Sumedh mungkin benar benar membunuh pelayan dan pengawal di mansion ini, karena pagi ini malika tidak melihat Mia, Raras, Yasya, bahkan pengawalan di perketat, ada beberapa anjing penjaga yang berkeliaran di halaman mansion.
Malika duduk bersender di headbed sambil mengamati pelayan yang mondar mandir di kamarnya, ada pelayan yang menyiapkan air mandinya, ada juga pelayan yang menyiapkan sarapan untuknya ada juga yang membersihkan kamarnya.
"Nona, air mandinya sudah siap, mari saya bantu Nona," Pelayan yang mungkin bertugas untuk menyiapkan air mandi untuknya menghampiri Malika, dan ingin membantunya mandi
Malika : Aku bisa sendiri
Telapak kakinya masih terasa sakit jika digunakan untuk jalan namun
Malika tidak perduli, rasa sakit telah menjadi temannya selama ini, bahkan dulu malika telah merasakan sakit yang lebih dari ini, malika menapakkan kakinya di lantai, rasa nyeri langsung menderanya, namun dia tidak perduli dengan rasa nyerinya."Nona saya akan membantu anda,"
Pelayan ingin membantu malika, namun malika langsung menggeleng, dia tidak ingin pelayan pelayan barunya kena masalah lagi, cukup sekali malika membuat kesalahan hingga membuat orang orang tidak bersalah menanggung akibatnya.Malika : Aku bisa sendiri
Malika tetep keukuh tidak mau dibantu pelayan. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah, malika masih sanggup untuk melangkah, namun langkah selanjutnya malika tidak sanggup lagi tubuhnya oleng, beruntung ada tangan yang sigap menompang tubuhnya.
Sumedh baru saja masuk kedalam kamar malika, melihat malika yang hampir jatuh Sumedh langsung menangkap tubuh Malika
Sumedh : Apa yang kamu lakukan malika?.
Sumedh dengan tatapan mata tajamnya membuat malika cukup ketakutan, apa lagi jarak mereka sangat dekat. Para pelayan langsung menyingkir dari kamar malika tanpa di komando.
Malika : Aku, aku ingin mandi
Malika mencoba untuk membebaskan diri dari dekapan sumedh. Dengan langkah pelan malika jalan menuju kamar mandi. Sumedh menyadari jika ada darah di lantai, seiring dengan kaki Malika melangkah, buru buru sumedh menggendong malika, membawanya ke kamar mandi.
Malika : sumedh lepasinnn
Malika memberontak, namun sumedh tidak perduli, sumedh malah mempercepat langkahnya.
Sumedh mendudukan malika di atas closet, melepas perban yang menutupi luka di kaki malika, dengan hati hati Sumedh mengganti perbannya, selesai mengganti perban malika, sumedh melepas pakaian malika, sumedh yang akan memandikan malika, karena sumedh rasa Malika tidak bisa mandi sendiri.Malika dan sumedh sama sama diam, sumedh membantu Malika mandi, sebenarnya bukan mandi, sumedh hanya menyeka tubuh Malika, melihat luka di kaki Malika Sumedh takut aja Malika kesakitan saat lukanya yang belum kering terkena air.
Baju ganti Malika yang telah di siapkan pelayan di walk in closet Sumedh ambil, bahkan Sumedh sendiri yang mengganti baju Malika. Sumedh mendudukan Malika di sofa, sarapan Malika telah siap di meja. Sumedh langsung meninggalkan Malika di sofa, meeting pagi ini cukup penting dan Sumedh ingin menghadiri meeting kali ini.
Malika menghembuskan nafasnya pelan, dia tidak menyangka Sumedh akan membantunya. Melirik makanan yang tersaji di meja makan, Malika lagi lagi hanya menghembuskan nafas kasarnya, lagi dan lagi sarapannya hanya roti, susu dan buah, sesekali gitu sarapan yang enak, Malika ingin makan bubur ayam, mungkin bisa di bilang ngidam, namun itu tidak mungkin, Sumedh pasti tidak akan mengizinkan Malika makan, makanan seperti itu.