Part 21

198 27 6
                                    

Malika masih terngiang ngiang dengan Tarun khana Khiel dan piyali munsi Khiel bertahun tahun Malika mengabaikan orang tuanya tapi gara gara seorang tunisha, Malika mencari tau tentang orang tuanya walau hanya melihat fotonya di internet, Malika membandingkan wajah tunisha, dirinya dan pasangan Khiel, walau malika memiliki kemiripan dengan mereka, namun malika tidak ingin berharap lebih, Malika bukan orang yang terlalu berharap banyak pada hal yang tidak pasti.

Sumedh : Malika?.

Sumedh memanggil Malika, sedari tadi, namun Malika sepertinya sedang asik dengan lamunannya. Sumedh yang melihat Malika masih asik dengan lamunannya, orange juss yang berada di meja samping kursi santai sumedh tempelin di pipi Malika, membuat Malika terlonjak dari tempat duduknya.

Malika : sum-sumedh?.

Malika antara yakin dan tidak yakin dengan sumedh yang ada di hapadannya saat ini.

Sumedh : Apa yang kamu lakukan disini?

Sumedh ikut duduk di kursi santai depan kolam renang.

Malika : Menikmati udara segar tentu saja

Balas Malika, namun sumedh tidak yakin Malika sedang menikmati udara segar di sore hari.

Sumedh : Melamunkan sesuatu, itu lebih tepat dibandingkan menikmati udara segar

Malika sepertinya tidak akan bisa membohongi sumedh, atau mungkin sumedh yang sudah kebal akan kebohongan, ahhh entahlah Malika tidak perduli.

Malika : Hanya merindukan Ibu kirtida, dan anak anak panti, sudah lama aku tidak menemui mereka

Memang Malika merindukan Ibu kirtida, dan anak anak panti, bukan hanya alasan semata.

Sumedh : Ingin pergi kesana?.

Entah apa yang Sumedh fikirkan namun mengajak Malika pergi ke panti asuhan tempat Malika di besarkan bukan hal yang salahkan?.

Malika : Apa boleh?.

Tanya Malika, hanya untuk memastikan, Malika tidak ingin hanya angan angan semata.

Sumedh : Jika kamu ingin pergi aku akan menemani kamu, ingat hanya ada satu kesempatan

Malika mengangguk dengan antusias diiringi dengan senyum menawan Malika yang mampu membius seorang sumedh, mungkin baru kali ini sumedh melihat senyum se indah ini, hingga membuatnya terpesona.

Malika : Aku akan bersiap terlebih dulu

Malika berjalan tergesa gesa menuju kamarnya. Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang mengawasi mereka berdua, matanya menyorot penuh dengan dendam dan kemarahan, siapa lagi kalau bukan tunisha.

"Non tunisha, apa yang anda lakukan?." Tanya Raras, melihat gerak gerik tunisha yang mencurigakan

Raras wajib mencari tau, semua pelayan disini tentu berpihak pada
Sumedh, jadi jangan salah jika sumedh tau apa yang terjadi di mansion ini walau Sumedha tidak ada di mansion.

Tunisha : Ngapain lo disini, pergi sana, ganggu aja.,

Raras langsung pergi setelah Tunisha membentaknya, lagian Raras tidak ingin mencari masalah dengan Tunisha.

***

Malika dan sumedh berhenti di
Supermarket, tentu atas permintaan Malika, mengambil troli, Malika langsung mengambil buah buahan, makanan ringan, dan keperluan mandi, bukan hal baru bagi Malika jika dia berkunjung ke panti asuhan, Malika akan membawakan makanan dan keperluan lainnya untuk anak anak panti, Malika sangat menyayangi mereka, dan Malika tidak ingin anak anak di panti asuhan mengalami kekurangan, Malika ingin mereka semua hidup nyaman, Bahagia, dan sehat tentu saja.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang