Guruku Ternyata G 21

3K 204 20
                                    

Suasana di ruangan itu pun mendadak serius karena baru saja Rama mengatakan kalau ada sesuatu hal penting yang ingin dibicarakan. Rama tidak memperdulikan Kevin yang melotot tajam ke arahnya. Tentu, Kevin bisa menebak apa yang akan dibicarakan oleh Rama saat ini.

”Sebelumnya saya mohon maaf kalau kata-kata saya nanti kurang enak buat didenger. Tapi, jauh dari lubuk hati saya, saya sayang dan cinta sama Kevin om tante.” ucap Rama seketika membuat Kevin mendelik tajam.

Bagaimana bisa Rama semudah itu coming out di depan keluarganya tanpa merundingkan hal ini terlebih dahulu sebelumnya dengannya? Bagaimana bisa Rama menentukan semuanya sendiri tanpa melibatkan dirinya?

”Tunggu tunggu maksud kamu apa dulu nih Rama? Sayang Cinta adek kakak gitu apa gimana?” tanya Olivia masih belum memahami perkataan Rama sepenuhnya.

”Saya mau Kevin jadi istri saya tante.” jawab Rama membuat mulut Olivia menganga sempurna. Lalu, dengan jahilnya Nugraha memasukkan potongan kue bolu ke dalam mulut istrinya yang menganga lebar itu.

Olivia pun mengunyah bolu tersebut lalu menelannya susah payah. ”I-istri? Kevin itu cowok loh Ram?“ ucap Olivia tidak habis pikir.

”Hahahahaha ng-nggak kok ma, Rama becanda doang kok hehe jangan percaya yah? Jangan percaya.” celetuk Kevin tertawa garing.

”Saya serius om tante.“ ucap Rama mantap. Kevin mengutuki Rama dalam hatinya karena ia menganggap Rama sudah bertindak gegabah.

”Ngebet banget ya Ram mau punya istri ampe ngejer-ngejer si begundal segala?” cibir Nugraha sambil memakan cemilan yang ada di meja.

“Lu ke kamar gue, gue mau ngomong.” ucap Kevin dingin. Rama menggaruk lehernya yang tidak gatal ketika para tetua memandanginya dengan tatapan kasian.

Di kamar Kevin berdiri di dekat jendela dengan posisi tangan kiri berkacak pinggang dan tangan memijit pelipisnya yang tidak sakit. Ia pun membalikkan badannya ketika Rama masuk lalu menutup pintu kamarnya.

“Lu?!“ seru Kevin geram. Ingin rasanya ia marah-marah dan mengeluarkan semua sumpah serapahnya. Namun, ia mencoba menahannya dengan menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

“Lu kenapa nggak diskusiin dulu sama gue, hah? Jangan seenak udelnya dong kalo mau lakuin sesuatu.“ protes Kevin marah dengan alis yang saling bertautan.

”Saya nggak yakin kamu bakalan dengerin saya kalo pun saya ajak kamu diskusi sebelumnya.“ ucap Rama. “Saya nggak suka ngediemin masalah berlarut-larut Kevin.“ ucap Rama terdengar serius.

”Tapi, gue masih belum ada perasaan apa-apa sama lu Ram.” ucap Kevin membuang muka karena sebal. Kevin berkata jujur dan apa adanya. Ia sama sekali tidak berbohong kalau sebenarnya ia pun masih belum memiliki perasaan apapun pada Rama. Mungkin penyatuan keduanya malam itu hanya karena terbawa suasa saja. Yah, mungkin.. Kevin pun juga tidak terlalu yakin.

Tentu Rama memahami semua kecemasan serta kekhawatiran yang Kevin rasakan. Ia tidak menampik semua itu. Ia tidak menuntut Kevin untuk menerima semua apa yang sudah terjadi. Biarkan waktu saja yang membuat hati Kevin lembut nantinya.

Rama pun memeluk Kevin meskipun Kevin masih membuang muka darinya sambil kedua tangan bersedekap di dada. Sesekali ia kecup pucuk kepala Kevin sayang. Terasa sekali dalam dekapannya dada Kevin yang naik turun karena menahan marah. Sungguh, Rama bersyukur memiliki Kevin di sampingnya yang masih mampu menahan emosinya yang hampir saja meluap ke permukaan.

”Saya sayang kamu Kevin. Saya nggak tau sejak kapan saya ngerasa sesayang ini ke kamu.” ucap Rama lalu mengecup kening Kevin membuat semburat kemerahan muncul di wajah Kevin.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang