Guruku Ternyata G 46

1K 94 1
                                    

Tiba di rumah, Gilang masuk ke dalam terlebih dahulu dan diikuti oleh James di belakang. “Gilang,“ seru James. Gilang mengacuhkan James. Ia pergi ke kamar berganti pakaian, lalu ia lilitkan sehelai handuk itu di pinggul. Benar, Gilang ingin langsung mandi saja, baru setelah itu beristirahat dan tidur. “Mulai besok aku nggak mau kerja di kantor kamu lagi, Jim.“ ucap Gilang. Jelas sekali jikalau Gilang saat ini sedang marah, karna masih kecewa atas perlakuan James tadi siang di ruang rapat.

Saat Gilang ingin melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi, James pun meraih pinggul Gilang, memeluknya dari belakang. “Lepasin, Jim!“ seru Gilang berontak. Bukan James namanya jika dirinya melepaskan Gilang begitu saja. “Hm? Malem ini maen, ya? Kita udah lama nggak maen sayang,“ seru James seduktif tepat di telinga Gilang. Bisa jadi Gilang marah-marah karna James jarang sekali berinisiatif untuk memanjakan Gilang hingga membuat Gilang berteriak kenikmatan, batin James.

“Jangan macem-macem, Jim, aku lagi nggak mau—aaahhhh,“ sahut Gilang diiringi suara lenguhan saat James meremas milik Gilang dan suara-suara indah itu kontan membuat James semakin bergairah. “Kamu makin..sensitif aja ya, sayang? Udah lama nggak dikeluarin, ya? Hm?“ ucap James menggoda sembari ia jilati kuping Gilang bagian dalam. “Ngghh haaaa aahhh Ji-Jimh,“ gumam Gilang.

Kata orang jikalau ada sepasang semua istri tengah bertengkar hebat, cuma ada satu obat yang paling mujarab untuk membuat keduanya berbaikan kembali, yaitu dengan saling memuaskan satu sama lain. James mendusel-duselkan hidungnya di pundak Gilang sembari mengecupnya beberapa kali. “Uhhh sssttt Jim aahhh Ji-Jihhmm ngh,“ gumam Gilang lagi saat satu tangan James sengaja ditelusupkan ke dalam sana dan bermain-main dengan si kecil, sambil satu tangan lagi memelintir biji kacang itu di sebelah kiri.

James putar badan Gilang. Lalu, ia pun langsung mencium bibir Gilang dengan liar sembari membimbing tubuh itu rebahan telentang di atas ranjang. Sembari memberikan gigitan-gigitan kecil di bibir hingga leher, James melepas celana yang Gilang kenakan hingga terlepas semua. Dan terpampanglah si kecil nan menggoda itu. Bahkan, dia sudah menegang sempurna. “Mmmhhh,“ gumam Gilang saat bibir James terus saja bergerilya di area dada hingga pusar sambil satu jari ia masukkan ke dalam lubang itu.

“Eunghh! Jimh! I-it-it-uh hah lag-lagiih di-disituuuhh aahhhh ah Jihhmmm,“ gumam Gilang membuat James semakin bersemangat merojok bagian itu di dalam sana. Gilang meremas sprai kasur kuat-kuat. Sensasi ini pun bahkan membuat bulir-bulir mutiara itu berjatuhan perlahan. Tubuh Gilang kian melemas. Sentuhan James benar-benar membuat Gilang menggila. Bibir Gilang bergetar saat James memberikan serangan dari tiga arah sekaligus, tangan kanan memelintir dua biji kacang bergantian, tiga jemari tangan kiri bermain-main di dalam sana, dan bibirnya yang setia mengulum dua biji telur itu seperti mengulum permen.

“Haah ah ah ah Jihhmmm udaaah ngghhh nghhh ah ahhhh ssssttt hmmpphhh aahhh ughhh,“ gumam Gilang blingsatan. James usap pipi Gilang lalu ia kecup kedua matanya bergantian. Sungguh air mata cinta ini benar-benar salah satu tanda cinta kasih Gilang untuk James. Betapa rasa cinta itu kian membesar setiap harinya. “Ugh! Jim-miiihhhh aaaarrrrgghhh Jimmmhhh uuuh ah ah ah ngghhh ngh ngh mmhhh Jiimmiiihhh ah ah ah ah ah,“ Gilang berteriak saat James mendorong miliknya secara tiba-tiba hingga miliknya pun berhasil melesak masuk ke dalam sepenuhnya. Dengan ukuran kurang lebih tujuh belas senti meter, tentu saja mampu membuat Gilang berteriak dengan keras sampai menangis-nangis.

“Ji-Jimh pep-pe-lahn pe-lahn sa-sakit Jihmm ugh udahh ampunhnn Jihmm heungghh aahhh uh hah hah hah,“ ucap Gilang sambil terisak menahan perih. James kecup kening Gilang lama sekali. Perlahan-lahan Gilang pun terlihat lebih rileks. Uh, air mata mengalir di pipinya yang memerah seperti udah rebus itu, dia terlihat sangat seksiseksi sekali, batin James. Sebelum James menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi, ia kulum jari-jemari tangan Gilang kirim dan kanan secara bergantian hingga Gilang merasa jari-jemarinya basah oleh air liur James.

Guruku Ternyata GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang