Guruku Ternyata G 76

701 68 10
                                    

Suara gerimis hujan terdengar bagai alunan lagu nan merdu. Dingin di pagi hari seolah membuat insan sejati bermalas-malasan beranjak dari dipan. Teringin hati ia berlama-lama di atas dipan; saling memberi hangat dengan kulit masing-masing, tetapi pergumulan tadi malam membuat Daffin merasa kurang nyaman jikalau ia tidak segera bangun, lalu mandi hingga bersih dan harum. Daffin bangun lebih dulu, lalu ber-niat membantu sang ibunda membuat sarapan di dapur. Sementara Chris masih tertidur. Cuma setengah tidur saja, mungkin?

Daffin mengenakan baju kaos lengan pendek, serta celana se-lutut. Sang ibunda pun menoleh. Olivia tertegun melihat bekas kemerahan di leher sang putera. Daffin juga tiada niat menutup bagian itu dengan hansaplast atau foundation. Dibilang pamer juga bukan. Daffin cuma ingin semua tidak dibuat sulit saja, dan jalani semua ini apa adanya. Olivia berpikir jikalau sang putera sudah mantap ingin pembali pada sang mantan suami. Semoga Chris bisa menepati janji, batin Olivia.

“Chris mana?“

“Uhm, ma-masih tidur, ma,“

Daffin terlihat malu-malu. Bagai tanaman puteri malu—pun menguncup tatkala disentuh. Lucu, batin Olivia. Ini adalah sisi lain dari sang putera—yang ia lihat untuk pertama kali. Daffin terlihat jauh lebih bahagia. Paras ia ber-seri. “Daff, mama tiba-tiba pengen banget liat kamu pake baju pengantin,“ ucap Olivia. Daffin pun langsung menoleh sambil mengerutkan alis. Baju pengantin? “Tapi, aku cowok, ma. Gimana, sih?“ ucap Daffin. Olivia meletakkan tangan ia di pundak sang putera. “Tetep pake jas, tapi dimodif gitu, lho~“ ucap Olivia.

Sang pujangga mulai menuruni anak tangga. Derap langkah kaki ia—pun terdengar oleh telinga sang dicinta hingga membuat ia langsung menoleh pada sumber suara. Sepasang netra itu saling bertemu. Haru dalam cinta membara membuat bibir sang raja melengkung tipis. Terlebih jikalau mengingat pergulatan tadi malam. Uh, Daffin pun langsung membuang muka. Bisa-bisa ia menjadi salah tingkah jikalau terus menunjukkan wajah se-merah tomat itu pada sang mantan suami tercinta.

“Selamat pagi, pa, ma, Daffin,“ ucap Chris.

Sorot mata nan tajam oleh sang papa mertua menjadi sambutan hangat bagi Chris di pagi hari. Salah Chris memang. Bangun terlambat, lalu dudup manis di meja makan begitu saja. Bagaimana Nugraha tidak berang? Baru separuh jalan; berjuang demi mendapat hati Daffin, Pugraha, dan Olivia. Chris malah ber-ulah, dan harus diuji terus-menerus oleh Nugraha. Olivia menghampiri sembari membapa beberapa mangkuk sup udang. Salah satu menu sederhana, tetapi mampu memberi hangat di pagi hari nan dingin begini terlebih hujan sedang turun dengan intensitas sedang.

Daffin datang dengan membapa sambal ulekan, lalu dudup di sebelah Chris. Chris tertegun. “Ini masih pagi, lho, Daff? Masa sarapan sama sambel? Nanti kamu sakit perut,“ ucap Chris. “Daffin udah sering sarapan sama sambel, tapi dia sehat-sehat aja, tuh? Jangan terlalu berlebihan. Lagian itu cuman sambel doang.“ cetus Nugraha ber-nada dingin. Daffin meringis setelah mendengar ucapan se-dingin es oleh Nugraha. Olivia cuma bisa menghela nafas sambil geleng-geleng kepala melihat interaksi antara Nugraha dan Chris. Entah kapan dua orang ini bisa damai.

Dalam merajut benang demi benang agar dapat menjadi se-lembar baju; sudah pasti butuh termin nan panjang. Begitu lah proses dalam merajut kembali hubungan dekat antar dua keluarga. Sebab dulu sempat hancur oleh perbuatan durjana ia. Saling terbuka, saling memahami, dan saling menjaga adalah modal dasar. Chris tau jikalau jalan menuju seberang lautan—yang orang bilang keindahannya mengalahkan sebuah negeri tidaklah mudah. Pasti ada saja halangan dan rintangan dari sisi mana pun.

Nugraha telah lebih dulu melaju. Sementara Chris masih betah ber-cengkerama dengan mantan istri di samping mobil. Seperti biasa; Daffin mengantar sang mantan suami sampai halaman depan. Daffin mencoba membetulpan stelan jas Chris. Padahal tampilan Chris sudah sangat rapi. Daffin usap pipi ia, lalu Daffin cium bibir ia sekilas, namun sangat berarti bagi Chris. Persis seperti seorang istri—yang sedang mengantar suami bekerja.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang