Chris duduk di samping Daffin. Chris usap surai rambut itu penuh cinta dan kasih sayang. Hah, rasanya sudah seperti mimpi saja, memadu kasih dengan sesama lelaki, apa lagi lelaki itu adalah Daffin. Chris pun mengecup kening Daffin lalu ia usap lagi surai rambut itu. Persis seperti ingin menidurkan seorang anak kecil.
Daffin merubah posisi rebahannya ke samping lalu memeluk pinggul Chris. “Mau tidur~“ ucap Daffin manja. Haha, Chris tertawa dalam hati. “Tidur aja, mas temenin,“ sahut Chris. Daffin pun membuka mata lalu mendongak ke atas menatap Chris. Daffin menunjuk-nunjuk bibirnya sendiri dengan jari telunjuk, meminta Chris untuk mengecup bibirnya.
“Manja,“ ucap Chris.
“Biarin,“ sahut Daffin.
Chris pun memberikan satu kecupan di bibir. “Lagi~“ pinta Daffin. Satu kecupan di bibir pun kembali mendarat sempurna. Namun, di luar dugaan Daffin menahan leher Chris, hingga membuat kecupan itu berubah menjadi sebuah ciuman yang dalam. Lidah keduanya saling beradu.
Daffin ingin dimanja rupanya, batin Chris. Saat posisi mereka berciuman adalah miring ke samping dan saling berhadap-hadapan. Chris menelusupkan tangannya ke bawah sana. Ia masukkan satu jarinya ke dalam lubang itu. Daffin terperanjat. Ia kaget.
Meskipun lubang itu sering dirojok, entah jari-jemarinya atau adik kecil Chris yang masuk, tetap saja terasa perih. Tapi, tunggu, sebentar lagi Chris mencapai spot ter nikmat seorang pria di dalam sana. “Eungh!“ Daffin menggelinjang dengan nafas tidak beraturan saat Chris menemukan spot yang dimaksud.
Tidak ingin kalah Daffin pun menelusupkan tangannya ke bawah sana lalu mengeluarkan adik kecil Chris dari sarang. Sudah menegang rupanya, batin Daffin. Lidah bergumul, Chris merokok lubang itu dengan ketiga jarinya, pun Daffin yang mengurut hingga meremas adik kecil Chris. Sungguh serangan dari tiga arah ini membuat keduanya melenguh hebat.
“EUMH! AAAAAHHHHHH,“ Chris dan Daffin pun sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Saat ini keduanya hanya ingin bermain dengan cara seperti ini saja dan tanpa memasukkan adik Chris ke lubang Daffin sama sekali.
“Mas, jalan-jalan yuk,“ ucap Daffin mengajak Chris penuh harap. Dengan harapan semoga Chris mau diajak. Awas saja kalau Chris berani menolak. Huh, Daffin berjanji tidak akan memberi jatah secuil pun. “Hm? Jalan-jalan? Kemana?“ sahut Chris sembari mata menatap layar laptop.
“Kemana aja~ Kan malam minggu?“
“Di rumah aja,“
“Ih! Bosen ah di rumah mulu,“
“Mas lagi banyak kerjaan, bentar lagi ujian kampus, mas musti prepare ini itu.“
Chris jujur apa adanya. Dia tidak berbohong perihal dirinya yang tengah sibuk mempersiapkan ujian semester untuk murid-muridnya di kampus nanti. Daffin mendengus kesal. Ia pun berdiri lalu membuka almari dan mengambil jaket serta topi.
“Mau kemana?“
“Bukan urusan lu,“
Kalau sudah begini panggilan sayang pun berubah menjadi elu gue. “Daff, Daffin..“ seru Chris. Daffin tidak menghiraukannya sama sekali. Chris pun mengambil kacamata di nakas lalu menyusul Daffin ke bawah. “Daff, sayang,“ seru Chris. Daffin acuh dan berjalan begitu saja.
“Kenapa lagi itu Chris?“ tanya Nugraha duduk di ruang tengah sambil membaca koran. “Ngambek, pak. Soalnya saya nolak dia ajakin jalan-jalan, pak.“ sahut Chris. “Badan udah segede itu pake ngambekan segala. Daff, sama Chrisnya awas loh jangan sering-sering ngambek. Digondol nanti tau rasa.“ teriak Olivia dari dalam.
“NGGAK PEDULI,“ sahut Daffin berteriak dari luar. “Pamit dulu ya pak bu,“ ucap Chris berpamitan. Nugraha dan Olivia melihat Chris dan Daffin terlihat adu mulut dari balik jendela. “Persis kek mama dulu, suka ngambekan, dikit-dikit ngambek dikit-dikit ngambek,“ ucap Nugraha. Olivia mencebikkan bibir kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku Ternyata G
Romance[TAMAT] Cuman tulisan sederhana dan jelek. Beberapa nama tokoh juga ketuker, dan lupa. Jadi, jangan komen aneh-aneh. Se-umpama lu nggak suka tinggal skip aja. Ber-cerita tentang kisah cinta antara dosen dan seorang mahasiswa ber-nama Daffin.