Part 26

189 28 8
                                    

Keadaan Tarun pagi ini sudah membaik pasca dia mendonorkan darahnya pada Malika, bahkan Tarun mengabaikan piyali yang berada di depan kamar inapnya, mungkinkah istrinya semalaman berada disana, entah Tarun tidak perduli, saat ini yang menjadi fokusnya Malika anaknya dan calon cucunya.

Abhishek menyambut kedatangan
Tarun, di depan kamar inap Malika

Abhishek : Selamat pagi Tuan Tarun

Tarun : Pagi, gimana keadaan Malika?

Abhishek : Dokter sedang memeriksa keadaan Nona Malika, Tuan Sumedh meminta Dokter untuk menyiapkan kepulangan Nona Malika, Tuan Sumedh tidak ingin ada media yang tau, dan juga musuh musuh Tuan Sumedh sangat Banyak, jika sampai ada yang tau Tuan Sumedh memiliki istri maka Nona Malika yang akan menjadi sasarannya

Apa yang dikatakan Abhishek ada benarnya, Sumedh memiliki banyak musuh diluar sana dan Tarun tidak ingin terjadi sesuatu dengan Malika, apa lagi sampai dia kehilangan Malika untuk yang kedua kalinya,.

Tarun : Tuan, apa anda ingin masuk, sepertinya Dokter sudah selesai memeriksa Nona Malika

Abhishek menunjuk Dokter yang sedang bicara dengan sumedh, lalu berlalu dari hadapan sumedh.

Tarun : Aku akan masuk

Tarun dan Dokter yang memeriksa Malika berpapasan di depan pintu. Tarun langsung masuk, melihat Malika yang tidak berdaya terbaring di tempat tidur membuat hatinya tercubit, andai dirinya lebih cepat mengetahui jika Malika anaknya mungkin keadaannya tidak akan seperti ini.

Sumedh : Daddy, kenapa Daddy sudah disini?."

Sumedh tidak menyangka Tarun akan secepat ini menemui Malika.

Tarun : Daddy ingin bertemu Malika

Tarun berjalan menuju sisi tempat tidur malika.

Tarun : lika, bagaimana keadaanmu nak?."

Sementara malika hanya diam, jika piyali dan tunisha aja berperilaku buruk padanya apa lagi Tarun yang kelihatannya sangat menyayangi tunisha.

Tarun : lika, ini Daddy kamu nak, ini Daddy"

Tubuh malika seketika menegang, bagaimana bisa Tarun tau jika dia anaknya, apa mungkin, ahhhhh golongan darahnya langka, apa mungkin karena darah itu Tarun tau jika dirinya anaknya.

Malika : Maaf, sepertinya anda salah orang, anak anda bukannya tunisha, dan saya Malika, kita berbeda.

Malika yang melihat raut wajah Tarun yang penuh kesedihan dia sebenarnya ingin memeluk Tarun namun tidak, Malika mencoba mengeraskan hatinya.

Tarun : tunisha bukan anak Daddy, dia hanya anak adik Daddy sayang, kamu anak Daddy, Daddy sudah lama mencari kamu, ini Daddy sayang, Daddy disini

Tarun menahan air matanya, sebisa mungkin dia tidak ingin menangis di hadapan Malika.

Malika : Sekali lagi saya minta maaf, tapi selama ini saya hidup sendiri tanpa orang tua, saya sudah menganggap orang tua saya sudah meninggal.

Balasan Malika sangat sangat menohok hati Tarun.

Tarun : Enggak sayang, Daddy masih disini, Daddy masih berdiri dihadapan kamu, Daddy mohon likaa,, kembali pada Daddy, Daddy akan melakukan apa saja untuk mu, Daddy mohon kembali pada Daddy,

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang