37

93.5K 8.5K 107
                                    

"Bagaimana dengan sup?"

Xan menggeleng. "No"

"Memang xan ingin makan apa?" Tanya Stela, sambil menatap Xan yang berada di gendongannya.

Mereka berdua baru saja sampai di kantin rumah sakit, sedikit sepi karena belum jam makan siang.
"I want to eat chicken" kata Xan sambil menatap binar ayam goreng yang disusun rapi dibalik etalase kaca itu.

Stela mengikuti arah pandang Xan, kemudian tersenyum. "Ingin ayam? Bagaimana dengan Daddy Ayres?"

"Daddy chicken juga, Daddy nda cuka sup" kata Xan sambil memandang tak suka pada panci sup berukuran besar itu, Stela hanya terkekeh.

"Oke-oke, kita semua beli chicken aja. Tapi aunty tetap akan beli satu, Xan sama kak Ayres tetap harus makan sayur" ucap Stela santai, tanpa mempedulikan Xan yang menatapnya terkejut.

"Apa?" Tanyanya saat melihat raut wajah Xan yang terlihat lucu itu.

Bocah itu memandang Stela dengan tatapan memohon. Dibuat seimut mungkin agar Stela luluh. "Nda makan sup, ya~"

"No, baby. Sayur membuatmu sehat dan lebih kuat" ucapan itu justru membuat Xan lesu. Stela menurunkan Xan dari gendongannya, sedikit sulit jika ia membawa Xan digendongnya sedangkan tangan yang satunya membawa mangkuk berisi sup hangat.

Setelah membayar Stela dan Xan berniat kembali ke kamar Jay, namun saat berbalik.

Bruk!

Tanpa sengaja Stela menabrak orang didepannya, untung saja supnya tidak tumpah. Stela mendongak menatap pria yang ditabraknya, kemudian meminta maaf.

"Maafkan saya, saya ga sengaja" ucapnya sambil sedikit membungkuk.

Pria didepannya mengangguk kaku. "Y-ya"

"Apa anda terluka tuan?" Tanya Stela setelah melihat respon dari pria didepannya, sedangkan Xan sudah bersembunyi dibalik tubuh Stela karena terlalu takut pada pria yang menjulang tinggi di depannya itu.

Pria itu lantas tersadar dari lamunannya, kemudian menggeleng. "Saya tidak apa-apa, bagaimana denganmu?" Jawabnya sekaligus bertanya kemudian.

Stela tersenyum dan menggeleng. "Kalau begitu saya permisi" ucap Stela setelahnya, pria itu lagi-lagi mengangguk.

Saat Stela hampir melewati tubuhnya, refleks Tangannya menahan lengan yang jauh lebih mungil dan hangat itu.
"Tunggu!"

Spontan Stela berbalik, menatap bingung pria didepannya. "Ya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya Stela.

"A-ah, tidak. Hanya saja, siapa namamu?" Tanyanya gugup, ia melepaskan genggamannya itu walau tidak rela.

Stela tersenyum. "Stela, Auristela" jawab Stela.

Pria itu mengangguk, lalu kemudian bertanya lagi. "Margamu?" Tanyanya sungguh dengan rasa penasaran yang membuncah.

"Lesham, itu margamu" setelahnya Stela kembali pamit meninggalkan pria itu dengan perasaan campur aduk, sampai sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Bos-" ucapan terpotong saat pria itu mengangkat sebelah tangannya tanda untuk diam, membuat seseorang yang memanggilnya hanya menurut dan diam.

Aku menemukannya.

>>>><<<<

"Daddy! Maca aunty tasih San sup? Tan nda enak" kata Xan mengadu pada Ayres.

Sedangkan Ayres sendiri hanya diam, tak menjawab ataupun mendengar apa yang Xan ucapkan. Membuat Stela bingung. Memang semenjak Stela membuka pintu kamar itu suasana kamar menjadi sangat asing, berbeda dengan sebelumnya. Seperti ada sesuatu.

"Ada apa?" Tanya Stela pada Ayres. Namun lagi-lagi tak digubris, akhirnya Stela memutuskan bertanya pada Jay.

"Jay?" Panggilnya. Jay menoleh.

"Ada apa? Kenapa aku tinggal suasananya jadi kaya gini?" Tanyanya penasaran.

Jay diam, kemudian menggeleng dan kembali menatap keluar jendela. Stela menghela nafas, ia tak bisa memaksa jika seperti ini jadinya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, menampilkan Annette yang membawa beberapa camilan dengan gurat wajah yang terlihat lelah.

"Jay, bubu bawa-" ucapannya terhenti, ia menatap Ayres terkejut.

Kamar itu menjadi lebih hening, dengan Xan yang semakin mengeratkan pelukannya pada Stela.
"Ayres?"

"Lebih baik kita pulang" dengan cepat Ayres mengambil Xan yang berada di dekapan Stela, keluar kamar melewati Annette yang masih diam dipintu kamar.

Meninggalkan kamar itu yang diisi dengan keheningan.

Annette menatap Stela, mengerti akan tatapan Annette Stela menggeleng. Lalu Annette menatap Jay penuh tanda tanya.

Jay menghela nafas. "Dia cuma butuh waktu, ada yang harus dicerna di otaknya"

🍼🍼🍼

Note:

Ga ada yang harus diomongin mungkin. Maaf kalau tulisannya kali ini terkesan berantakan banget.

No pict hari ini

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang