Part 41

172 26 7
                                    

Malika baru menyantap makan siangnya di sore hari jika saja dia tidak meminta berhenti untuk mengisi perut mungkin sampai tengah malam sumedh tidak akan berhenti menyentuhnya.

Sumedh : Kenapa makan sedikit?

Sumedh baru saja keluar dari kamar mandi, tadi sumedh sempat mengajak Malika untuk mandi bersama, bukannya langsung mandi pasti sumedh meminta ronde selanjutnya di kamar mandi, jadi tadi Malika yang mandi terlebih dulu, baru sumedh.

Malika : Dikit dikit, perut aku enggak akan muat menampung makanan sebanyak ini

Balas Malika santai, karena memang banyak makanan yang terhidang di hadapannya sore ini, biasanya kalau dia makan sendiri hanya satu dua menu tidak lebih.

Sumedh duduk disamping malika mengambil makan sorenya, ternyata dia juga kelaparan, namun melampiaskan hasratnya pada malika tetap nomer satu.

Malika : Ngomong ngomong kamu enggak kerja?

Tumben saja sumedh di rumah sore sore gini kecuali hari libur itupun jika dia tidak memiliki urusan di markas.

Sumedh : Aku meliburkan diri sejenak

Malika mengangguk, lagian sumedh kan bossnya,dia bisa libur kapan saja, walau itu bukan hal yang patut di tiru.

Sumedh : Bagaimana kaki kamu

Sumedh melihat Malika tidak menggunakan perban lagi.

Malika : Lumayan membaik, aku udah lepas perbannya, aku ganti plester aja

Sumedh mengangguk syukurlah luka di kaki Malika tidak memburuk.

Sumedh hanya mengangguk, dia tidak membalas ucapan Malika lagi. Mereka berdua makan dalam keheningan, sumedh selesai makan terlebih dulu, melihat malika makan dengan lahap seulas senyum terpancar di raut wajah sumedh.

Jika dulu malika akar malas makan dengan alasan diet ketat, kini sumedh melihat malika berbeda, dia makan banyak, bahkan tubuh malika sekarang cukup berat, mungkin berat badan malika sudah naik beberapa kilo setelah hamil ini.

Sumedh : Lanjutkan makanmu, aku ke ruang kerja ku, kamu bisa tidur atau nonton drama

Malika mengangguk, mungkin opsi pertama akan dia lakukan, tubuhnya pegal pegal, sudah lama juga dia tidak olahraga, dan terus terusan bermalas malasan di kamarnya.

*****

Piyali baru saja selesai membereskan peralatan membuat kuenya saat pelayan mengatakan ada tamu yang ingin bertemu dengannya. Dengan rasa penasaran yang tinggi piyali berjalan menuju ruang tamu dimana tamunya berada.

Piyali : Maaf ada keperluan apa ya

Tanya piyali, karena perempuan itu berdiri membelakangi piyali, dia mungkin sedang melihat figura yang tertata rapi di meja, dan di dinding salah satu sisi ruang tamu.

"Ahhhh, seharusnya perempuan ini tidak ada disini, dia terlalu tamak untuk mendapatkan semuanya,"

Piyali bingung dengan perempuan yang berdiri membelakanginya.

Piyali : Maksud anda apa?

Piyali tidak tau siapa orang ini namun dia berkomentar tentang keluarganya.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang