Guruku Ternyata G 01

15.8K 422 8
                                    

NOTE: DI PERTENGAHAN NANTI NAMA TOKOH GANTI DARI KEVIN JADI DAFFIN DAN RAMA JADI CHRIS

Hari ini adalah hari dimana semua para mahasiswa baru melaksanakan ospek. Seluruh mahasiswa baru diminta untuk mengenakan atribut yang sudah ditentukan oleh para senior kampus, yaitu topi dari potongan bola plastik, kalung dan gelang dari tali rafia, hingga papan nama yang terbuat dari kardus.

Ia mengenakan semua atribut yang diminta dengan malas. Ingin rasanya ia pergi saja dari sini, berdalih karena ada urusan atau apalah yang pokoknya tidak mengharuskannya untuk mengikuti kegiatan ospek yang menurutnya terlalu kekanak-kanakan.

"Shit!" umpatnya ketika gelang rafia yang ia kenakan tersangkut di pintu gerbang. Ia pun menarik paksa hingga gelang rafia yang ia kenakan terputus. Ah, masa bodo, yang penting saat ini ia bisa datang tepat waktu.

Ia pun berjalan menuju lapangan untuk berkumpul bersama maba lainnya. Layaknya pesona seorang pangeran, sepanjang jalan ia pun tak henti-hentinya menerima pujian dari gadis-gadis yang terkagum-kagum akan ketampanannya.

"Itu kan model yang lagi booming itu?" ujar salah seorang gadis.

"Iya iya bener kalo gak salah namanya duh siapa tuh ke-ke-ke apa dah," sahut gadis lainnya.

"Kevin," jawabnya.

"Ah iya bener Kevin!" ujarnya lagi.

Seketika lapangan pun penuh dengan suara riuh para gadis yang meneriaki nama Kevin. Ah, beruntungnya Kevin yang bisa langsung menjadi pusat perhatian di hari pertamanya ospek.

Ia pun duduk di antara maba lainnya sambil menunggu para senior pembimbing datang untuk membagi maba-maba menjadi beberapa kelompok. Ia nampak acuh dan biasa saja ketika para gadis meneriaki namanya. Bahkan, saking acuhnya menengok ke kiri dan ke kanan pun tidak. Sombong? Bukan, hanya saja ia malas untuk berbicara di saat moodnya sedang buruk.

Di belakangnya, seseorang mengetukkan jari telunjuknya beberapa kali ke pundaknya. Awalnya ia bereaksi biasa-biasa saja, namun sejurus kemudian ia pun membalikkan badannya dengan kesal karena orang tersebut mengetukkan jarinya tanpa henti.

"Apaan si!" ujarnya ketus merasa tidak terima jika orang tersebut mengganggunya.

"Santuy bro, slow slow," ujar orang tersebut dengan kedua tangan yang mengisyaratkan 'tenang tenang tenang'.

Orang itu pun tersenyum seraya memperkenalkan diri. "Kenalin gue Malik," ujarnya seraya mengulurkan tangan. "Kevin," jawabnya kemudian menyambut uluran tangan Malik.

Para senior pembimbing pun sudah berkumpul. Seperti biasa wajah-wajah yang sengaja dibuat sangar untuk mengintimidasi para maba. Tapi, hal itu tidak berlaku bagi Kevin yang dimana ia tidak akan pernah terintimidasi bahkan jika mata para senior yang sok itu keluar sekalipun.

"BERDIRI!" teriak salah seorang senior wanita yang suaranya mengalahkan para tentara.

Seluruh maba pun berdiri sesuai arahan senior tersebut. "Mau ngelawak kali ya," gumam Kevin mengejek seraya tersenyum remeh tatkala melihat tingkah senior itu yang menurutnya terlalu lebay. "Sstt," ujar Malik yang berdiri di sebelah Kevin.

"Hati-hati jatuh hati," ujar Malik memperingatkan.

Senior cewek itu bernama Melisa Rosalinda, mendengar cerita dari beberapa senior dan maba, bahwa Melisa itu adalah salah satu cewek yang masuk kriteria yang paling diidam-idamkan banyak cowok.

Wajahnya yang kecil serta matanya yang belo itu membuatnya terlihat imut sekaligus cantik alami secara bersamaan. Selain itu ia juga dikenal sangat berprestasi di kampus. Hal itu terbukti dari banyaknya karya ilmiah yang berhasil ia menangkan, serta lomba menjadi seorang advokad yang dimana kemampuannya hampir setara dengan pengacara handal.

"Ehm," tegur Malik ketika melihat Kevin memandangi Melisa tanpa berkedip sama sekali. "Tuh, kan? Apa gue bilang?" cetusnya meledek Kevin yang sebelumnya seperti seolah tidak menyukai sosok Melisa.

"Gaet aja~ Lo kan ganteng Kev?" ujar Malik mengusulkan supaya teman barunya itu segera menggaet Melisa untuk menjadi pacarnya.

Setelah selesai membagi kelompok tiap maba, mereka pun diminta untuk duduk kembali. Oh shit, mata Kevin tak lepas memandangi dada Melisa yang nampak montok dan besar itu. "Pasti enak kalo diremes-remes deh hehehe," ucapnya dalam hati. Tanpa ia sadari ia pun menelan ludah susah payah.

Ah, ingin rasanya Kevin segera memiliki Melisa sebagai pacarnya. Astaga, ia baru ingat kalau di balik kecantikan Melisa yang haqiqi itu tersimpa jiwa garang bak prajurit tentara.

Kevin pun membayangkan yang tidak-tidak jikalau suatu saat dirinya berpacaran dengan Melisa. Ia pun membayangkan bagaimana Melisa mengamuk ketika ngambek pada dirinya. "Bisa-bisa gue dicincang kali ya?" pikirnya sambil bergidik ngeri.

"Kev Kev! Oiy!" ujar Malik dengan ekspresi yang kurang mengenakkan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kevin. Rupanya sedari tadi Kevin dipanggil oleh salah satu senior bernama Radi, hanya saja Kevin tidak menyadari hal itu karena matanua terus saja terfokus pada Melisa. Bahkan, ia senyum-senyum sendiri sampai-sampai menjadi perhatian banyak orang.

Walaupun Malik mencoba memanggil Kevin berkali-kali, rupanya Kevin masih berada dalam khayalnya. Tidak ada jalan lain lagi, Malik pun memilih berteriak dengan kekuatan penuh. "KEEEEVVVVIIIIIIINNN," teriaknya tepat di telinga Kevin sampai-sampai Kevin harus mengusap telinganya karena teriakan Malik yang membahana nan menyakitkan itu.

Kevin pun protes mengapa Malik harus berteriak seperti itu hanya untuk memanggil namanya. Setelah Malik menjelaskan sebab musababnya, akhirnya Kevin pun menyadari kalau dirinya yang baru saja terlihat seperti orang gila itu menjadi perhatian banyak orang.

"Ah, rusak deh imej gue," ucapnya dalam hati menyayangkan apa yang baru saja ia perbuat. Rasanya malu sekali. Argh, ingin rasanya Kevin terjun saja kelautan untuk menghilangkan rasa malunya.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang