Epilog

423 35 22
                                    

Sumedh selama di Indonesia bener-bener memperlakuan malika dengan baik, bahkan jarang sekali datang ke kantor ataupun datang ke markas untuk memimpin transaksi secara langsung karena malika sangat manja pada sumedh bahkan di mana ada malika di situ harus ada sumedh. Tapi sumedh tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena sumedh tahu bagaimana susahnya hamil beruntungnya orang tua mereka sejak seminggu yang lalu telah datang ke Indonesia, usia kandungan malika yang memasuki delapan bulan lebih dua minggu membuat mereka datang ke Indonesia, mereka tidak mau ketinggalan momen dimana malika melahirkan cucu mereka.

Sore ini piyali, malika, tarun dan sumedh sedang duduk duduk santai di taman belakang menikmati senja tiba-tiba mereka dibuat kaget dengan rintihan dari malika, perutnya tiba tiba sakit membuat malika meringis kesakitan hal itu tentu saja membuat sumedh dan tarun panik, mereka takut malika kenapa kenapa.

Sebenarnya malika sudah merasakan perutnya sakit beberapa hari ini, malika, menghubungi Dokter kandungannya tanpa sepengetahuan sumedh, karena malika yakin sumedh langsung membawanya ke rumah sakit jika tau malika mengalami kontraksi palsu. Tapi kali ini bukan kontraksi palsu, perutnya mulas dan bayi dalam kandungannya menendang nendang seperti ingin keluar, dan malika merasa ada cairan yang merembes dari vaginanya.

Sumedh : malika kamu tenang dulu ya sayang, Sumedh, tarun bawa malika masuk ke dalam.

Sumedh : Enggak Mom, kita harus bawa malika ke rumah sakit Mommy lihat malika kesakitan sumedh takutnya malika kenapa kenapa bukannya ini mendekati hari kelahiran malika sepertinya malika akan melahirkan lebih cepat daripada perkiraan Dokter kita harus memastikan lebih baik kita membawa malika ke rumah sakit, sumedh tidak mau terjadi sesuatu pada malika

Apa yang dikatakan sumedh memang benar tapi piyali yakin ini hanya kontraksi palsu, biasanya ibu hamil akan mengalami kontraksi palsu menjelang hari kelahiran buah hati mereka sama seperti yang malika alami saat ini.

Tarun : sumi benar piyali, kita harus membawa malika ke rumah sakit untuk memastikannya. Bagaimana kalau ini bukan kontraksi palsu, lebih baik kita segera membawa malika ke rumah sakit

Tarun setuju dengan sumedh, malika harus di bawa ke rumah sakit. Melihat malika yang terus kesakitan, sumedh langsung menggendong malika menuju carport, beruntungnya ada mobil yang selalu siaga jadi sumedh langsung memerintahkan sopirnya untuk membawa malika ke rumah sakit.

Tarun dan piyali menyusul menggunakan mobil yang lainnya

Sumedh : malika sayang kamu sabar dulu ya kita bentar lagi sampai rumah sakit kamu harus tahan dulu

Walau sumedh Dalam keadaan panik namun dia harus bisa menenangkan malika yang sedari tadi merintih kesakitan lengan sumedh tidak luput dari remasan tangan malika karena malika sedari tadi terus menggenggam lengan sumedh untuk melampiaskan rasa sakit.

Malika : Sakit sumii sakit, rasanya sakit, ayo dong cepetan aku udah nggak kuat, sakit perut aku

Sumedh hanya bisa menenangkan malika, sumedh sendiri juga tidak tau harus ngapain? Sumedh benar benar bodoh dalam hal ini.

Sumedh : Tahan dulu sayang bentar lagi kita sampai kamu harus kuat, baby Daddy tahu kamu enggak sabar pengen melihat dunia ini. Sabar ya Jangan buat Mommy kamu kesakitan

Sumedh mencoba menenangkan malika dan juga bayi dalam kandungan malika dengan mengusap-usap perut malika, juga mengajak bayi dalam kandungan malika bicara walau tidak memberikan dampak yang besar tapi dengan usapan tangan sumedh di atas perut malika, malika merasa perutnya tidak sekencang tadi dan tendangan-tendangan di perut malika tidak sekuat tadi, anak dalam kandungan nya itu sepertinya sangat patuh pada sumedh.

Marriage On PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang