Guruku Ternyata G 19

2.9K 227 13
                                    

”Gue pulang.” ucap Kevin ketika ia masuk ke dalam mendapati apartemennya nampak sepi. Hanya terdengar suara dentingan jam dinding saja. ”Ram?” panggil Kevin namun Rama tak urung muncul jua.

Tiba-tiba seseorang mendekapnya dari belakang. Kevin sedikit berontak takut kalau-kalau yang mendekapnya ini adalah penjahat. ”Ini saya.” ucap Rama dan Kevin pun menghembuskan nafasnya lega.

Deru nafas Rama terasa sekali di ceruk lehernya hingga membuat Kevin geli. Entah setan dari mana yang mampu membuat Rama lepas kendali. Ia pun menjilati kuping Kevin serta mengecup lehernya kuat-kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan. Bahkan, tanda kemerahan tadi malam masih membekas.

”Ugh.. Stoohhp Rahm shh ngh..” lenguh Kevin tatkala satu tangan Rama memelintir dua biji kacang di depannya secara bergantian hingga membuatnya mengeras seketika.

”Akh!” pekiknya ketika Rama mencubitnya dengan keras. Rama pun semakin menggencarkan aksinya. Ia menelusupkan tangannya ke dalam kain bagian depan milik Kevin dan mengeluarkan adik kecilnya dari sana yang sudah setengah menegang.

”Ugh aahhh... Eummhhh..” tubuh Kevin melemas ketika Rama terus saja menstimulasi adik kecilnya dengan mengurutnya dengan tempo yang pelan lalu cepat hingga membuat lahar putih pun keluar dari sana.

Rama pun menggendong Kevin ala bridal style menuju kamar tidurnya. Ia rebahkan Kevin disana. Lalu, ia lepaskan satu per satu kain milik Kevin. Sebuah maha karya nan indah pun terpampang nyata di depan matanya.

“Ram Ram Ram lu ngapain Rahmm euukhhh emh..“

Rama menjilati ring milik Kevin yang terlihat begitu menggoda. Ia pun memasukkan satu jarinya disana lalu memaju mundurkannya. Ia tambah lagi satu jari dan terus begitu saja sampai tiga jari pun berhasil masuk.

Mata Kevin pun membola diiringi air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. Seluruh persendiannya terasa remuk dan kian melemas. Ia sungguh tidak berdaya lagi, apalagi ketika tiga jari Rama berhasil menemukan spot ternikmatnya di ring miliknya sendiri.

Rama mengecup mata Kevin yang basah karena air matanya yang menahan sakit luar biasa. Rama tau itu. Ia pun berusaha membuat Kevin lebih rileks lagi dengan memberikan reaksi pada dua biji kacang miliknya.

Ia kecup kuat-kuat dan sesekali ia gigit hingga membuat Kevin belingsatan. ”SHIT! AAAAKKKKKKGHHH UKH!” pekiknya tidak kuasa menahan tangis ketika adik kecil milik Rama yang lumayan gemuk itu memasuki ringnya.

”Tahan sayang.” ucap Rama mendiamkan adiknya sebentar supaya Kevin terbiasa lalu ia pun mengecup kening Kevin. Kedua mata Kevin yang tadinya tertutup karena tidak kuat lagi menahan sensasi yang ada, tiba-tiba membola sempurna diiringi teriakannya yang keras ketika adik Rama yang gemuk itu merojok ringnya berkali-kali.

Setelah selesai melepas dahaga masing-masing, keduanya pun berbaring dengan selimut yang menutupi hingga ke dada. Kevin berbaring menghadap Rama dengan sebelah tangan Rama yang menjadi bantalnya.

”Gue takut Ram. Lu jahat banget.” ucap Kevin lirih karena ia benar-benar tidak kuat lagi untuk sekedar meninggikan suaranya. Secercah perasaan takut pun menghinggapinya atas apa yang baru saja terjadi.

Rama semakin mengeratkan dekapannya lalu mengecup kening Kevin. ”Ugh.“ Kevin menggigit bibir bagian bawahnya ketika merasakan nyeri di bagian belakangnya. Rupanya adik kecil Rama masih bersarang di dalam sana.

“Iya, saya jahat.” ucap Rama mengecup pucuk kepala Kevin. ”Kita jalan pelan-pelan aja Kevin.” ucap Rama kemudian keduanya pun terlelap.

Beberapa jam kemudian keduanya pun terbangun. Flop! Suara adik Rama yang keluar dari ring Kevin. ”AKH!” pekik Kevin berusaha bangkit. Perutnya lapar sekali. Ia mengambil handuk piyama di lemari lalu memakainya.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang