Part 32

217 28 10
                                    

Sumedh masih memeluk malika, membiarkan malika merasakan kenyamanan dalam dekapannya, sumedh hanya ingin memberikan ruang untuk Malika meluapkan emosinya, walau dengan tangisan. Sumedh mungkin tidak tau apa yang dirasakan malika, namun lagi lagi sumedh hanya ingin memberikan waktu untuk Malika meluapkan semua yang dia pendam.

Sumedh menyadari tidak ada lagi suara tangisan Malika, namun
Sumedh membiarkan Malika dalam dekapannya, membuat Malika nyaman adalah prioritasnya saat ini.
Satu menit, dua menit, lima menit,
Sumedh melihat tidak ada tanda tanda pergerakan Malika, jangan bilang Malika kenapa kenapa?.

Dengan perlahan sumedh melonggoarkan dekapannya, sambil berharap Malika baik baik saja. Sumedh langsung menghembuskan nafas leganya setelah dia tau jika Malika tertidur, pelan pelan sumedh bergeser, agar malika bisa tidur di tempat tidur.

Setelah mengatur posisi tidur malika agar malika nyaman untuk tidur, sumedh bergegas ke kamar mandi, dia butuh mandi, walau badannya tidak bau, namun dari tadi malam sampai saat ini sumedh belum mandi, dia hanya ganti baju di mobil saking banyaknya urusan yang harus dia urus.

Tarun : sumedh, apa malika baik baik saja?

Saat ini sumedh dan tarun sedang duduk berdua di sofa ruang keluarga lantai dua, tepatnya di tengah tengah antara lorong kanan dan kiri.

Sumedh : Emmmm, malika baik baik saja, setelah menangis dia tertidur di pelukanku, namun tadi sempat aku cek pendarahannya, sepertinya hanya tinggal bercak aja Dad, lalu keadaan
Mommy gimana?

Tarun : piyali sama dengan malika, dia tertidur setelah puas menangis

Sumedh mengangguk, mungkin kebiasaan Mommy piyali menurun pada malika.

Tarun : sumedh, mengenai tunisha apa yang akan kamu lakukan kedepannya, setelah menghancurkan bisnis keluarga Steven, dan Steven sendiri?

Tarun tidak ingin sumedh terlalu lama menyiksa tunisha, bisa bisa tunisha gila mereka juga yang repot.

Sumedh : Mungkin tiga atau empat hari lagi Sumedh akan melepaskannya sumedh belum tau Dad, pengkhianatan tunisha tiga tahun lalu, dan juga kekerasan yang di lakukan tunisha pada malika, Sumedh tidak bisa tinggal diam, mungkin Sumedh tidak bisa membalas tunisha dengan kekerasan fisik karena sumedh menghormati Daddy dan Mommy, tapi sumedh bisa menyerang psikisnya tunisha, dan sumedh belum selesai dengan penyiksaan ini

Tarun tau betul apa yang dirasakan sumedh, dulu saat dia kehilangan malika, tarun juga melakukan hal yang sama pada orang orang yang ikut andil dalam penculikan malika menyiksanya dengan psikisnya lalu membunuhnya setelah puas menyiksa mereka, namun sampai saat ini dalang utama penculikan malika, tarun belum menemukannya, entah mereka terlalu licik atau mereka berada sangat dekat dengan tarun dan piyali hingga tarun tidak menyadari semuanya.

Tarun : rushiraj dan harsha terus terusan mendesak Daddy, namun semua itu Daddy kembalikan padamu, bagaimana menghadapi orang tua tunisha

Sumedh mengangguk, beruntung dia mendapatkan orang tua seperti tarun, walau hanya orang tua pengganti namun sumedh bisa merasakan kasih sayang nyata dari mereka berdua dulu, sebelum semuanya runyam seperti ini.

Sumedh : Sumedh akan mengeluarkan tunisha saat sumedh mau, sumedh juga akan lebih teliti mencari dalang penculikan Malika, sumedh yakin mereka akan menampakkan dirinya dalam waktu dekat, tidak mungkin selamanya mereka akan diam memantau, pasti mereka akan bergerak ketika mereka tau kita telah menemukan lika

Tarun mengangguk, benar apa yang dikatakan sumedh, tidak mungkin mereka akan sembunyi terus terusan, pasti mereka akan bergerak untuk mengusik tarun dan keluarganya kembali.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang