Guruku Ternyata G 78 END

1.9K 76 28
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampul di atas adalah Season 2 dari Guruku Ternyata G, dan bakalan up besok lusa. 😻

----- ⭐ ----- 🌟 ----- ⭐ -----

Dunia dipenuhi oleh ilusi terlebih dalam mencintai. Tulus cuma dianggap main-main saja. Cerita hidup dalam bahtera rumah tangga nan romantis? Sungguh naif jikalau membangun bahtera itu dengan landasan ingin dimanja atau agar dapat rasa romantisme bagai di film-film. Para pujangga begitu pandai membuat ilusi pada tiap bait cerita—pang ia tulis hingga meracuni hati bagi para pemuja cinta dan romantisme. Bisa juga membunuh rasa dalam dada hingga menjadipan ia hambar terasa. Jahat? Egois? Terserah mau bagaimana. Sebab tugas seorang pujangga cuma menghibur melalui tiap goresan tinta hitam di atas lembaran putih.

Berjuang bersama adalah janji setia—yang di mana dua insan saling mengucap janji suci di atas pelaminan nan megah. Saling menggenggam erat tangan masing-masing hingga tua nanti—juga bersama-sama menghadapi badai di masa depan nanti. Ber-gelimang ada ber-lapis setia, tetapi lagi dan lagi. Semua itu cuma ilusi semata. Guratan pada sudut mata ia seolah memberi jawaban atas tuduhan Gilang. Gilang dirundung nestapa—pun mencoba mengerti dan memahami, tapi apa? James cuma ber-lagak seolah tidak terjadi apa-apa di antara ia dan sang istri tercinta. Istri tercinta?

“Istri mas Gilang Harjono,“ gumam James sembari menatap Gilang dengan tatapan nan teduh dan penuh harap.

James terus mengusap tangan sang istri dengan sangat lembut, sungguh tiada niat di hati tuk mensapiti Gilang barang se-helai rambut pun. James pun menitikkan air mata. Tanpa bibi itu ber-ucap—pun Gilang seolah telah mengerti. Semua tuduhan itu pasti benar. Dada Gilang terasa sangat perih. Sungguh perih. Lebih perih dari ditusuk oleh se-bilah belati nan tajam.

“Lepasin, mas,“ gumam Gilang lirih.

Tubuh Gilang terasa lemas setelah mengetahui semua fakta ini. Bagai ranting-ranting pohon nan rapuh. Gilang hancur. Benar. Di penghujung bumi mana—pun seorang istri dituntut harus sabar, bukan? Gilang begitu sangat mencintai James. Hidup tanpa James membuat hidup ia tiada arti. Uang ratusan triliun juga tiada arti. Semua menjadi terasa hampa tanpa sosok seorang suami. Begini balasan cinta dari James untuk Gilang? Gilang mencoba menghirup udara dalam-dalam, lalu ia hembuskan.

“Terserah kamu mau selingkuh ato apa, mas, tapi aku mohon. Bilang sama aku. Bilang kalo kamu udah bosen—atau ada kekurangan aku—yang nggak berkenan di hati kamu. Semua itu pasti bakalan aku perbaikin, mas,“

“Gilang, mas—“

“Inget satu hal, mas. Di sini, aku, istri kamu selalu cinta dan sayang sama kamu. Tiap ada masalah apapun, aku bakalan berusaha se-bisa aku buat selesein semua itu, dan aku pantang buat ucapin kata cere, mas. Tolong hargain aku. Bilang salah aku apa, jadi aku bisa rubah semua sikap aku—yang kamu nggak suka. Jangan giniin aku di belakang, mas. Tolong,“

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang