Part 18

190 25 1
                                    

Sumedh baru sampai di markasnya, tadi malam sebenarnya ada janji dengan Aleya, namun sumedh baru datang ke markas sekalian ngurus transaksi.

Sumedh : Edo, keadaan di markas apa aman?

Tanya sumedh, Abhishek sedang di Banten mengawasi pembangunan jembatan yang akan di lakukan dua hari lagi, tentu saja Abhishek di tugaskan untuk menghalangi provokator, walau sudah mempekerjakan preman di sana namun sumedh tidak ingin kecolongan.

Edo : Semua aman Tuan

Edo melirik ke kanan, sumedh yang tau arah lirikan Edo mengangguk.

Sumedh : Bagus, waktunya meeting

Sumedh dan Edo serta beberapa anak buah sumedh yang ikut transaksi tengah malam nanti pergi ke ruang meeting.

Sumedh : Malam ini kita akan melakukan transaksi dengan pengedar narkoba, mereka biasanya mengedarkan narkoba pada artis dan model, ada juga penjabat, tempat transaksinya di stasiun manggarai, beberapa orang sudah mengawasi lokasi, walau kali ini hanya transaksi biasa, jangan sampai lengah, polisi bisa datang kapan saja, tertangkap polisi artinya kalian mati.

Edo menyerahkan obat kecil berwarna putih, obat itu di buat sumedh sebagai obat kematian cara kerjanya menghentikan detak jantung, semua anak buah sumedh yang melakukan transaksi selalu membawa obat itu, itu sudah perjanjian di awal, jadi suka tidak suka, mau tidak mau jika tertangkap polisi mereka akan menelan obat itu. Hingga saat ini belum ada anak buah Sumedh yang menelan potasium klorida, karena mereka bekerja cepat dan rapi, bukan mereka yang kehilangan nyawanya namun polisi lah yang kehilangan nyawanya.

Sumedh : Edo, siapkan keperluannya, aku akan menemui aleya

Edo mengangguk. Sumedh langsung masuk ke kamar Aleya, sumedh langsung di sambut Aleya yang duduk di sofa dengan lingerie warna hitam, kontraks dengan kulitnya yang putih.

Aleya : sumedh sayang, aku punya kejutan untuk kamu,

Aleya memberi isyarat Sumedh untuk mendekat.

Sumedh : Katakan

Aleya : Sayang,, kenapa kamu cuek sama aku sih, kasihan baby kita, dia kesepian tanpa kamu

Aleya mengelus rahang sumedh.

Sumedh : Apa maksud kamu?.

Sumedh mencengkram tangan aleya yang mengelus rahangnya.

Aleya : Aku hamil sumedh,, aku hamil anak kamu, bukankah ini berita yang menggembirakan,,

Aleya sepertinya belum sadar jika sumedh sedang menatapnya penuh dengan amarah,

Sumedh : gugurkan kandungan kamu jika kamu masih ingin hidup, jika tidak ingin menggugurkan kandungan kamu, lebih baik kalian mati bersama,

Wajah aleya yang tadinya happy kini langsung pias, bagaimana tidak, bisa bisanya sumedh menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya, apa sumedh sudah gila.

Aleya : Tapi kenapa sumedh, anak ini tidak bersalah, dia anak kamu, darah daging kamu,

Aleya masih tidak menyangka sumedh akan memperlakukan dirinya dan anaknya seperti ini.

Sumedh : Gugurkan anak itu sekarang atau kamu mati, aku tidak main main dengan ucapanku,

Sumedh meninggalkan aleya di kamarnya, sementara setelah sumedh pergi aleya menangis sejadi jadinya, bagaimana bisa sumedh ingin menggugurkan anaknya, bahkan ini darah dagingnya.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang