00: Prolog

297 70 16
                                    

Gelap

Itulah yang terlihat sekarang. Berulang kali ingin membuka mata tetapi tak bisa. Seperti ada lem yang merekatkannya.

Jika mata tak bisa ,maka perlahan ia mencoba menggerakkan tangan dan akhirnya.....

Yes bisa

Lalu ia merasakan tekstur permukaan di bawahnya. Permukaan kotor serta tanah yang lembek seperti habis bersentuhan dengan air hujan.

Tak lama terdengar teriakan nyaring anak kecil, "MAAA CEPAT KESINI, ABANG LAGI SEKARAT"

Orang yang di panggil 'abang' oleh anak kecil itu hanya bisa bertanya-tanya dalam hati

Hah? Abang?

Suara derap langkah kaki semakin terdengar. Awalnya yang sampai di tubuh orang sekarat itu, anak kecilnya dulu baru disusul dua orang dewasa.

Telapak tangan si orang dewasa pria atau bisa di ketahui ayah dari anak kecil itu memangku kepala orang sekarat itu.

"Banyak banget darahnya" gumam si ayah, saat melihat telapak tangannya berlumuran darah ketika memangku kepala orang sekarat itu.

Ajaibnya, seolah energi terisi kembali perlahan si orang sekarat itu membuka matanya. Yang terlihat hanyalah terik matahari menyilaukan  beserta siluet dua orang dewasa dan satu anak kecil sedang menatap ke arahnya.

"Hey nak kamu gapapa?" Tanya orang dewasa lainnya yang bersuara lebih lembut dari sebelumnya, diketahui ibu dari anak kecil itu.

"Bang Ghibran beneran gapapa kan??" lirih pelan anak kecil yang berdiri di samping ibunya dengan raut wajah khawatir.

Mendengar hal itu keluar begitu saja dari bibir anak bontotnya, seorang ibu mengingatkan pada anaknya, "husshh dia bukan bang Ghibran"

Si anak kecil itu marah,"Tapi dia beneran bang Ghibran" bantahnya yang tetap ngotot.

Si ayah yang diam sedari tadi melirik orang sekarat itu, "Namamu siapa?" Tanyanya.

"Udah aku bilang dia bang Ghibran" sela si anak kecil yang kemudian di balas sentilan pelan dari ibunya.

Nama?

Seketika telinga dan kepala orang sekarat itu terasa berdengung keras membuat orang lain di sekitarnya semakin khawatir.

"Bawa ke rumah sakit aja yuk pah" usul si ibu khawatir.

Kemudian orang sekarat itu kembali tak sadarkan diri.

Eyyyoo terima kasih udah mau mampir ke lapak pertama ku. Maaf klo masih ada typo atau penggunaan kata yang belum tepat. Berhubung aku masih penulis baru, jadi tolong kasih kritik dan sarannya di jejak komentar ya. Biar karyaku bisa menjadi lebih baik lagi. Oh ya sesudah baca jangan lupa vote nya ok. Thankkksss

EPIPHANY| Jeon Jungkook {On-Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang