Part 61

169 27 5
                                    

Semua orang di depan ruang tunggu sumedh langsung murka setelah perawat mengantarkan kiriman bunga lily putih untuk sumedh. Siapa yang tidak murka, bunga lily putih biasanya untuk melambangkan duka, dan heeii sumedh belum meninggal kali.

Kartikey langsung meminta pihak keamanan untuk mencari orang yang mengirimkan bunga lily, dan meminta keamanan untuk memperketat penjagaan di lantai dua puluh.

Sementara di tangga darurat, tunisha tertawa terbahak bahak, akhirnya dia bisa mengirim bunga lily itu untuk sumedh, sumedh sebentar lagi akan mati. Tanpa tunisha sadari jika dia sedang diawasi lewat kamera yang terpasang di tangga darurat.

Piyali membawa malika keluar setelah tiga jam malika hanya menangis di samping sumedh, sebenarnya malika tidak mau, namun sata piyali mengatakan jika dia harus istirahat karena kandungannya mau tidak mau malika mengikuti piyali keluar dari ruang perawatan sumedh.

Tarun : Sayang kita makan dulu, kamu belum makan sama sekali

Malika : Dad, aku ingin bersama sumedh, sumedh dia terluka Dad, ini salah malika, ini salah malika, sumedh terluka ini salah malika, semua salah malika...

Malika merasa sumedh seperti ini karena dirinya. Jangan kira malika tidak tau jika saat malika pulang ke Indonesia sumedh mabuk dan mengurung diri, malika selalu mencuri kesempatan saat abhishek menghubungi kartikey atau pengawal yang menjaga sumedh, makanya malika bisa berasumsi jika sumedh seperti ini karenanya.

Tarun : Sayang, semua bukan salah kamu, jangan menyalahkan dirimu, sumedh akan baik baik saja, kita hanya perlu berdoa untuk sumedh

Tarun kembali menenangkan malika agar malika tidak menyalahkan dirinya.

Malika : Kalau lika tidak ke Indonesia sumedh tidak akan seperti inikan Dad, pasti kita semua lagi kumpul untuk menunggu makan malam kan,
Dad, semua salah malika kan?

Malika semakin menangis dalam dekapan tarun.

Kartikey yang tidak tega melihat malika seperti ini akhirnya mendekat, kartikey menekan titik akupuntur malika agar malika tertidur.

Piyali : ikey.. Malika?

Kartikey : ikey hanya menekan titik akupunturnya agar malika tidur sejenak

Piyali akhirnya mengangguk, piyali kira malika pingsan karena kelelahan.

Kartikey : ikey telah siapkan kamar sebelah untuk istirahat malika

Tarun mengangguk, tarun menyerahkan malika pada kartikey. Kartikey menggendong malika menuju kamar di samping tempat sumedh di rawat, disana telah di siapkan tempat tidur untuk malika, sebenarnya di kamar rawat sumedh ada juga tambahan tempat tidur, namun kartikey ingin malika benar benar istirahat jadi dia memesan kamar untuk malika.

*****

Erico dan Ariano entah harus senang atau kesal, senang karena sumedh tertembak, dari mata mata yang mereka kirim ke perusahaan, sumedh tertembak di tiga tempat, walau Erico dan Ariano tidak tau letak tembakannya namun mereka yakin jika sumedh sekarang sedang kritis, ini akan lebih baik jika mereka menyerang tarun dan keluarganya, tidak ada sumedh yang melindungi mereka.

Satu sisi mereka kesal, karena keempat orang miliknya tertangkap polisi, jangan sampai mereka bicara yang sebenarnya, namun itu tidak mungkin, mereka mungkin saja saat ini mati karena obat yang diberikan Erico, jika tertangkap mereka wajib minum obat itu, obat bunuh diri agar identitasnya tidak di ketahui orang lain..

Erico : Sekarang aleya telah mati, dia yang tau persembunyian tunisha, lebih baik kita mencari tunisha, jangan sampai anak buah tarun menemukan tunisha terlebih dulu, satu satunya alat kita untuk menghancurkan sumedh adalah tunisha

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang