"Apa sekarang?"
"Tidak ada, hanya ingin mengganti beberapa lembar uang yang anda keluarkan" jawab Ayres sembari melihat mobil yang baru datang dengan membawa 'beberapa' uang, yang bisa dibilang tidak sedikit itu.
Melihat mobil yang baru saja datang ke pekarangan rumahnya Vernon menggeleng pelan. "Tidak perlu, bawa kembali. Saya masih cukup kaya saat ini"
"Ambil saja, sekaligus balas budi" Ayres mencoba sedikit membujuk, Vernon tetap menggeleng. "Kalau begitu apapun, selain uang"
Ayres diam, berfikir apa yang akan ia berikan pada bocah di depannya. "Anda terlihat lemas, seperti sedang patah hati" pria itu mengeluarkan candaan agar bocah di depannya tidak terlihat menyedihkan.
"Ck! Ini juga gara-gara Shannon" gerutu Vernon.
Ayres mengangkat sebelah alisnya. "Oh, soal adik mu itu? Yang katanya menyukai kakak keduamu? Hm, kalian terlihat menyedihkan"
"Diamlah!"
"Cepat, apa yang kau inginkan?" Tanya Ayres, Vernon diam, sedang memikirkan apa yang seharusnya ia minta.
"Cari tau siapa sebenarnya yang July suka, bagaimana?" Tawar Vernon.
"Boleh" jawab Ayres santai, lalu ia berdiri dari duduknya, merapihkan jas nya yang sedikit berantakan. "Kalau begitu saya pamit, saya akan berikan apa yang anda minta nanti malam"
Vernon mengangguk, kemudian mengantar mereka menuju pintu utama rumahnya. Ke enam mobil itu pergi, dengan Vernon yang masih setia berada di pintu utama, agar tidak ada kucing masuk.g
"Kak!" Suara sedikit melengking itu memanggil, membuat Vernon menoleh ke belakang guna mencari tau siapa yang memanggilnya.
Ternyata July, yang sekarang tengah turun dari tangga dengan sebuah Hoodie kebesaran dan celana longgar yang dipakainya.
"Main yuk!" Ajaknya pada Vernon.
Lelaki itu mengerutkan keningnya, merapihkan beberapa helai rambut July yang berantakan. "Kemana memangnya?" Tanya Vernon.
"Uhmm, kata Aiyla dia pernah ke sekitar sini sama orang tuanya. Katanya ada danau bagus, kak!" Ceritanya antusias, Vernon terkekeh kemudian mengangguk.
"Ayo kita ke sana" kedua bola mata July membola.
"Yeyyy!!" Pekiknya girang.
Bruk!
Dengan spontan gadis itu memeluk sang kakak. "Sayang kak Vernon~"
Deg
>>>><<<<
"Bubu?" Panggil Stela pada Annette yang sedang menyiram tanaman di taman belakang rumah Ayres, tempat favoritnya.
Annette yang sedang menyiram tanaman menoleh terkejut melihat Stela yang sudah berada dibelakangnya dengan senyum manisnya. "Kenapa kamu disini sayang? Kan kamu-"
"Kalau di diemin lama sembuhnya, aku ingat kalau aku pernah kaya gini dulu" sela Stela cepat, Annette tersenyum dan mengangguk. Menitah Stela agar hanya duduk diam di sofa di sana.
Gadis itu menurut, duduk di sofa panjang di sana, memperhatikan ibu dua anak itu yang sedang merawat tanaman yang ada disana. Omong-omong, Annette dan Jay sekarang sudah kembali lagi ke sini, rumah Ayres.
Saat sedang bersantai, seorang maid datang ke halaman belakang. "Nona?" Panggilnya pada Stela.
Gadis itu menoleh, juga Annette yang sedang menyiram tanaman. "Ya?" Balas Stela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...