Part 39

152 27 6
                                    

Malika merasa ada yang aneh ketika bangun di tengah malam, entah kenapa ada yang aneh dengan tubuhnya yang terasa nyaman dan hangat, sebenarnya Malika ingin sekali tidur namun perutnya keroncongan minta di isi, dengan malas Malika mencoba untuk duduk di tempat tidur, namun dia tidak bisa, seperti ada yang menahan di perutnya.

Malika meraba raba, sebenarnya apa sih yang mengganjal di perutnya, setelah menemukan apa yang mengganjal di perutnya ternyata tangan, tapi ngomong ngomong, ini tangan siapa? Bukannya dia tidur sendirian kan? Kok ada tangan sih? Dengan rasa penasaran yang tinggi
Malika mencoba untuk membalikkan badannya, dan ternyata orang itu Sumedh, suaminya sendiri, bikin takut aja sihhhh.

Lagian tumben banget sumedh tidur di kamarnya, biasanya kan dia tidur di kamar milik sumedh di lantai tiga, dengan perlahan Malika mengangkat tangan sumedh, takut takut Malika membangunkan sumedh, sebisa mungkin Malika tidak membangunkan sumedh, namun Malika salah, sumedh dengan tinggkat kewaspadaan yang tinggi walau dalam tidurnya sudah terbangun sejak tadi, namun sumedh pura pura tidur, dia ingin tau apa yang akan di lakukan Malika.

Setelah bisa melepaskan tangan sumedh dari perutnya Malika langsung berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka walau hanya sekedar membasuh wajahnya dengan air, setidaknya dia tidak terlalu mengantuk untuk makan.

Sumedh membuka matanya setelah mendengar pintu ditutup, sepertinya Malika ke kamar mandi karena lampu kamar mandi menyala, juga sayup sayup sumedh mendengar ada suara air mengalir.

Sumedh melanjutkan tidurnya, selama beberapa hari ini dia kurang tidur, pertempuran antar perusahaan mungkin di mulai beberapa minggu ini namun sumedh tidak menyadarinya.

Malika membuka kulkas pelan pelan, takut dia membangunkan sumedh, ya, Malika hanya tidak ingin mengganggu Sumedh tidur. Malika Mengambil susu dan ciffon cake, lalu duduk di sofa menikmati makan tengah malamnya, perut Malika mulai membuncit, bukan takut seperti dulu, namun Malika senang, entah ada perasaan hangat menyelimuti hatinya. mungkin ikatan batin antara anak dan ibu terjalin dengan kuat

Malika : Hyyyyy babyyy,, Mommy harap kamu tumbuh dan berkembang dengan baik di kandungan Mommy, lalu kita akan bertemu enam bulan lagi, wahhhh Mommy enggak sabar ketemu sama babyyyy

Malika mengusap usap perutnya penuh kasih sayang. Malika tidak seperti perempuan kebanyakan yang membenci anak kecil, Malika malah menyayangi anak anak, dulu saat dia tinggal di panti asuhan, dia terbiasa membantu Bu kirtida merawat anak anak kecil di panti,, jadi dia tidak akan kesusahan merawat anaknya kelak.

Malika : Sayang, baik baik di dalam perut Mommy, Mommy dan Daddy sangat sangat menyayangi kamu

Tanpa Malika ketahui seseorang mendengar percakapan Malika dengan janin dalam kandungannya.
Siapa lagi kalau bukan sumedh, sumedh sangat menikmati suara lembut nan merdu milik Malika, sumedh tidak menyangka jika Malika menyayangi anaknya, bukannnn tapi malika sangat menyayangi anaknya.

Sumedh mungkin harus beruntung mendapatkan malika, perempuan cantik, baik, penyayang. dan sabar menghadapi tingkahnya yang kadang baik, kadang emosian, campur aduk kaya bunglon. Sumedh menghampiri malika, yang masih duduk disofa.

Malika : sumedh?

Malika tidak menyangka sumedh akan bangun.

Sumedh : Kenapa?

Sumedh bahkan tanpa sungkan duduk di samping Malika.

Malika : Kamu kebangun karena aku ya?

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang