04

232K 20.1K 311
                                    

Stela membuka pintu flatnya, lalu setelah itu mengunci kembali saat ia sudah berada didalam. Langkah nya langsung mengarah ke kamar, membuka pintu kamar.

Membaringkan anak kecil yang ditemuinya tadi, ya.. anak itu tertidur setelah menangis keras tadi ditaman, mungkin karena kelelahan.

Menarik selimut sampai sebatas leher anak itu, membiarkannya tidur nyenyak diatas kasur. Menatap lama anak itu sambil mengelus kepala lembut, tak lama ia bangkit untuk membersihkan diri.

Didalam kamar mandi, Stela berpikir

'Kemana orang tua anak itu?'

10 menit setelahnya Stela keluar dari kamar mandi dengan piyama tidurnya berwarna biru dengan gambar beruang, menghampiri anak tadi yang tidur nyenyak diatas kasurnya.

'Nama anak ini Sen?'

Pasalnya tadi saat anak ini bercerita sering menyebut dirinya dengan nama Sen.

Stela memposisikan dirinya disamping anak itu, menarik lembut kedalam dekapannya. Membuat wajah itu berada di dada Stela.

"Sweet dreams, baby"

Setelah itu Stela pun ikut terlelap.

>>><<<

"Sialan! Memang nya kau pergi kemana sampai anak kecil saja kau tak bisa menjaga nya, hah?!" Bentak seorang pria pada bawahannya yang menunduk takut itu.

"M-maaf, saya ceroboh" ucapnya lirih.

"Sekarang bahkan sudah larut, dan kau membiarkan seorang anak kecil berkeliaran tanpa pengawasan orang dewasa, apa kau bodoh?!" Pria itu benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan sekretarisnya itu.

Mendudukkan dirinya kasar pada sofa diruangan nya, memijat pangkal hidungnya berusaha menahan emosi. Dadanya naik turun, urat-urat lehernya keluar menandakan bahwa ia benar-benar marah sekarang.

"Cari anakku, jika anakku sekarang berada ditangan musuh ku maka kepalamu jaminannya. Mengerti?!"

Bawahannya itu mengangguk cepat, segera undur diri dari ruangan pria itu.

Pria itu berjalan ke mejanya, mengambil sebuah foto dalam frame. Foto dirinya dengan seorang anak laki-laki yang berada dalam gendongannya, menatap penuh sesal saat dirinya tak menuruti keinginan sang anak yang ingin pergi jalan-jalan bersama nya dan malah menyuruh sekretarisnya yang mengajaknya jalan-jalan.

"Maafkan Daddy sayang" ucapnya lirih tanpa mengalihkan pandangannya dari foto itu.

>>><<<

05.22

Stela sibuk kesana kemari, mengambil bumbu beserta alat masak yang diperlukan nya.

Ia hampir lupa jika ada anak kecil dirumahnya, makanya ia hari ini membuat sarapan. Biasanya ia tak membuat sarapan dirumah, tapi untungnya hari ini Stela libur sekolah dan hanya perlu mengajar nanti siang.

"Ommy?" Stela menoleh.

Terlihat Sen yang berdiri dibelakangnya dengan tangan mengucek sebelah matanya, bibir maju serta rambut acak-acakan.

Stela membungkuk, menarik lembut tangan kecil itu agar tidak mengucek matanya lebih lanjut.

"Jangan dikucek, sayang" katanya, lalu menggendong Sen dengan sebelah tangannya.

Sedangkan sebelah tangannya lagi membawa mangkuk berisi sup, untuk sarapan. Mendudukkan Sen, di kursi makan dan mengambil mangkuk lagi untuk membuat sereal.

"Ommy, anti Ita temu addy?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangannya dari Stela yang sedang menuangkan susu.
[Mommy, nanti kita ketemu Daddy?"]

Stela menoleh, kemudian tersenyum.

"Iya, nanti kita cari Daddy oke?" Stela menarik kursi disebelah Sen, merapihkan rambut nya yang berantakan.

Mereka mulai makan dengan tenang, sampai Stela membuka suara.

"Oh iya, nama kamu siapa? Kita belum sempat kenalan, kan?" Tanyanya sambil mengambil tisu, mengelap mulut belepotan anak itu.

"Ama? Ama atu sandel dektel" katanya cadel.
[Nama? Nama aku Xander Dexter]

"Hah?" Refleks mengeluarkan kata itu saat tidak mengerti apa yang dibicarakan anak itu.

"Sandel dektel!" Ulangnya.

"Sandel dektel?" Stela memastikan.

"Nou, Ommy. San-del dek-tel!" Eja nya.
[No, mommy. San-del dek-tel!]

"Sandel dektel"

"Nou! Bat S-A-N-D-E-L D-E-K-T-E-L" ucapnya mulai kesal.
[No! But S-A-N-D-E-L D-E-K-T-E-L]

Karena sudah kesal, Stela mengambil kertas dan pulpen, menyodorkan nya pada anak itu.

"Coba tulis disini, siapa tau bener nanti" katanya lembut.

Anak itu mulai mengambil pulpen dan menarik sedikit agar kertas nya lebih dekat dengan wajahnya, wajah nya terlihat serius Saat mencoba menulis namanya dikertas itu.

Bibir merah itu terlihat maju kedepan, kedua alisnya mengkerut lucu, pipi tembam nya seperti ingin tumpah, serta mulut yang mengeja tanpa suara apa yang ditulisnya.

Tiba-tiba anak itu mengangkat kepalanya, menoleh kearah Stela dengan mata berbinar nya. Menyodorkan kertas yang tadi digunakan nya untuk menulis pada Stela, Stela mengambil kertas itu. Mulai membaca apa yang tertulis disana.

🍼🍼🍼

Note:

Rin ga nyangka kalau cerita ini juga ada peminatnya, tapi kalau dipikir-pikir lagi nambah beban jugaಥ_ಥ

Selamat malam semuanya, besok Senin semangat 💪🔥





Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang