Malika berdiskusi dengan anne marya, siang ini ia ada pemotretan di Royal HK, apartemen baru dengan harga ratusan miliar. Malika uda bersiap dengan gaun lengan panjang berwarna navy, simple namun berkelas dengan beberapa berlian di pinggangnya.
Selesai melakukan pemotretan indoor kini Malika ganti baju untuk pemotretan outdoor, beruntung hari uda sore jadi gak terlalu menyengat.
Monica berusaha menutupi memar ditangan Malika sambil ngomel².
Monica : lo kenapa sih masih aja ceroboh gini
Monica masih mengomel sepanjang jalan, mereka akan melakukan pemotretan ditaman dan kolam renang lantai satu, tanpa sengaja Malika bertemu sumedh dan siddrath. Dan beberapa orang karena terburu² mereka berdua masuk kedalam lift tersebut.
Monica : Malika, mending setelah ini lo kedokter, kalok tangan lo luka bilang, jangan di tutupi gitu, kalok membekas bisa kacau
Sumedh yang tepat dibelakang Malika hanya memperhatikan tangan Malika yang katanya memar, apa mungkin gara² kejadian semalam.
Malika : enggak papa, aku uda beli obat kok, palingan besok uda ilang memar nya
Monica : lo itu kenapa susah sekali dibilangin, perlu gue telfonin bunda biar nasehati lo?
Malika langsung menggeleng, bundanya memang sangat cerewet padanya, bukan hanya padanya tapi pada anak² lainnya, Malika bukanlah anak yang memiliki orang tua utuh, kata bunda dulu Malika ditemukan ibu panti didepan pintu. Yaa, Malika anak yang dibuang orang tuanya, bahkan hingga sekarang Malika gatau seperti apa kedua orang tuanya, karena Malika memang gak ingin mencari tau.
Malika : enggak, lo aja cukup ngomel nya, jangan bawa² bunda.
Skip....
Malika tanpa diarahkan uda siap dengan posenya, membuat fotografer sangat senang bekerjasama dengan Malika, Malika memang model terkenal, dia uda memiliki jam terbang yang cukup tinggi sehingga dia uda tau apa aja yang dia butuhkan untuk membuat fotografer puas dengan hasilnya.
Sumedh dan siddrath sedari tadi memantau dari jauh, bersama empat kolega bisnisnya yang ingin membeli apartemennya, para laki² terpana dengan kecantikan Malika membuat sumedh panas.
Sumedh berjalan mendekati area pemotretan membuat beberapa kru menunduk bahkan Alexander, fotografer pun ikut menyapa sumedh dan berbincang² dengan sumedh. Malika menghela nafasnya sambil duduk dikursi menunggu alex berbincang² dengan sumedh
Alexander : Mal...
Mau gak mau Malika segera menghampiri alex dan sumedh
Alexander : Malika, kenali ini pak sumedh, dia pemilik apartemen ini, kamu bisa berbincang dengan pak sumedh sebentar, aku mau angkat telfon dulu.
Malika : mari duduk di sana
Malika mengajak sumedh duduk dikursi santai ditepi kolam renang, Malika gatau harus berbicara apa, apalagi dia lagi menghindari sumedh gara² insiden semalam.
"tuan sumedh, silahkan diminum coffee nya" seorang kru datang membawa 2 gelas coffee untuk sumedh dan Malika.
Malika : tuan ini coffee nya
Malika memberikan coffee yang ada dimeja pada sumedh, sehingga sumedh bisa melihat dengan jelas memar di lengan Malika.
Sumedh : thanks (sambil menyeruput cofeenya)
Malika : iyaa
Sumedh : apa kamu menyukai apartemen ini?
Malika : iyaa, sangat bagus dan indah. Tapi untuk saya sepertinya gak sanggup untuk membeli apartemen semewah ini.
"Ini alex kemana, kenapa lama sekali, sial. Niatnya ingin menjauh dari sumedh malah ketemu disini" (batinnya)
Sumedh : kalok mau, saya bisa memberi satu apartemen ini
Malika : terimakasih, tapi sepertinya saya gak tertarik untuk pindah ke apartemen ini, saya uda nyaman dengan apartemen milik saya.
Alex : Malika, sepertinya pemotretan hari ini cukup sampai disini, besok kita lanjut lagi, disore hari, aku harus menemani istri ku kedokter kandungan urgent pokoknya.
Malika mengangguk, akhirnya bisa terbebas dari sumedh dan pemotretan ini.
Malika : okee, besok aku free kok
Alex : pak sumedh terimakasih untuk kerja samanya, mungkin Malika yang akan menggantikan saya menemani makan malam bersama anda, yakan Mal.
Lewat tatapan alex memberikan isyarat untuk menyetujui ajakan makan malam dengan sumedh, mau gamau Malika hanya mengangguk
Malika : sial, kenapa sumedh bisa disini sih (batinnya)
Malika segera masuk kedalam mobil sumedh, sementara mobil nya dibawa zalak ke Monica.
Sumedh sibuk dengan tab nya, sementara Malika hanya bersender dikursi sambil mendengarkan musik, gataunya dia malah ketiduran.
Sumedh membiarkan Malika tidur, hingga mereka sampai direstoran prancis, sumedh uda terlebih dulu turun. Dia menyuruh siddrath untuk membangunkan Malika. Malika yang merasa terganggu mau gamau harus bangun.
Siddrath : nona, tuan sumedh uda menunggu anda di dalam.
Malika merapikan penampilan nya sebelum turun, siddrath membawa Malika kedalam restoran yang gak terlalu ramai, siapa yang mau buang² uang untuk makan direstoran semahal ini.
Malika segera duduk di hadapan sumedh, tanpa memperdulikan sumedh yang sedang menelfon seseorang. Dua pelayan datang menghidangkan makanan dan minuman untuk mereka ber2 , 2 gelas wine, steak, pudding uda tersaji dimeja.
Malika : boleh tambah pesan orange juss atau mineral water?
Malika gak ingin minum alcohol, bahaya apalagi minumnya sama sumedh
"tunggu sebentar" ucap pelayan, Malika mengangguk.
Dalam diam mereka berdua makan steak, Malika sebenarnya uda cukup lelah, bahkan ia gak memperdulikan penampilan nya saat ini.
Sumedh menikmati wine nya, setelah pelayan membersihkan meja mereka. Sumedh menatap Malika dalam, membuat Malika cukup merinding, sumedh memang memiliki tatapan mata tajam setajam burung elang.
Malika : ada apa?
Sumedh hanya diam hingga siddrath datang menghampiri mereka
Siddrath: tuan semuanya uda siap
Sumedh : termasuk wanita nya?
Siddrath : iyaa tuan, semuanya uda siapkan
Sumedh mengangguk dan segera bangkit dari duduknya begitu juga dengan Malika
Sesampainya didepan restoran sumedh segera naik ke mobil di hadapannya Malika ingin masuk namun siddrath melarang nya, memberi kode untuk menunggu mobil dibelakangnya Malika hanya mengangguk.