Part 13

246 30 0
                                    

Sumedh belakangan ini lebih banyak menghabiskan waktunya di markas, Sumedh terjun langsung melatih pengawal pengawal baru yang sudah sumedh rekrut dari beberapa bulan yang lalu

Sumedh tidak sembarangan merekrut orang untuk di jadikan anak buahnya, kriteria sumedh sangat tinggi untuk memilih satu orang, mulai dari cara berfikir, teknik bela diri, kesiagaan mereka, hingga keluarga, sumedh tidak merekrut orang orang yang masih memiliki keluarga, jika anak buah
Sumedh memiliki untuk menikah maka mereka harus keluar dari La Zetas, segala informasi yang mereka punyai dari La Zetas akan di hilangkan dari otak mereka, sumedh akan mencuci otak mereka tentu saja, karena sumedh tidak ingin La Zetas di ketahui polisi dan aparat lainnya yang bisa membahayakan La Zetas.

Aleya : Selamat malam sumedh, sumedh ini aku bawain minum buat kamu

Aleya menyodorkan satu botol minuman dingin untuk sumedh, walau sumedh tidak menginginkan aleya lagi entah kenapa sumedh masih ingin mempertahankan aleya disini. Sumedh hanya diam, namun mengambil botol berisi air dari tangan aleya.

Sumedh langsung meninggalkan aleya setelah meminum air dingin yang dibawakan aleya, di ruang latihan bela diri banyak laki laki yang sedang mengasah kemampuan mereka dengan bertanding melawan sumedh, Abhishek,Edo, Satya, dan beberapa pelatih yang dimiliki sumedh.

Abhishek melihat aleya masih mendekati sumedh hanya bisa geleng geleng kepala, harusnya aleya sadar diri jika sumedh tidak lagi membutuhkannya, namun Abhishek sendiri tidak tau apa alasan sumedh masih mempertahankan aleya di markas mereka, aleya satu satunya perempuan di markas ini sehingga banyak laki laki curi curi pandang dengan aleya.

Sumedh mendudukkan tubuhnya di sofa ruang kerjanya, sumedh melirik jam di dinding, pukul sepuluh malam, dan Sumedh baru selesai melatih beberapa anak buahnya yang baru dia rekrut.

****

Tengah malam malika terbangun dari tidurnya, hampa itu yang malika rasakan, namun malika juga tidak bisa menuntut banyak hal dari sumedh, malika tidak ingin main main lagi dengan Sumedh, atau semuanya akan hancur dalam sekejap, sama seperti karirnya. Bahkan brand ambassador apartemen Sumedh pun di ganti dengan model lain, Sumedh memang keterlaluan, tapi malika bisa apa, mengingat hal itu hanya akan membuat malika makin merasakan kesedihan.

Malika bangkit dari duduknya, tangah malam memang waktu yang pas untuk malika makan, namun malika lupa meminta camilan makan malam, mau tidak mau malika harus turun ke lantai satu, lebih tepatnya ke dapur.
Malika membuka kulkas hanya ada buah buahan, tidak ada cake atau camilan lainnya, padahal malika ingin makan cake.

Malika Mengambil ponsel di sakunya, ia mencoba mencari penjual cake yang masih buka di gofood, namun nasib buruk memang sedang menimpa malika, tidak ada satupun penjual cake yang masih buka, rata rata hanya fastfood, malika menghela nafasnya.

"Nona, Nona belum tidur?" malika di kagetkan dengan kedatangan Yasya, kepala pelayan itu jam segini belum tidur, batin malika.

Malika : Aku laper Bi Yasya

Yasya yang sudah tau kebiasaan malika di tengah malampun sigap ingin membuatkan makanan untuk malika.

Yasya : Nona ingin di buatkan apa?

Malika : Tidak, aku tidak mau dibuatkan makanan, aku sebenarnya pengen cake, tapi enggak ada toko kue buka tengah malam gini

Yasya bisa langsung tau jika malika sedang ngidam.

Yasya : Apa anda ingin di buatkan Cake, saya akan membangunkan koki pastry

Malika : Tidak perlu, mereka sudah bekerja seharian, aku tidak ingin mengganggu mereka

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang