"Stel, punya mie instan ga?" Tanya Aiyla yang duduk selonjoran di lantai flat milik Stela.
Yang ditanya mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya dari ponselnya. "Di lemari masih ada beberapa, jangan diabisin" kata Stela memperingati.
Aiyla mengangguk semangat. "July mau ga? Ntar dibuatin sama chef Aiyla" katanya sambil menaruh kedua tangan di pinggang.
July hanya mengangguk, ia sibuk melihat drama di televisi. Lalu setelah itu Aiyla berlalu ke dapur membuat mie instan.
Lalu tak lama setelah itu pintu flat Stela ada yang mengetuk, membuat Stela, July dan Aiyla saling memandang bingung.
"Tukang paket kali" kata July."Ck, aku ga pesen apa-apa loh" kata Stela.
"Yaudah buka aja" kata Aiyla.
Stela bangkit dari duduknya, berjalan ke arah pintu. Jantungnya berdegup kencang, terakhir kali ia membuka pintu ada surat ancaman beserta bangkai burung dalam sebuah kotak kado bewarna hitam dan pita berwarna merah muda.
Ceklek
"Aunty!" Pekikan nyaring itu mampu membuat Stela bernafas lega.
Dengan senyum lebar ia membawa Xan kedalam gendongannya. "Halo jagoan, ada apa hm?"
Yang ditanya hanya tertawa senang, sambil menepuk-nepuk pipi Stela. "San nak ain dong~"
[Xan nak main dong~]Melihat Xan yang antusias membuat Stela tertawa, lalu pandangannya beralih pada dua orang berbadan besar yang mengantar Xan. Stela tersenyum canggung.
"Uhm, silahkan masuk" kata Stela sambil menggeser badannya, memberi ruang agar kedua orang itu bisa masuk.Tapi ternyata mereka berdua menolak, mereka lebih memilih menunggu di mobil. Stela hanya mengangguk, dan ia masuk setelah mereka berdua pergi.
Stela membawa Xan kedalam, menutup pintu flatnya. Menghampiri kedua temannya yang sedang makan mie instan sembari menonton Drakor.
"Eh ada siapa disini?" Aiyla yang melihat lebih dulu bangkit dan menghampiri Xan yang berada di dalam gendongan Stela.Xan awalnya tak mau mendekat, tapi saat ia ingat siapa aunty didepannya itu ia menjadi tak bisa diam di gendongan Stela. Ia memberontak ingin turun dan naik ke gendongan Aiyla.
"Aunty dada di Nini?" Tanyanya pada Aiyla
[Aunty ada di sini?]Aiyla mengangguk, lalu mendudukkan Xan di sebelah July. "Mau cake?" Tanya July pada Xan.
Xan mendengar kata cake langsung berbinar, tangannya yang pendek berusaha menggapai cake yang jauh lebih tinggi darinya.
"Cake~"July tertawa saat berhasil mengisengi bocah kecil itu, Xan yang tidak kehabisan akal menggunakan cara terakhir.
"Cake na Tjutheyo~" katanya sambil menangkup kedua tangannya di depan dada, mata Boba nya semakin terlihat membesar bersama bintang-bintang disampingnya. Membuat July terdiam, salahnya yang menggoda bocah kecil itu."H-hentikan itu dan akan ku beri cakenya" katanya gugup, Xan tersenyum bangga dalam hati. Siapa yang bisa menolak pesonanya.
Lalu ia mengambil cake yang disodorkan oleh July, namun ia tak dapat membuka plastik kemasannya. "Hiks- nda bica~" katanya mulai terisak.
Stela hanya terkekeh melihatnya, lalu ia mengambil cake yang hampir tak berbentuk itu karena Xan yang tadi kesusahan membuka kemasannya.
"Sini sama aunty, nah selesai" katanya sambil memberi cakenya pada Xan.Namun Xan menolak, membuat ketiga gadis itu bingung. "Cuapi~" katanya sambil memamerkan gigi-gigi rapi nya.
Stela terkekeh, menggeleng pelan melihat tingkah random ponakan muridnya itu. Lalu ia mengambil secuil cake sebesar suapan anak itu dan menyuapi nya.
"Uhm, dicuapi lebih enyak" katanya sambil tersenyum malu.Ketiga gadis itu tertawa, mendengar gombalan basi dari bocah kecil itu.
Guk!
"Huh?" Xan menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Apa tu?" Tanyanya pada Stela.
Stela tersenyum. "Itu Shera, anjing peliharaan aunty" kata Stela sambil memanggil Shera datang.
Anjing putih itu perlahan mendekat, sempat terdiam saat melihat buntalan boneka di depannya. Tapi setelah itu ia mendekati Xan, Xan yang tau anjing itu mendekat mulai merapat pada Stela. Takut.
"HUAAAA, MILIP MONTEL!!"
Ketiganya beserta Shera terkejut, lalu dengan sigap Stela mengangkat Xan ke gendongannya. "Ga gigit ko, Shera cuma mau kenalan aja" kata Stela menenangkan.
Lalu Stela dengan perlahan kembali mendudukkan Xan di bawah, agak sedikit menjauh dari Xan. Membiarkan anak itu berkenalan dengan hewan peliharaannya.
Xan? Anak itu panik saat tak merasakan Stela di belakangnya, namun ia berusaha tenang. "Tata aunty nda didit ko" ia terus merapal kan kalimat itu saat Shera sudah semakin dekat.
Saat Shera sudah berada di hadapannya ia menutup erat matanya, tapi setelah itu ia tak merasakan apapun.
Bruk!
"Huh?" Ia membuka matanya, dilihatnya Shera yang tiduran telentang di depannya dengan lidah yang menjulur lucu.
"Ahaha, kiyowoo" katanya memuji Shera, dan sepertinya dia membutuhkan sebuah cermin.
🍼🍼🍼
Note:
Jadi gini, di chapter depan Rin mau tambahin visualnya Ayres:3
Waw, Ayres belum tau nih kalau Xan ada di flatnya Stela. Gimana reaksi nya nanti? Bakal marah atau gimana?
Hawloo nama tu San! - Xan
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...