bersahabat Ayres. "Maaf? Kak, Ini bukan cuma sekali!" Ucap Stela penuh emosi.
Ayres mengangguk paham. "Iya kakak tau, maaf... Kakak ga ada maksud buat kaya gitu, kakak salah dan kakak minta maaf" ucapan tulus itu membuat amarah Stela sedikit menguap.
"Aku mau main" ucap Stela pada Ayres, pria itu mengangguk. Itu bukan hanya sebuah permintaan, tapi juga perintah.
"Akan kakak siapkan untuk nanti malam, oke?" Stela mengangguk.
"Ayo jajan" Ayres terkekeh lalu mengangguk, Stela mengambil Elena yang sudah lengket akibat permen kapas yang menempel di seluruh wajah, rambut hingga baju. Untungnya ia membawa baju ganti Elena.
"Habis main, kita main lagi ya?" Ayres mengangkat alisnya bertanya, Stela menatap sinis sang suami. Membuang muka menatap ke jendela, kemudian mengangguk. Pipinya memerah.
"Sampai subuh gima-"
"BERISIK!!"
🍼🍼🍼
Note:
What's up people!!
Hm, main apa tuh🙈
Ga ada romantis-romantisnya! Ini emang karena ga ada ide ato emang Rin nya aja yang ga romantis?Keknya kudu belajar sama papah sendiri deh, kenapa? Sering gombal ke mamah, GELI BANGET DENGERNYA ASTAGHFIRULLAH😭🙏
Allo aunty😗 - Elena
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...