Pukul 4 sore, Stela sudah sadar. Itu artinya sekitar 1 jam ia tertidur, harusnya hanya setengah jam, tapi sepertinya ia tidur lagi.
"Eungh" lenguh Stela saat merasakan sesuatu melingkar di perutnya, badannya memutar, guna mengetahui siapa pemilik lengan besar dan berurat itu.
"Kak?" Panggil Stela dengan suara detak khas bangun tidur, sedikit menggoyangkan bahu Ayres yang tertidur pulas.
Ayres hanya bergumam, bukannya bangun pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya pada Stela. Gadis itu mendengus kesal. "Bangun kak! Mandi sana, bauu"
Dan bukannya menjauh, Ayres malah semakin memeluk Stela erat. Mengelus lembut jahitan luka diperut Stela yang terasa sedikit kasar dadi luar baju.
"Masih sakit?" Tanyanya pada Stela.Gadis itu menggeleng. "Udah lebih baik" Ayres mengangguk, kemudian bangkit dari tidurnya.
"Ayo mandi, nanti malam kita akan keluar" ucap Ayres sembari mengambil gulungan handuk di lemari khusus.
Stela mengerutkan keningnya bingung. "Memangnya kita mau kemana?" Yang ditanya hanya mengangkat bahu acuh. "Bersiap saja, kita akan pergi bersama yang lain" ucap Ayres sebelum masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan Stela yang masih tidak mengerti apa yang baru saja Ayres katakan.
>>><<<
"Blyna pelnah puna puppy?" Tanya bocah laki-laki itu pada bocah perempuan di depannya, yang ditanya menggeleng.
"Blyna tau apa itu puppy, tapi na Blyna nda pelnah puna puppy" jawab gadis kecil itu dengan aksen cadelnya.
Xan mengangguk paham. "Nti talau aunty benelan jadi mommy San, Blyna di beli puppy juda nda ya, cama glenpa?" Tanyanya lagi.
Bryna menggeleng tidak tau, walaupun ia berharap kalau ia akan mendapatkan anak anjing juga. Ia tak bisa memaksa, ia cukup tau apa itu sopan santun.
"San pelnah liat puppy puna aunty Stela, tapi cekalang nda tau Shela ada di mana" ucapnya lesu, Bryna melihat itu ikut prihatin.
"Nti talau cudah becal, San yang beli Blyna puppy bukan glenpa Lukas" ucapnya sambil tersenyum manis pada gadis kecil dihadapannya, mendengar itu Bryna menjadi bingung.
"Ta bakal cama-cama campai becal?" Tanya Bryna pada Xan, mendengar pertanyaan itu Xan sontak mengangguk cepat.
"Iya dong, San and Blyna bakal cama-cama teyus campai becal!" Ucapnya semangat.
Melihat Xan yang tersenyum lebar dengan nada bicaranya yang terdengar sangat antusias, Bryna ikut tersenyum dan mengangguk.
"Ta baleng-baleng teyus, nji?" Bryna menyodorkan jari kelingkingnya di depan Xan.Dengan semangat Xan membalas uluran jari kelingking itu. "Nji!"
>>><<<
"Ayres bilang malam ini?" Tanya Annette sedikit terkejut, menatap kaget pada tuan Lesham -Lukas- .
Pria paruh baya itu mengangguk. "Kami sudah membicarakannya, terlebih Xan juga ikut andil dengan anak perempuan yang sedari tadi terus digandengnya. Dan Ayres bilang ia juga tak ingin berlama-lama, jadi ia putuskan malam ini"
Mendengar penjelasan itu Annette mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya. "Kalau begitu aku akan bersiap"
"Oh, apakah kalian akan membuat acara? Kalau begitu kami memilih pamit, tidak ingin mengganggu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...