Part 15

235 36 0
                                    

Restoran ternama yang menghidangkan masakan khas Korea tiba tiba mengumumkan jika restoran ini tutup selama dua jam, beruntung hanya ada segelintir orang yang masih mengunjungi restoran itu setelah jam makan siang selesai.

Setelah memastikan tidak ada satupun pengunjung di restoran ini, para pelayan menghidangkan makan siang di lantai dua. Restoran ini memiliki dua lantai, lantai satu untuk pengunjung yang ingin bersantai, sementara di lantai dua, di kususkan untuk pengunjung yang menginginkan privasi.

Sumedh turun dari mobilnya dengan mengengdong malika, saat ini malika enggak tau sedang berada dimana dirinya, kaca mobil sumedh terlalu gelap untuk melihat keadaan sekitar. Dari basement sumedh membawa malika ke lantai dua dengan lift tentunya. Pelayan dan Koki sudah berjejer di depan pintu lift, menyambut kedatangan sumedh, yang membuat mereka tercengang adalah perempuan yang berada di gendongan sumedh, bukannya itu malika Geraldine, model papan atas yang memutuskan hengkang dari dunia model beberapa hari yang lalu, bahkan beritanya masih hangat di telinga.

Meja makan penuh berisi aneka makanan khas Korea, mulai dari sup rumput laut, Sup ayam gingseng, tteokbokki, Kimbap, Jjajangmyeon, Ramyeon. Baru saja sumedh menurunkan malika dari gendongannya, malika sudah mengambil mangkuk berisi ramyeon, sebenarnya Malika tidak terlalu perduli dengan sup rumput lautnya, yang Malika inginkan hanya ramyeon pedas menggugah seleranya. Sumedh langsung mengambil paksa mangkuk di tangan Malika

Malika : sumedh aku belum kenyang

Sumedh : Belum kenyang? Apa kamu lupa jika kamu ingin makan sup rumput laut bukan ramyeon?

Bentak sumedh, Malika hanya diam, menahan air matanya, sekali saja dia berkedip, mungkin air matanya akan mengalir di pipinya. Dengan tangan gemetaran, Malika mengambil mangkuk berisi sup rumput laut. Sumedh menghela nafasnya, melihat tangan Malika yang gemeteran karena bentakkannya barusan terselip rasa bersalah di hatinya, namun tidak, sumedh mencoba mengeraskan hatinya agar tidak terlena dengan perempuan termasuk Malika istrinya.

Malika hanya menghabiskan sup rumput lautnya, padahal Malika sudah mengincar Tteokbokki dari tadi namun Malika tidak berani untuk mengambilnya, meliriknya pun dia tidak sanggup, karena sumedh yang terus memperhatikannya dari tadi.

Malika : Aku sudah selesai

Malika meletakkan mangkuk tempat sup rumput laut.

Sumedh : Tidak ingin makan yang lain?

Dengan berat hati Malika menggeleng padahal hampir semua makanan tersaji disini makanan kesukaan Malika, apa boleh buat Malika tidak ingin kena bentakkan sumedh lagi.

Sumedh : Makanlah semau kamu

Pada akhirnya sumedh yang tidak tega melihat malika sedari tadi mengusap usap perutnya, bahkan tanpa di ketahui semua orang jika ada kesempatan sumedh membaca buku kehamilan dan cara cara mengurus anak.

Malika : Apakah boleh?

Sumedh : Aku tidak akan bicara dua kali cepat habiskan dan segera pulang

malika mengangguk, dengan gembira malika mengambil sumpit, memakan satu persatu makanan yang terhidang di meja makan. Melihat malika begitu lahap memakan semua hidangan yang tersaji di meja makan tanpa sumedh sadari dia tersenyum, tipis, sangat tipis, hingga sumedh sendiri tidak menyadarinya.

****

Abhishek yang awalnya ingin bersantai di markas harus menggantikan sumedh ke Kalimantan, entah apa yang terjadi dengan sumedh, namun sumedh sebenarnya jarang memintanya mengurusi panen ganja dan tanaman lainnya di perkebunan milik sumedh. Dengan malas malasan Abhishek melihat pohon sawit dari atas, namun ada hal yang mencolok yang membuat Abhishek waspada karena helicopter yang Abhishek tumpangi mengudara tidak terlalu tinggi.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang