Guruku Ternyata G 74

697 71 33
                                    

Sebuah lagu ber-genre ballad ber-judul Love Ing melantun indah dari bibir tipis ia. Satu studio sampai terpana oleh ia. Bibir ia bagai emas berlian. Bilamana suara ia tersentuh oleh telinga para pendengar—pun mampu membuat seluruh raga ber-getar hebat. Terlebih sorot mata nan teduh itu. Begitu sangat menghipnotis para penggemar di luar sana terutama Chris, sang mantan suami. Terlalu indah hingga membuat silau mata para pecinta. Chris memejamkan mata di meja kerja sembari mengetukkan jari telunjuk ia di atas meja diiringi lengkungan tipis.

Betapa getar suara sang mantan istri sangat terasa di seluruh sanubari. Daffin. Satu nama itu terus-menerus ia sebut dalam hati. Betapa cinta di dalam sana mulai tumbuh tinggi menjulang ke langit. Buah-buahan di atas sana sulit dipetik, sebab sudah ada penjaga sebagai pemilik se-utuhnya, yaitu Chris Narendra. Daffin juga telah merubah parna rambut ia menjadi blonde. Pesona seorang Daffin semakin meningkat. Bukan cuma Chris—pun seluruh penggemar histeris. Lupa soal masalah pribadi tentang hubungan sesama. Toh, bakat lebih diakui dan dipuja.

Setelah melantunkan lagu ballad itu, lalu lanjut lagi pada tahap wawancara. Di sana; Daffin diberi beberapa pertanyaan tentang pendidikan, asmara, dan lain-lain. Daffin benar-benar tertegun, sebab sebagai MC; Julia tetap berusaha menjaga privasi Daffin sebagai artis ataupun orang biasa. Tahap wawancara pun dimulai. Chris menajamkan pendengaran ia.

“Soal pendidikan sendiri. Jujur, saya pengen banget bisa kuliah sesuai passion saya di dunia hiburan. Misal masuk jurusan seni, modeling, dan lain-lain. Sebagian besar temen sekolah saya juga kuliah sesuai passion mereka. Jujur, iri banget. Saya ampe marah-marah sama papa, dan bilang, pa kenapa sih aku musti kuliah jurusan hukum? Aku tuh pengennya jurusan seni!“

“Di saat karir saya sebagai artis sempet turun, dan bener-bener udah di angka minus. Di sana saya sadar. Dunia artis itu nggak ngejamin hidup kita sama sekali. Jadi, seandainya suatu saat nanti karir keartisan saya meredup, saya bisa tetep kerja dengan profesional di bidang lain sesuai jurusan kuliah saya, meskipun itu bukan passion saya. Intinya kita itu nggak bisa memutuskan sesuatu dengan ego kita sendiri. Sekali pun kita bilang ini tuh salah, tapi kalo yang ngomong orang tua sendiri. Udah pasti bener. Yakin, deh,“

Julia tertegun mendengar penuturan Daffin. Bibir bagai emas berlian itu tiada dusta. Sungguh indah didengar oleh telinga para pecinta—atau pun pembenci. Chris merasa beruntung dapat memiliki Daffin sebagai lentera hati ia. Lebih berharga dari ribuan ton emas. Daffin juga mampu berdiri di atas badai. Teguh dan berani. Dari sisi mana Daffin terlihat kurang dan tidak ber-nilai? Chris akan terus berusaha membenahi diri menjadi lebih baik demi sang dicinta. Jangan sampai ada sesal lain mendera dada hingga ber-ujung derita.

Dulu, Chris se-dingin es batu. Hampir saja tiada lengkungan di bibir ia tiap kali ber-papasan dengan orang-orang kantor, tetapi sekarang semua menjadi terasa berbeda. Semua telah berubah. Chris mulai menghangat. Bibir ia juga selalu melengkung tipis—pun terkadang membeli puluhan minuman dan makanan, lalu dibagikan pada tiap karyawan ia di kantor—juga berbaur dengan karyawan biasa, dan menanyakan apakah mereka kerasan bekerja di sini atau tidak? Chris juga selalu meminta kritik. Barangkali ada tindak-tanduk ia—yang kurang berkenan di hati karyawan ia sendiri.

Salah seorang karyawan sangsi ingin menggoda Chris soal dunia pekerjaan, tetapi tetap ia coba. Sebut saja nama dia Yuda. “Ehem, pak. Bisa dapet bonus nggak nih, pa? Tiap bulan, pak! Biar bisa jajanin pacar hehe. Ehem,“ ucap Yuda bercanda. “Tergantung cara kerja kamu gimana. Misal gesit, cepet, dan teliti. Pasti saya tambah 5-10% dari gaji kamu,“ sahut Chris. Dua mata Yuda langsung berbinar tatkala mendengar bonus tambahan. “Siap, pak!“ ucap Yuda ber-semangat.

Sang raja tiba bersama rindu ingin bertemu. Di tangan ia terdapat sejuta harap dan janji. Terlena oleh egoisme diri hingga ia nodai janji tersebut dengan mengingkari janji suci. Itu dulu. Di masa depan memang tiada pasti. Sungguh Daffin atau Chris bukan lah paranormal—yang mampu menebak dengan tepat. Paranormal pun juga bisa salah. Lalu, memberi janji lagi setelah duri berhasil dicabut dari tiap pori-pori relung hati. Sungguh sulit jikalau harus menerima serta memberi kepercayaan itu lagi. Bagaimana jikalau Chris lagi-lagi berbuat demikian? Itulah pemikiran sebagian orang termasuk Nugraha dan Olivia.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang