Piyali merasa ada yang disembunyikan suaminya, tapi apa?, hingga saat ini bahkan suaminya belum menemuinya, terakhir mereka bertemu saat tarun berada di rumah sakit. Tarun terlihat sangat membencinya saat dia dan Tunisha mencelakai Malika, Tarun dengan senang hati mendonorkan darahnya untuk Malika, padahal golongan darah Tarun cukup langka. Hanya ada dua kemungkinan yang pertama tarun suaminya memang sengaja memberikan transfuse darah pada Malika, dan yang kedua, tarun melakukan itu karena terpikat dengan Malika, tapi, tarun laki laki yang setia, bahkan selama ini tarun tidak pernah bermain di belakangnya.
Harsha : Kak, apa yang Kak piyali fikirkan?
Piyali saking asik dengan lamunannya dia sampai tidak menyadari jika Harsha berada di sampingnya.
Piyali : Sedang memikirkan Tarun dan Tunisha, apa mereka baik baik disana, Aku bahkan sangat sangat merindukan Tunisha, kapan Sumedh akan membebaskan Tunisha
Piyali menghela nafasnya, beberapa hari di kamar membuatnya pusing, namun ketika dia mencari udara segar di taman, malah semakin membuatnya sesak.
Harsha : Aku pun begitu, sore ini rushiraj sedang menemui Sumedh di kantornya, semoga rushiraj bisa meluluhkan Sumedh, aku juga tidak ingin tunisha kenapa kenapa, dia anakku satu satunya, saat ini keadaannya saja aku tidak tau Kak, Ibu macam apa aku ini
Harsha terisak di samping Piyali membuat piyali semakin merasa bersalah.
Piyali : Aku minta maaf, aku tidak bisa menjaga tunisha dengan baik, aku minta maaf
Piyali menangis sambil memeluk harsha. Mereka berdua menangis bersama, mereka berdua sangat sangat menyayangi tunisha lebih dari apapun, apa lagi setelah piyali kehilangan anaknya, kehadiran tunisha membuat hatinya sedilkit terobati akan kehilangan anaknya
Harsha : Kak, aku mohon bantu aku bujuk Sumedh, aku tidak tahan lagi, aku sangat sangat merindukan tunisha
Piyali mengangguk dalam tangisannya, kenapa dia tidak kepikiran untuk menemu Sumedh, kenapa dia hanya menunggu kabar dari tarun.
Piyali : Aku akan mencoba menemui sumedh, aku akan melakukan apa saja untuk tunisha, ya, aku akan menemui sumedh sekarang juga
Piyali melepaskan pelukannya dari harsha, dengan tergesa gesa Piyali berjalan menuju carport, harsha yang memanggil manggil piyali pun tidak dihiraukan oleh Piyali, membuat harsha mau tidak mau mengejar piyali, harsha tidak ingin Kakaknya kenapa kenapa, apa lagi Kakaknya sedang tidak enak badan.
Harsha : Kak, Kak piyali, Kak, tunggu
Harsha masih mengejar piyali sampai dicarport, namun harsha sudah melihat piyali memasuki mobilnya,
Harsha : Kak, Kak piyali tunggu Kak, Kak, buka pintunya dulu, aku ikut Kak
Piyali yang sudah berada di kursi kemudi langsung membuka kaca jendelanya
Piyali : Masuklah
Harsha dengan terburu buru masuk kedalam mobil piyali, ini pertama kalinya piyali mengemudikan mobil di Indonesia setelah bertahun tahun, namun tekadnya untuk menemui sumedh sangat kuat, hingga dia melupakan segalanya, yaaa semuanya demi tunisha.