Guruku Ternyata G 77

937 65 12
                                    

NOTE: GUE JARANG UP GEGARA KEASIKAN BACA KOMIK DI MANGATOON. 😹

Suara ia menggema indah dan merdu di tiap sudut di menara gading. Semua orang terpana dengan mata berbinar-binar. Bibir ia memberi teduh di hati tiap insan. Tatapan mata serta tampan paras ia memberi sejuk sekaligus hangat. Daffin, sungguh berbeda. Suara ia se-lembut sutera. Bagai heroin, sungguh membuat candu saja. Chris berdiri di balik tembok sambil merokok. Chris diam sebentar mendengar sang mantan istri ber-senandung. Chris memejamkan mata, dan membiarkan suara sang mantan istri merasuk dalam jiwa. Dunia ia telah dipenuhi oleh Daffin seorang. Cinta telah membara. Bibir Chris pun melengkung tipis.

Tristan sengaja berhenti di depan Chris. Sahabat se-perjuangan ia itu sama sekali tidak mensadari jikalau ia berdiri tepat di hadapan. Di mana Chris? Seolah sedang berada di dunia lain saja. Dunia di mana di sana cuma dipenuhi oleh satu nama, yaitu Daffin. “Chris,“ seru Tristan. Chris langsung tersadar tatkala suara sang sahabat berhasil memecah seluruh lamunan ia tentang Daffin. Chris pun menatap Tristan hingga membuat bibir sang sahabat melengkung tipis sembari mengangkat sebelah alis.

“Lu udah sadar?“ ucap Tristan.

Tristan ber-ucap soal se-berapa tulus Chris dalam merajut asmara lagi bersama sang mantan istri. Tristan cuma penasaran saja; apakah Chris benar-benar tulus—atau cuma ingin menjadikan Daffin sebagai pelampiasan saja. Teringat masa di mana tangan ia begitu ringan tuk memberi beberapa pukulan manis di panah tampan Chris. “Lebih dari sadar,“ sahut Chris mulai berdiri tegap sembari menghembuskan asap rokok. Suara Daffin masih setia menghiasi telinga pecinta dan pembenci. Tristan saja sampai diam sejenak; mendengar suara itu melantunkan sebuah lagu sampai akhir.

“Lu bego, Chris. Lu udah sia-siain Daffin, dan Daffin malah maafin lu gitu aja. Dia seolah udah lupa ama perbuatan bejat lu ama dia dulu,“

“Gue tau perbuatan gue nggak bisa dimaafin, tapi gue nggak bisa kalo dia nggak ada di sisi gue se-detik aja, Tris. Gue bener-bener udah bergantung banget ama dia,“

Perbuatan durjana dahulu biarlah menjadi perisai serta rem bagi diri Chris agar tiada lagi terulang. Sinar rembulan nan redup itu perlahan mulai terang-benderang. Bagimana mungkin; Chris tega membuat sang rembulan meredup lagi? Demi apapun, sungguh dunia ia kan menjadi gelap gulita. Beribu-ribu tetes peluh telah membasahi seluruh raga dan sanubari. Lelah dalam mengejar itu pasti, tetapi rasa lelah itu—pun tergantikan oleh rasa cinta nan amat besar. Dua hati saling memberi cinta dan rindu. Bagaimana bisa Chris berpaling dengan mudah?

Daffin terlihat sedang menuju ke arah sini sesaat setelah ia turun dari panggung. Tristan pun ber-pamitan. “Oh? Ini istri mas?“ gumam Chris sembari membetulkan poni rambut Daffin. Daffin tersipu. Dunia Daffin seolah semakin ber-warna; saling memberi hangat melalui tatapan mata serta percaya pada janji—yang diucap oleh bibir tiada dusta—pun dipenuhi oleh mutiara. Bait demi Bait bibir Chris begitu berarti. Sederhana, tetapi mampu menggetarkan singgasana hati—pun saling menggenggam di sepanjang jalan menuju parkiran. “Istri mas dari mana? Mantan istri kali, ah,“ sahut Daffin.

Tirai pemisah se-tebal baja dan se-tinggi gedung ber-tingkat antara Daffin dan Chris telah runtuh. Puing-puing dari reruntuhan lara serta derita mulai disapu bersih. Berusaha gesit membersihpan tiap sudut di area reruntuhan itu agar saat dua tunggul berpijak di sana tiada lagi duri menancap. Chris menahan pintu mobil dengan tangan kanan ia sedangkan tangan kiri menggenggam tangan Daffin. Daffin telah duduk manis di kursi samping kemudi. Sementara Chris masih setia berdiri di hadapan Daffin.

“Cepetan pulang!“ ucap Daffin sembari memberi pukulan cinta di lengan sang mantan suami. Chris gemas.

“Pulang ke mana, sayang?“ tanya Chris mencoba menggoda Daffin sambil menahan lengkungan di bibir.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang