Guruku Ternyata G 39

1.2K 104 0
                                    

“Mas..“ seru Daffin. Daffin dekap tubuh itu dari belakang. Hangat. Itulah yang Daffin rasa. “Tunggu aku mas.. Kontrak aku 3 bulanan lagi baru selese..“ ucap Daffin. Daffin tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Ia yakin Chris juga pasti mengerti. Chris pun melonggarkan dekapan Daffin. Ia memutar badan ke belakang, lalu menatap Daffin dengan tatapan datar. “Trus?“ seru Chris. Ia ingin Daffin lebih memperjelas hal itu, meskipun Chris sendiri juga sudah cukup mengerti. Hm, entah mengapa itu akan terasa sangat berbeda, saat Daffin mengatakannya sendiri secara langsung.

“Ehem ehem,“ Daffin sengaja berdehem. Lalu, kedua tangan bersedekah di dada, dan ia pun berlagak sok di depan Chris. Chris menatap Daffin sebal. “Intinya aku mau kita go public!!!!! Horeeeeeee!!!!!!“ ucap Daffin antusias dan bangga. “Udah?“ seru Chris biasa-biasa saja, meskipun dalam hati ia senang bukan main. Uh, Chris juga harus jual mahal sedikit, batin Chris. Hm? Kenapa reaksi Chris biasa-biasa saja?, batin Daffin heran. “U-udah,“ sahut Daffin refleks menganggukkan kepala. “Kalo gitu cepetan keluar. Sana!“ ucap Chris ketus.

Daffin pun melangkahkan kaki menuju pintu. “Stop!“ seru Chris tiba-tiba. Langkah kaki Daffin seketika terhenti. “Jangan nengok ke belakang.“ seru Chris. Mau apa dia? Hah, sudahlah, mari kita lihat, batin Daffin. Dari belakang, Chris kecup leher Daffin dan menghisapnya kuat-kuat. Daffin protes. Ia masih ada beberapa scene lagi hari ini. “Ma-mas nga-ngapain?“ seru Daffin panik. Ia pun memutar badan melihat Chris yang malah tersenyum miring kepada dirinya. Daffin memegangi leher sendiri. Lalu, ia pun menyalakan kamera depan. Sial! Itu berbekas!, batin Daffin marah.

Gilang baru saja selesai mencuci piring. Jujur saja Gilang sama sekali tidak pernah mencuci piring sebelumnya. Tapi, ini akan menjadi cerita yang berbeda, saat Gilang sendiri telah berumah tangga. Dan orang itu adalah James. Hah, Gilang menghela nafas sambil menaruh piring-piring itu di rak. Sungguh diri dan hati ini tidak menyangka, jikalau ia sendiri menikah dengan seorang pria.

“Gilang? Tolong bikinin teh tanpa gula, ya?“ seru James dari ruang tengah. Seperti saat ini, Gilang benar-benar harus menjadi seorang istri yang penurut, membuatkan secangkir teh—atau menyiapkan pakaian kerja? Itulah yang Gilang lakukan setiap hari. Kalau dulu ia biasa bangun siang. Tapi, sekarang? Huh, semuanya telah berbalik seratus delapan puluh derajat.

Selain teh, Gilang juga menyajikan cemilan kue lapis. Sebelum hubungan antara Gilang dan James membaik, James biasa pulang hampir malam dari kantor. Tapi, saat hubungan keduanya membaik, James dengan senang hati pulang kerja tepat jam 3 sore. Dan untuk sisa pekerjaan di kantor, akan ia kerjakan di rumah. Terkadang Gilang juga ikut membantu. James tersenyum. “Makasih istri ku sayang~“ ucap James lalu mengecup pipi Gilang sekilas. Uh, kenapa pipi ini terasa panas?, batin Gilang.

James pun menoleh. Ia tatap sang istri lamat-lamat. “Ehem,“ Gilang berdehem karna gugup. Uh, dipandangi seperti itu oleh suami sendiri, istri mana yang tidak gugup dan senam jantung? “Oh iya Gilang! Saya hampir lupa, saya punya hadiah buat kamu,“ ucap James. Gilang pun mengerling. Kira-kira hadiah apa yang akan James berikan? Dia terlihat mencari-cari sesuatu di dalam tas. “Hmm mana, ya? Perasaan ditaruh disini deh,“ gumam James. “Jangan bilang kalo kamu boong, Jim~ Belagak pake mau kasih aku hadiah segala.“ ucap Gilang mencebikkan bibir kesal.

“Ini dia!“ seru James tersenyum lebar saat ia telah menemukan hadiah yang ia maksud. “Ini hadiahnya sayang. Terima ya?“ ucap James memberikan amplop putih persegi panjang. Gilang pun membuka amplop itu. Kedua alis Gilang berkerut saat ia melihat ada dua tiket pesawat disana. Ia pun melirik James. “Gimana? Suka nggak? Kita liburan satu minggu disana sekalian bulan madu.“ ucap James. Uh, mata Gilang terasa panas. Ini adalah dua tiket liburan ke Italia. Tahan Gilang Tahan, batin Gilang mencoba menahan rasa hari ini. Jangan sampai air mata itu jatuh dari pelupuk mata.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang