Guruku Ternyata G 60

1.4K 75 16
                                    

Di sebuah acara TV bertemakan musik. Daffin mendapat kesempatan untuk tampil di sana, dan mencover sebuah lagu. Dia menyanyi sambil menari. Hal ini sudah diatur oleh pihak agensi yang menaungi dirinya; demi menunjukkan kemampuan Daffin dalam menyanyi dan menari kepada khalayak; sebelum ia debut sebagai penyanyi nanti. Sorot lampu di atas panggung pun mulai menyoroti dirinya. Daffin mengenakan kostum jas putih oversize. Dia juga pergi ke salon; menyambung rambut hingga panjangnya hampir sampai pundak; demi tampil di acara ini.

“Angmong gateun i damage, angma gateun damage, jeoldaero mulleoseoji ma, angmong gateun damage, gipeun panic, deo isang meomureuji anhgil,“ Daffin menyanyikan lagu berjudul Damage—yang dinyanyikan oleh salah satu boygrup asal Korea bernama JUST B—yang dinaungi oleh Bluedot Entertainment. Lagu yang sejatinya dinyanyikan oleh enam orang itu pun; Daffin nyanyikan seorang diri saja. Sungguh kemampuan mengelola nafas yang sangat baik—yang jarang dimiliki oleh kebanyakan penyanyi muda ataupun senior. Lihat dan dengarlah bagaimana Daffin bisa bernyanyi sestabil itu. Dia itu multitalenta, batin Hardinata—yang sedang menonton pertunjukan Daffin di bawah panggung.

Dia terlihat lebih bersinar, setelah berpisah dari Chris. Dia berdiri dengan tegap, bahkan tanpa sosok Chris di sampingnya. Hah, semakin dipikirkan, rasanya semakin sakit. Chris memasang kancing di bagian pergelangan tangan, lalu mengenakan rompi, dan jas. Dan satu lagi; jam tangan di pergelangan tangan sebelah kiri. Chris juga memangkas rambutnya, dan merubahnya menjadi middle-parted hair. Hari ini Chris memutuskan untuk kembali mengejar cintanya, setelah 1,5 bulan berpisah. Tunggu mas sayang, batin Chris sembari memasang kacamata.

Informasi dari mata-mata ialah hari ini Daffin akan tampil di salah satu acara musik di televisi nasional. Chris bukanlah pria romantis. Ia sempat bingung harus menemui Daffin dengan cara apa dan bagaimana. Setelah Daffin selesai menyanyikan satu lagu. Ia pun turun dari panggung. Namun, baru menuruni beberapa anak tangga, sebuah suara dari atas sana menghentikan langkahnya seketika. “Daffin Hernando,“ seru Chris. Jantung Daffin berdegup kencang; mendengar suara itu sejak sekian lama.

“Maaf, tolong maafin semua kesalahan mas selama ini, Daffin. Mas salah, tolong maafin mas sayang,“ ucap Chris. Ini siaran langsung yang ditonton oleh seluruh Indonesia, dan Chris berkata seperti itu di atas panggung? Dia tidak malu, kah? Hardinata menghela nafas melihat dua sejoli itu persis seperti anak baru gede saja. Daffin pun memutar badannya, dan menatap Chris dari sini. “Maafin mas, ya? Mas janji bakalan jadi suami yang lebih baik buat kamu,“ ucap Chris. Daffin terdiam sangat lama. “Mas,“ gumam Daffin—pun langsung naik ke atas panggung; menghampiri Chris.

“Kita turun sekarang,“ ucap Daffin sembari meraih pergelangan tangan Chris; supaya bersedia turun dari panggung bersama dirinya. Namun, Chris malah kekeh berdiri di sana. “Mas nggak malu? Seluruh Indonesia liat lho, mas? Tolong jangan malu-maluin diri mas sendiri di TV,“ ucap Daffin menahan tangis. Kedua matanya sudah memerah. “Lebih baik mas malu, Daffin. Biar semua orang jadi saksi, dan kalo suatu saat mas berani ngelakuin hal yang sama lagi, berarti mas lebih dari seorang pengecut,“ sahut Chris.

“Mas nggak mau turun sebelum kamu maafin mas,“ ucap Chris lagi. Daffin menelan ludah. Cup. Daffin pun mencium bibir Chris sekilas. “Kita turun sekarang, ok?“ ucap Daffin. Chris dan Daffin pun turun dari panggung; menuju ruang rias. Daffin menyapa semua orang yang berpapasan dengan dirinya dengan sangat ramah. Ia pun melepas earphone yang sedari tadi mengganjal di telinga. Sepanjang jalan; Chris sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya dari Daffin. Jujur Daffin deg-degan setelah sekian lama tidak bergenggaman tangan dengan Chris.

“Mas, lepasin dulu tangan aku. Ini aku mau lepasin mic speaker pinggang dulu,“ ucap Daffin sebal. Chris malah diam sambil menatap Daffin lurus. “Mas~“ seru Daffin mulai menampakkan tanduknya. Chris pun melepas genggaman tangannya—pun Daffin langsung melepas mic speaker itu dari pinggang dan lehernya. “Permisi,“ seru salah seorang staff. “Eh? Iya, mba?“ sahut Daffin menghampiri ke depan pintu. “Ini ada makanan dari fans kamu di depan gedung tadi. Nih,“ ucap staff itu sambil memberikan dua buah kardus berisi makanan. “Makasih banyak ya, mba? Tunggu dulu, ini buat mba satu, nih,“ ucap Daffin berterima kasih sambil memberikan satu kotak bento kepada staff itu.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang