Guruku Ternyata G 06

3.9K 256 0
                                    

Semua orang yang ada di kantin pun terpana tatkala melihat seorang wanita yang cantiknya bak bidadari itu melewati beberapa meja, hingga akhirnya wanita tersebut memilih duduk di meja yang juga diduduki oleh Kevin dan Malik.

”Boleh duduk disini nggak?” tanya Melisa ragu kalau-kalau dirinya mengganggu Kevin dan Malik.

Kevin masih terpana dengan pesona Melisa yang bak bidadari itu. Bahkan, matanya sama sekali tidak berkedip. ”Ya tuhan kok bisa ya ada cewek secantik neng Melisa, eh?” ucapnya dalam hati.

Malik tertawa garing. ”Maaf ya kak? Kevin emang rada-rada orangnya hehe,” ujar Malik membuat Melisa tersenyum ketika melihat Kevin menatap dirinya sampai-sampai tidak berkedip.

”Kev?” seru Melisa seketika membuyarkan lamunan Kevin.

”Eh? Kak Melisa?” sahut Kevin salah tingkah hingga kakinya bertabrakan dengan kaki meja sampai-sampai membuatnya meringis kesakitan.

Sial! Kevin merasa malu sekali di depan Melisa. Ah, lagi-lagi imejnya sebagai cowok pun hancur. ”Jangan panggil kak, panggil Melisa aja,” ujar Melisa terekekeh.

Melisa menyodorkan sebuah bingkisan berisi beberapa box makanan. Mata malik langsung berbinar seolah mendapat undian berhadiah. ”Kev Mal, dimakan yah,” ujar Melisa.

Kevin menopang wajahnya ke samping dengan tangan kanannya, sehingga ia bisa menatap wajah cantik Melisa lebih intens lagi. ”Makasih yah,” ujar Kevin sambil tersenyum manis.

Ditatap seperti itu oleh pria tampan seperti Kevin rasanya membuat jantung Melisa berdebar kencang. Wajahnya pun bersemu merah hingga membuatnya menjadi salah tingkah.

”Woooo enak banget kak!” puji Malik ketika ia mencicipi sushi dan donkatsu yang diberikan oleh Melisa.

Pletak! Kevin menjitak Malik. ”Buat gue sisain, awas lo ya kalo berani ngabisin,” ujar Kevin dan Malik pun cuma nyengir kuda.

”Sekali lagi thanks yah,” ucap Kevin seraya mengelus pucuk rambut Melisa beberapa detik. Kevin pun tersenyum. Menurutnya Melisa begitu menggemaskan dengan wajah yang bersemu merah. Ah, kapan ya bisa milikin Melisa seutuhnya? Pikir Kevin.

Melisa pun memilih segera beranjak dari sana. Ia benar-benar tidak tahan harus duduk bersebelahan dengan seorang pria yang membuat jantungnya berpacu dengan begitu cepat, atau kalau ia berada disini lebih lama lagi maka jantungnya akan semakin bermasalah.
*
”Wah! Sushi! Donkatsu!” seru seseorang tiba-tiba entah siapa. Kevin dan Malik mengangkat kedua alisnya, bertanya-tanya siapakah sosok pria yang tiba-tiba menghampiri meja mereka dan melihat makanan yang tersaji di atas meja seperti melihat harta karun saja.

Bahkan, pria itu menelan ludahnya saking ngilernya melihat hidangan yang nampak menggugah selera itu. ”Boleh dimakan kan? Gue laper soalnya,” ujar pria yang belum diketahui namanya itu sambil matanya yang tidak lepas memandangi sushi dan donkatsu yang tersaji di atas meja.

Kevin dan Malik akhirnya mempersilahkan pria tersebut untuk menyantap hidangan yang diberikan oleh Melisa tadi. Diluar dugaan, pria tersebut makan begitu lahap seperti tidak makan selama berhari-hari.

Kevin dan Malik saling berpandangan, keduanya bingung harus berbuat apa. Ingin mencegah pria tersebut supaya menyisakan barang sedikit saja. Namun, Kevin ataupun Malik tak sampai hati untuk mencegahnya.

”Aaaaah kenyangnya,” ujar pria tersebut seraya mengelus perutnya yang terasa kenyang karena sudah terisi penuh.

”Sial! Gue sama sekali belum icip icip ih, rese banget nih cowok.” ujar Kevin dalam hati geram dan kesal karena sejujurnya ia pun sama sekali belum mencicipi hidangan yang dibuat sendiri oleh Melisa.

”Kenapa?” tanya pria itu dengan wajah tanpa dosanya ketika Kevin dan Malik memperhatikannya dengan tatapan yang tajam.

”LO NGGAK NYISAIN KITA-KITA BEGO!” ucap Kevin dan Malik bersamaan dan pria itu pun cuma nyengir saja sambil mengerjapkan matanya beberapa kali dan menampilkan deretan giginya yang putih bersih.
*
Seluruh maba pun berkumpul di lapangan sesuai dengan intruksi senior kampus yang membibing jalannya ospek. Mereka memperkenalkan beberapa dosen yang akan mengajar beberapa jurusan yang ada di kampus ini seperti ekonomi, matematika, bahasa inggris, dan lain-lain.

Tibalah di bagian Rama memperkenalkan diri kepada seluruh maba. Sebelum ia benar-benar memperkenalkan dirinya, ia menatap satu per satu maba hingga matanya menangkap sosok yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

”Saya Rama Aditya, saya alumni di kampus ini dan saya mengajar dua mata kuliah sekaligus yaitu ekonomi dan bahasa inggris.” ujar Rama memperkenalkan dirinya dan mendapatkan teriakan terbanyak dari para gadis dibandingkan dosen lainnya.

Kevin mencebikkan bibirnya tatkala melihat Rama memperkenalkan diri dengan begitu tenang dan optimis. ”Ck! Baru juga segitu sok banget,” gumamnya kemudian Malik menyenggol lengan kirinya.

”Hus! Hati-hati lo kalo ngomong,” ujar Malik memperingatkan temannya itu untuk tidak berkata macam-macam dengan seseorang yang notabene adalah dosen di kampus. Ia tidak ingin jika temannya itu mendapat masalah di kemudian hari hanya karena hal-hal spele.

Kevin mendengus kesal. Ia sungguh tidak menikmati acara ospek yang menurutnya begitu sangat membosankan. Bahkan, foto-foto wanita telanjang yang ada di majalah miliknya lebih menarik.

”Nah, selanjutnya kita bakalan main games seru!” ujar Rafael memberitahukan kepada seluruh maba. ”Gamesnya adalah jawab teka-teki yang kita-kita kasih. Yang menang bisa dapetin hadiah buku pelajaran, frozen food, tumbler dan lain-lain. Trus yang kalah musti pilih truth or dare.”

”Ok kakak mohon kalian masing-masing kelompok kerja sama ya buat cari jawabannya ok?” ujar Melisa menyemangati. Kevin tersenyum tatkala ia melihat Melisa yang memberikannya semangat secara tidak langsung dengan mengangkat sebelah tangannya.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang