Sumedh menggendong malika, tentu saja setelah sumedh puas dia baru menyudahi permainannya, sementara Malika langsung tertidur setelah sumedh menyelesaikan aktifitas mereka.
Beruntung sumedh masih mau membawanya pulang, andai dia hanya pelacur sumedh mungkin dia akan di tinggal sumedh di apartemen itu sendirian.
Di dalam mobil sumedh masih setia memangku malika, padahal bisa aja dia meletakkan Malika di sampingnya
Siddrath : Tuan, bagaimana dengan tawanan di markas? (Siddrath saat ini duduk di samping supir)
Sumedh : Biarkan dulu, perempuan itu milikku, mungkin aku akan bersenang senang dengannya sebelum aku membunuhnya
Sumedh mengamati malika yang tertidur lelap di pelukannya, sumedh tersenyum tipis saat malika semakin mengeratkan pelukannya. Sepanjang perjalanan dari apartemen ke mansion, sumedh terus saja memandangi wajah malika, entah kenapa wajah terlelap malika mampu membuatnya nyaman, mampu membuatnya rileks, bahkan dengan melihat malika terlelap seperti ini sumedh mampu menyunggingkan senyumnya.
Sumedh menggendong malika menuju kamar milik malika di lantai dua, sumedh sendiri yang menggantikan baju malika dengan piyama yang diambilkan maid, tentu saja atas perintah sumedh.
Selesai menggantikan baju malika,
Sumedh langsung menyelimuti malika, lalu mengecup kening malika dan melumat bibir tipis milik malika sebelum dia melangkah pergi meninggalkan malika yang terlelap di kamarnya.*****
Tengah malam sumedh mendapat telfon dari Abhishek, pengawal setianya yang bertugas menjaga markas jika perempuan yang menjadi tawanannya melarikan diri, namun mereka bisa menangkap kembali perempuan itu walau dia mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. Sumedh langsung bergegas menuju markas miliknya yang berada di tengah hutan pinggir kota.
Sumedh : Dimana perempuan itu?
Abhishek : Dia berada di ruang kesehatan
Sumedh segera melangkah menuju ruang kesehatan yang berada di lantai dua, jangan kira markas milik sumedh ini kecil, bahkan markas sumedh ini hampir sama dengan mansion miliknya, di lengkapi dengan segala fasilitas khusus dan jalur rahasia, jika sewaktu waktu ada kejadian gawat darurat.
Sumedh langsung saja masuk kedalam ruang kesehatan, dia tidak memperdulikan Dokter yang masih memeriksa keadaan perempuan itu."Tuan sumedh" Ucap Dokter sedikit terkejut melihat keberadaan sumedh disini, pasalnya sumedh sangat tidak memperdulikan tawanannya, yang terluka, bahkan sumedh lebih memilih menghabisinya secara langsung dari pada merawatnya.
Sumedh : Bagaimana keadaannya?
"Dia baik baik saja, beruntung luka sayatannya tidak terlalu dalam, mungkin besok pagi dia bisa siuman,"
Sumedh mengangguk, setelahnya dia menyuruh Dokter itu pergi, di dalam ruangan itu hanya ada sumedh, perempuan yang belum di ketahui namanya, dan Abhishek yang masih setia menemani sumedh
Sumedh : Perketat penjagaan, jangan biarkan dia kabur lagi atau nyawa kalian yang ada disini sebagai gantinya
Abhishek hanya mengangguk. Sumedh meninggalkan ruang kesehatan, dia melirik jam di pergelangan tangannya, ternyata sudah jam empat pagi, sial dia bahkan belum cukup waktu tidurnya, namun nanggung juga jika dia tidur, akhirnya sumedh memilih untuk melanjutkan pekerjaannya di kantornya yang berada di markas miliknya.
Abhishek : Tuan, besok malam ada transaksi di pelabuhan, apa anda akan ikut atau hanya saya saja?
Abhishek terkadang mengambil alih tugas sumedh, bahkan para mafia lain tidak ada yang tau tentang sumedh, dan Abhishek karena mereka selalu menggunakan topeng untuk melindungi dirinya.