Ucapan Ayres soal janjinya yang akan mengajak Stela dan Elena pergi ke China bukan hanya omong kosong belaka, ia menepatinya. Tepat saat Stela terbangun, Ayres sudah siap dengan pakaian kasual yang bersandar si kepala ranjang sedang menatapnya.
"Morning babe, bagaimana tidur mu?" Sapa Ayres, dengan peka Ayres menutupi cahaya dengan telapak tangannya agar Stela bisa beradaptasi dengan cahaya yang tiba-tiba masuk ke dalam retinanya.
Ibu beranak dua itu mengangguk, ia mendongak menatap Ayres. "Kamu mau kemana?" Tanyanya serak, efek bangun tidur.
"Bukannya kita mau ketemu Xan hari ini?" Tanya Ayres, Stela diam, kemudian mendongak. "Maksudnya?"
Ayres terkekeh. "Kita akan ke China hari ini"
>>><<<
Suara ketukan pintu dari luar membangunkan anak Adam yang sedang terlelap itu, ia terdiam sebentar, lalu bangun dari posisi tengkurap nya.
"Ck! Berisik" desisnya kesal, ia mengambil bajunya yang tergelatak tak berdaya. Mengenakannya dan berjalan ke arah pintu kamarnya.
"Apa?! Beri-"
"Kakak!!!"
"Hah?" Mata yang tadinya masih terpejam itu terbuka lebar, menatap sang adik yang tersenyum lebar ke arahnya.
"Kakak baru bangun? Tadi El udah minta tolong sama kak Mia buat bangunin, tapi katanya kakak ngga jawab. Jadi El yang bangunin!" Ujarnya ceria, menceritakan kejadian singkat yang terjadi tadi.
"Kata kak Mia, kakak tidurnya lama banget. Padahal cuma tidur siang, kakak mirip sama kak Marvell!! Kata mama nya kak Marvell, kak Marvell kalau tidur lamaaa-"
"Siapa Marvell?" Tanya Xan bingung, ia mengajak El masuk ke dalam kamarnya sebentar untuk menunggunya membasuh muka.
"Kak Marvell itu kakak kelasnya El, El ga terlalu akrab sama dia. Soalnya dia itu nyeremin kak!! Dia kalau liat orang yang gangguin El lewat, matanya begini" Gadis itu lantas meniru apa yang ia lihat, ia mengangkat dagunya, menatap tajam gelas di atas nakas yang tak bersalah.
"Gitu kak! Serem kan? Tapi kalau sama El engga-"
"Jelas saja tidak, jika ia menatapmu seperti itu akan ku taruh kedua bola matanya di dalam botol" batin Xan berbicara.
"Kak Marvell itu mirip kak Sagara, sama kak Samuel. Kalau ngeliat orang pasti serem, tapi kalau ke El engga" ucapnya dengan senyuman, menatap sang kakak yang mengelap wajahnya dengan handuk kecil.
"El di ganggu di sekolah?" Tanya Xan, gadis itu dengan cepat mengangguk. "Iya kak, katanya El itu jelek, ga modis, bodoh juga" ucapnya lesu, menatap kakinya yang bergoyang pelan menjuntai dari atas ranjang sang kakak.
Xan yang melihat itu diam. Bukan diam yang tak berbuat apa-apa, ia hanya sedang berpikir hukuman apa yang pantas di berikan untuk orang-orang itu.
"Ada berapa yang gangguin El?" Tanyanya lembut, mendekat pada sang adik dan duduk di sebelahnya.
"Ada lima, tapi yang mommy dan Daddy tau hanya ada tiga" jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di pundak lebar sang kakak.
"Kenapa hanya tiga, El tidak bercerita semuanya?" El menggeleng. "El sebenarnya mau kasih tau semua, tapi dua orang lainnya selalu baik di depan mommy dan Daddy kalau semisal mereka datang ke sekolah. Mommy sama Daddy pasti ga akan percaya, soalnya guru El juga ga percaya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...